14. Mabuk

1.2K 17 0
                                    

Ponsel yang berbunyi dan bergetar di samping tempat tidur membuat Nana yang baru saja terlelap akhirnya terbangun, gadis itu menggapai ponsel pada buffet di samping tempat tidur dan melihat  nama sahabat suaminya tertera di layar ponsel, dengan nyawa yang belum terkumpul seutuhnya Hasyna tidak dapat berpikir apapun kenapa Angga bisa menelponnya malam malam begini, ia langsung memencet tombol hijau dan menyeretnya ke atas untuk menerima panggilan itu.

Dengan mata tertutup Hasyna menerima telepon dari Angga dan menempelkannya ditelinga.

"Assalamualaikum mas Angga". Ucap Nana  mengawali perbincangan dengan suara terputus-putus karena masih merasakan kantuk yang amat sangat.

"Lu udah tidur Na?". Tanya Angga menerka nerka karena mendengar suara Nana yang tidak menggunakan intonasi dengan jelas.

"Iya mas, baru aja tidur.
Ada apa malam-malam begini telepon Nana?". 

"suami lo nih". Jawab Angga, terdengar nada kesal pada suara itu yang membuat Nana penasaran.

"kenapa sama mas Rama?".

"mabuk berat, malam ini gue bawa dia pulang. Lo urus dia di rumah deh, gue capek banget!!!". Ucap Angga, dari nada bicaranya laki laki itu juga terdengar hendak menunjukan kekesalannya.

Nana yang mendengar kabar Rama sedang mabuk berat akhirnya terbangun, ia mengucek matanya yang tiba tiba saja terasa gatal, dirinya yang sebelumnya tidak pernah mengerti tentang dunia permabukan juga tidak pernah mengurus orang mabuk membuat rasa kantuknya hilang mendengar kalimat Angga barusan. Dalam bayangannya orang mabuk adalah layaknya orang yang tengah kesurupan dan bisa berbuat apa saja diluar kendali. Sangat menyeramkan juga menakutkan.

Gadis itu meminum air putih yang telah ia sediakan semalam untuk mengusir rasa takut yang tiba tiba saja menyerangnya, bayangan Rama pulang dengan sempoyongan seperti difilm film china saat tukang judi meminum banyak arak memenuhi otaknya, ia benar benar takut jika Rama akan berbuat hal yang tidak tidak padanya sebab laki laki itu tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Tidak lama Hasyna beranjak turun ke lantai dasar dan duduk di sofa menunggu Angga mengantarkan suaminya yang sedang mabuk itu pulang, cemas cemas takut hatinya berdebar kencang menyelimuti doa doa yang ia panjatkan saat ini, berharap semuanya akan baik baik saja dan ia bisa melewatinya dengan ketetapan hati yang lapang untuk menerima segala sesuatu yang telah digariskan.

Tidak perlu  lama menunggu Hasyna  telah melihat Angga sedang memapah Rama yang memang tidak seutuhnya sadar karena mabuk berat, bahkan untuk berjalanpun Rama tidak mampu.

Melihat Angga dan Rama, Nana yang semula duduk langsung berdiri dan mendekat. Tangannya gemetar hebat melihat suaminya yang tidak mengenali dirinya sama sekali.

"Mas Rama sama siapa tadi mas?". Tanya Nana kepada Angga,  ia yang selama ini belum pernah bersentuhan dengan Rama tidak berani terlalu dekat dengan laki-laki yang telah menjadi suaminya, lagi pula Rama juga tidak akan mau ia sentuh karena dalam hidup laki laki itu tidak pernah menginginkan kedatangannya.

"Sama si kera!!!!!". Jawab Angga, ia mendengus kesal.
Nana yang belum tahu jika Angga memang tidak menyukai Clara tidak mengerti siapa itu kera, orang yang dimaksud Angga bersama Rama malam ini hingga Rama mabuk berat seperti ini.

"kera". Nana mengulangi lagi nama yang tadi disebutkan oleh Angga, nama itu terdengar aneh ditelinga karena lebih mirip dengan nama hewan ketimbang manusia.

"Ah sudahlah, gak usah dibahas. Berat banget nih suami lu". Seloroh Angga sambil berjalan memapah Rama, malam ini ia sedang tidak ingin membahas perempuan jalang yang hanya menggerogoti diri sahabatnya bahkan punya niatan menguras habis harta sahabatnya.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang