5. Dijemput paksa

737 15 0
                                    

Setelah pergi bersama Clara seharian tiba-tiba saja Rama teringat sebelum pergi pagi tadi ia sempat mengunci Hasyna di kamar mandi dan meninggalkannya sebagai hukuman karena gadis itu berlaku tidak sopan kepada pacarnya.
Rama yang mengingat itu langsung buru-buru menelpon simbok Siti berniat untuk mengeluarkan Nana dari kamar mandi,  pikirnya cukuplah hukuman karena ketidaksopanan Nana kali ini.

"Halo mbok, masuk ke kamar Nana keluarkan dia dari kamar mandi, saya menguncinya dari tadi pagi!". Ucap Rama memerintahkan simbok untuk segera pergi ke kamar mandi,  hatinya was-was juga karena sudah 6 jam mengunci Hasyna di kamar mandi sejak pukul 9 tadi. Ia takut gadis itu kenapa-napa apalagi Nana masih sangat asing di rumahnya.

Simbok yang sedari dulu tahu betul bagaimana sikap Rama sangat mengerti tentang kedisiplinan laki-laki itu, simbok bergegas lari ke kamar Hasyna dan membuka pintu yang sebelumnya telah ia ketahui barcode kamarnya, perempuan tua itu langsung saja menerobos menuju kamar mandi dan benar saja begitu pintu dibuka ia menemukan Hasyna di dalam sana.

"Terima kasih". Ucap Nana begitu pintu kamar mandi telah dibuka, ia langsung beranjak dan keluar dari sana.

"Aden Rama yang meminta saya untuk membukakan pintu kamar mandi ini mbak". Ucap simbok memberi tahu.

Nana manggut-manggut mengiyakan. "Mas Rama juga yang mengunciku di sini". Balas Nana sedikit kesal. Simbok tersenyum mengerti kejengkelan yang dirasakan nonanya sore ini.

"Memang tuan muda orang yang disiplin mbak, sepertinya dia tidak mau mbak Nana berkata kasar".

Nana mengernyitkan alisnya tidak mengerti ucapannya yang mana yang disebut kasar, apalagi selama ini ia terkenal sebagai seseorang yang jarang bicara juga kalem pembawaannya.

"ya sudah makasih ya mbok, sekali lagi makasih". Ucap Hasyna kemudian bergegas mengambil ransel yang tadi pagi telah di siapkan.

"Mbak Nana mau ke mana?". tanya simbok menghentikan lari Nana.

"Saya harus ke perpustakaan kampus sebentar,  besok sudah mulai masuk kampus". Ucap Nana yang mulai mengerti tentang simbok Siti, tahu betul jika ia berkata hendak tinggal di kos kosan pasti simbok akan melarangnya dan juga akan memberi tau Rama.

"Hati hati ya mbak". Ucap simbok dan tidak lama Hasyna pergi meninggalkan simbok dikamarnya, dalam hatinya merasa lega karena dapat keluar rumah ini, bayangkan saja baru sehari dirumah ini ia telah diusir dari kamar, diomeli pacar suaminya, bahkan dihukum dikunci dikamar mandi hanya karena tidak sopan dengan wanita itu, lebih tidak sopan mana dengan mas Rama yang tidak tau malu terang terangan punya perempuan lain di depan istrinya?.

Nana keluar rumah berjalan menuju pertigaan mencari angkot menuju jalan raya dan berganti naik bus menuju ke perpustakaan kampus kemudian pulang ke kost dan tidur disana.

Akan sangat membagongkan hidupnya jika ia harus berlama lama tinggal disini bersama orang orang yang tidak waras.
*****

Simbok bolak-balik dari dapur menuju pintu depan, sedari tadi ia mengamati jam dinding yang tidak berhenti berputar. Waktu menunjukkan pukul 10 malam, namun Hasyna yang dititipkan oleh Rama kepadanya belum juga pulang, apalagi ia tidak memiliki nomor HP perempuan itu, Rama pun demikian sejak tadi pagi pergi bersama Clara juga belum pulang, ia ingin menelpon Rama namun takut mengganggu waktu tuan mudanya.

Saat kekawatiran menyelimuti hati wanita 65 tahun itu menanti kepulangan istri dari tuan mudanya, tiba tiba pintu utama terbuka dan terlihat Rama tengah berjalan dengan langkah kaki yang jenjang memasuki ruang utama tempatnya berdiri.

Memang diakui simbok, laki-laki yang ia urus sedari kecil itu memiliki kharisma yang luar biasa, tubuhnya atletis, tinggi, berotot, juga wajah yang tampan apalagi didukung dengan kecerdasan serta kekayaan yang dimiliki, Rama kecil yang ia timang-timang dulu kini telah menjelma selayaknya seorang pangeran atau bahkan seorang Ksatria yang berkarisma.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang