Setelah mendapat nomor PIN baru dari suaminya Hasyna langsung bersiap mengganti baju semalamnya yang sudah bau keringat dan matahari, kali ini ia mengambil blouse batik dan rok span serta kerudung berwarna putih kebiruan yang sudah tertata rapi dilemari bajunya sesuai jadwal seragam hari ini yang telah ditentukan pihak kampus. Diingatnya betul bagaimana tadi Rama marah padanya karena dirinya pulang terlambat hingga malam, laki laki itu sama sekali tidak bertanya dari mana?, ada apa?, dan mengapa.
Laki laki itu langsung memberi penilaian sepihak yang membuatnya harus tidur diluar kamar semalaman dengan tubuh lelah yang hampir terasa ingin remuk setelah seharian ia ajak berlarian.
Hasyna dengan cekatan menata bukunya kedalam ransel dan memasukan laptop yang baru saja ia cars karena semalam batrenya lowbat ke dalam tas jinjing warna hitam khusus laptop yang tiap hari ia bawa kemana mana, dirasanya sangat lega setelah berhasil memberi penjelasan pada suaminya apalagi Rama hanya menyuruhnya untuk membersihkan ruang kerjanya sehabis pulang kuliah nanti, lagi pula sore ini ia tidak punya jadwal untuk mengajar bimbel seperti kemarin jadi hukuman dari Rama akan terasa lebih ringan untuk dikerjakan sehabis kuliah nanti tanpa banyak mengganggu waktunya untuk belajar dan membuat tugas tugas kuliahnya.
Sejak kemarin kembali aktif kuliah Nana hanya sempat bertemu Hanan sebentar dan tidak sempat mengobrol, begitu pula saat di tempat bimbel Hanan hanya datang untuk meminta izin tidak mengajar karena ada acara diluar kota dan memberi tahunya akan pulang hari ini, kegiatan sahabatnya itu memang dua kali lebih padat dibanding kegiatannya yang itu itu saja. Bagi Hanan tiada hari tanpa berorganisasi dan melakukan kegiatan kegiatan yang bersifat kemanusiaan yang melibatkan banyak orang, sahabat dari kecilnya itu memang tergolong cukup aktif dalam kegiatan bakti sosial sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama.
Gadis itu beranjak dari sudut tempat tidur, berjalan menuju jendela dimana gorden sudah ia buka sejak masuk kamar tadi hingga sorot cahaya sang mentari bisa menerobos masuk kekamarnya yang membawa kehangatan bagi hatinya yang terasa dingin selama berada dirumah suaminya sendiri, baginya rumah ini tidak lebih nyaman dari kamar kostnya yang hanya berukuran 3x3 dengan kamar mandi luar.
Masih dengan jelas diingatnya kejadian beberapa hari lalu saat dirinya dikeluarkan simbok dari kamar mandi setelah dikunci seharian didalamnya oleh Rama yang marah lantaran ia berucap tidak baik pada Clara, saat itu dirinya nekat pulang ke kostan dan berniat untuk kembali tinggal disana namun menuju tengah malam Rama justru datang dan membawanya pulang dengan paksa.
Seperti halnya tadi saat dirinya berucap hendak kembali ke kos saja jika memang tidak boleh tinggal dirumah ini membuat Rama terlihat begitu tidak senang dengan ucapannya, laki laki yang semula diam mendengarnya berbicara mengenai mengapa ia bisa sampai pulang telat langsung membalasnya dengan mimik wajah yang cukup membuatnya takut.
Entahlah apa yang sebenarnya ada difikiran laki laki 28 tahun itu sehingga berbuat begini padanya dan selalu marah marah setiap harinya, bukankah waktu itu Rama sendiri yang berujar jika kita bisa mengurus diri kita sendiri sendiri tanpa mengurusi urusan satu sama lain, tapi mengapa beberapa kali Rama sudah melanggarnya sendiri?.
Hasyna memandang pemandangan jalan yang langsung terlihat dari jendela, suasana dan keadaan sekitar pun terlihat oleh matanya yang sudah 2 hari ini menangisi keadaannya yang terasa begitu pilu dirumah ini.
Alih alih dicintai oleh laki laki yang sudah menikahinya beberapa hari yang lalu, selama menikah ia justru lebih banyak menyimpan sakit dan melihat suaminya berzina didepan mata dengan sengaja.
Meski begitu pagi ini Hasyna bisa mengutas senyum lega karena Rama masih mengizinkannya untuk kuliah dan mengajar bimbel, meski tidak secara langsung berucap namun laki laki itu tadi pagi menerima penjelasan yang ia berikan mengapa bisa pulang hingga malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
bidadari_ku menangis
Romance*** Hashyna, gadis 18 tahun yang harus menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan seorang pewaris "Bhaskara group". Ia yang tidak tau menau tentang perjodohan ini akhirnya dibenci tuan muda lantaran dianggap sebagai pengganggu dalam kehid...