78. Pasar kaget.

486 32 8
                                    

Hasyna tersenyum tipis ditengah kekawatiran akan rencananya untuk minta berpisah setelah Rama mengantarnya kekampung nanti, dari kalimat Rama barusan juga seolah menegaskan bahwa laki laki ini memang tidak ada niatan untuk mengajaknya berpisah dan mengakhiri rumah tangga yang penuh drama ini.

Sesekali dihirupnya udara yang tiba tiba terasa sejuk, angin berdesir lembut hingga mengayun ayunkan ujung kerudungnya. Bulan depan setelah hasil pemeriksaan akhir keluar ia akan menagih janji Rama untuk mengantarkannya kekampung.

"Mas janji ya, ngga bohongin Nana?". Ucap Hasyna pelan, nada bicara gadis itu penuh keraguan apalagi dengan serentetan kejadian kejadian pahit yang dialaminya saat bersama laki laki ini membuat kepercayaannya semakin memudar. Sebenarnya Hasyna hanya ingin memastikan jika Rama akan benar benar mengantarnya pulang.

"Janji....". Rama membalas Hasyna dengan mengacungkan kelingkingnya, meski was was ia akan tetap berusaha tenang sembari mencari jalan agar Hasyna tidak minta dipulangkan kerumah orang tuanya, laki laki itu telah berfeeling jika setibanya disana Hasyna pasti tidak mau diajak kekota lagi. Gadis itu tersenyum kecil, Rama yang tidak mendapat balasan jari kelingking dari Hasyna langsung menyambar kelingking kiri tangan gadis itu yang berada tidak jauh darinya. Hasyna yang kaget juga tidak bisa menolak banyak, yang ada dalam fikirannya hanya ingin sehat dan bisa segera pulang kekampung, mengubur rasa cintanya dalam dalam dan memulai hidup baru tanpa Rama. Cintanya memang dalam, tapi jika bertahan hanya berujung kekecewaan mengapa harus selalu diperjuangkan.

"Mas janji temenin nona buat jengukin bapak sama ibuk". Ucap Rama sambil mengangkat tangannya keudara dimana kelingkingnya dan kelingking Hasyna saling tertaut. Sesaat Nana terdiam, kembali dirasakannya sikap hangat Rama yang dahulu sempat membuatnya nyaman. Tapi kali ini ia akan melawan segala rasa cinta dan kasih sayang yang ada, membuangnya jauh jauh hingga ia tidak akan tersakiti lagi, jangan sampai bertambah nyaman dan menimbulkan rasa cinta seperti kemarin kemarin.

Hasyna tersenyum getir, sesekali pula Rama masih melihat tatapan mata kosong dari istrinya. Meski tersenyum ia bisa merasakan dengan jelas jika gadis ini masih menyimpan rasa takut dan kekawatiran.

"Mas bawa ayam tepung buat nona". Ucap Rama sambil membuka kotak ayam yang sedari tadi ia bawa,

"Dimakan ya". Lanjutnya sambil memberikan kotak ayam itu pada Hasyna setelah ia mengambil satu potong paha. Gadis itu terdiam, mimik wajahnya terlihat bingung dan ketakutan dengan kepala yang menoleh kesamping kanan kiri dan belakang seolah mencari seseorang.

"Nona cari siapa?". Rama menatap lembut gadisnya, Hasyna tidak menjawab apapun dan malah menunduk dengan ekspresi takut, fikiran buruk kembali membawanya mengingat kejadian beberapa waktu lalu saat Rama pulang kerja membawakannya ayam tepung. Waktu itu Rama mengajaknya makan di meja makan, momen pertama ia makan dimeja itu bersama suaminya namun saat saat bahagia itu sekejap harus berganti karena perempuan itu datang dan mengusirnya hingga hari setelah itu adalah hari hari buruk yang harus ia lalui sendiri dirumah ini.

"Tidak ada siapapun kecuali kita nona, aman kok. Mas jagain nona disini". Ucap Rama lembut, ia menarik kotak ayam yang belum diterima Hasyna kemudian mengambilkan sepotong ayam tepung bagian paha favorit gadis ini.

"Ayo, terima". Ucap Rama lagi sambil menyodorkan ayam mendekati gadis itu, ia tau Hasyna masih takut takut padanya sehingga gadis ini lebih berhati hati.

"Maaf tangan kiri,". Ucap Hasyna dengan suara lirih, Hatinya pilu mengingat kejadian kejadian yang telah dengan susah payah ia kubur. Lukanya berhasil sembuh namun tidak dengan bekasnya bahkan rasa sakit terkadang masih ada dan bisa tiba tiba hadir kapan saja.

"Terimakasih". Ucap Hasyna begitu tangan kirinya telah mengambil ayam dari tangan suaminya, Rama tersenyum bahagia melihat Hasyna yang tersenyum padanya, sebenarnya hatinya juga sakit saat mendengar kata terimakasih dari mulut istrinya. Hanya sepotong ayam yang diterima ia sudah berucap terimakasih.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang