2. Pernikahan

1K 22 0
                                    


Nana memarkir motornya di halaman rumah begitu telah sampai dirumah sederhana milik orang tuanya, tampak di dalam sedang ada tamu dari jauh sebab nana juga melihat mobil Alpart yang terparkir dihalaman samping rumah.

Hasyna langsung turun dari motor, perawakannya yang kalem membuat gadis itu tetap terlihat tenang meskipun sedang cemas sebab belum tau apa yang akan diberitahu oleh ibunya. Ia berjalan pelan menuju pintu utama yang memang sudah terbuka, dilihatnya sepasang sendal perempuan dengan brand ternama ada di teras rumah, sepertinya tamu bapak ibunya siang ini bukanlah orang miskin seperti dirinya, hal ini bisa dilihat dari mobil dan sendal yang ada di teras rumah.

"Assalamualaikum". Ucap Nana sedikit menyembulkan kepala di balik pintu dengan wajah malu-malu hendak masuk, mendengar suara lembut Hasyna mengucap salam sontak yang di dalam membalas salam itu.

"Waalaikumsalam". Serentak mereka menjawab dengan wajah wajah bahagia seolah apa yang ditunggu tunggu akhirnya datang dan ada didepan mata mereka.

"Wah, Nana sudah pulang". Ucap salah satu tamu, Nana melempar senyum sangat ramah siang ini meski ia sendiri belum pernah bertemu dengan sepasang suami istri yang umurnya hampir seumuran bapak, ia masuk perlahan menghampiri ibu dan bapak yang tengah duduk bersama sepasang suami istri yang menjadi tamunya.

Digamitnya tangan Ibu dan bapak, tak lupa ia selalu mencium tangan orang tuanya sebagai tanda bakti dan adab yang masih dijunjungnya hingga saat ini. Beralih pada tamu-tamu bapaknya, Hasyna memandang mereka berdua bergantian dengan tatapan lembut, wajahnya yang teduh seolah menghantarkan energi positif dan ketenangan bagi siapa saja yang memandangnya.

Pak Danu, tamu bapak Hasyna siang ini memberi gadis 18 tahun itu senyum hangat saat Hasyna meraih tangannya dan menciumnya seperti apa yang dilakukan Hasyna pada orang tuanya. Setelah itu Nana menggeser tubuhnya dan menggamit tangan istri pak Danu.

"capek banget ya baru pulang?". Tanya istri pak Danu dengan penampilan yang modis, kulitnya bersih bahkan terlihat awet muda tanpa kerutan diwajahnya, perempuan itu juga mengusap kecil kerudung merah muda yang dikenakan oleh Hasyna.

Nana tersenyum tipis, sejenak dilihatnya perempuan cantik berpenampilan modis didepannya. "nggak begitu kok tante". Balas Nana singkat kemudian pamit untuk masuk ke dalam karena merasa tidak enak jika ikut nimbrung urusan orang tua apalagi jika tidak diminta untuk duduk bersama.

"Maaf ya Tante, Nana masuk dulu masih bau matahari". Ucapnya sedikit basa basi, ia memberi isyarat kepada ibu karena ingin bertanya mengapa harus cepat-cepat pulang, tidak berapa lama ibu menyusulnya ke kamar seolah mengerti bahwa putri sulung itu telah menunggunya.

"Ibu ada apa?, Kenapa tiba-tiba minta Nana untuk pulang?".

Ibunya tidak langsung menjawab, wanita itu justru menarik nafas panjang dan menghempaskannya kuat, seolah memberi sinyal bahwa apa yang terjadi memang sulit untuk diutarakan pada putri sulungnya.

"kamu bersih-bersih dulu, ganti baju, ada tamu nggak enak masa anak gadis ibu masih bau matahari!". Suruh ibunya berusaha menetralkan suasana, walaupun masih bingung kenapa ibunya tidak langsung menjawab namun Hasyna segera mengambil baju ganti dan pergi ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu, meskipun tadi sudah salat zuhur saat di perjalanan namun ia tetap ingin menjaga wudhunya.

Saat selesai mandi ibunya kembali datang menghampirinya yang sedang duduk ditepi ranjang, Nana yang sudah tidak sabar mendengar alasan ibu memintanya segera pulang kembali ingin bertanya, rasanya masih ada yang mengganjal jika belum mendengar sendiri jawaban dari mulut ibunya.

"makan dulu ya, ngga enak om dan tante sudah nunggu kamu buat makan siang bareng!". Jawab ibunya sedangkan Nana hanya meringis kecut tak mendapati jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang