Jam dinding yang berputar menunjukkan waktu begitu cepat berlalu. Tangis, tawa dilalui gadis 18 tahun yang harus dipaksa cepat menikah oleh orang tuanya begitu membuatnya terpukul, mematahkan sayap sayapnya yang hendak melebar untuk terbang hingga membuatnya jatuh kedasar jurang.
Gadis itu berjalan lesu setelah keluar dari lift, ini adalah kali kedua baginya menggunakan lift yang ada di rumah ini setelah beberapa hari lalu menggunakannya karena memakai gaun dan kesulitan jika harus menuruni tangga. Rama mengikutinya dari belakang, laki-laki tampan dengan postur tubuh atletis membuat laki-laki yang berjalan dibelakang gadis kecilnya sangat digemari oleh kalangan muda khususnya kaum hawa, tangan kanan pemuda itu memegang tas kresek kecil yang berisi obat yang baru saja di tebus setelah membawa gadis itu ke rumah sakit untuk periksa.
Nana masuk ke dalam kamarnya sendiri, sebelumnya ia berhenti sebentar menunggu Rama yang berjalan di belakangnya lantaran ingin berucap terimakasih telah mengantarnya kerumah sakit, namun.
"Cepat masuk!!!". Ucap Rama begitu telah dekat dengan istrinya, Nana yang semula mengira bahwa Rama akan memberikan bungkusan obat itu dan akan meninggalkannya ternyata salah berprasangka, laki-laki itu memintanya masuk ke kamar bahkan ia mengikutinya dari belakang. Terdengar Rama menutup pintu dengan lembut dan berbalik badan melihat Hasina yang langsung ke kamar mandi untuk cuci tangan.
"Mas makasih ya". Ucap Nana mendekati Rama yang tengah melihat buku-buku Nana yang ada di meja. Tidak menjawab ucapan terima kasih dari Nana, Rama justru mengisyaratkan agar gadis itu duduk, Nana mengikuti perintah Rama untuk duduk di kursi meja belajar yang tidak jauh dari tempat tidur, Rama membuka kantong kresek yang tadi ia bawa dan mengambil satu butir obat kemudian menggapai air yang ada di atas bufet 3 laci yang ada di samping kasur yang ditiduri Hasina.
Mengayunkan langkah berjalan pelan menghampiri gadis itu.
"minum!". Perintahnya memberikan satu butir obat dan menyodorkan air mendekat ke mulut Nana."Istirahatlah hari ini, jangan ulangi kesalahanmu lagi dan jangan membuatku marah!!!!. Aku akan menghukummu jika kamu masih saja bandel seperti pagi ini!!!". Rama memberikan penekanan pada ucapannya, ia tahu betul Hasina tidak akan mengindahkan apa yang ia katakan, gadis ini terlalu keras kepala dengan pikiran dan keinginannya sendiri.
"apa Nana masih boleh keluar dari kamar ini?". Tanya Nana lirih dengan tatapan sayu, ia melihat Rama yang sedang menunduk melihatnya, tatapan mereka bertemu . Teduh sekali dirasakan Nana ketika melihat Rama yang begitu kalem kepadanya, bahkan tatapan Rama mampu membuatnya hanyut meski telah berusaha sekuat tenaga membatasi dirinya dan Rama karena sadar hanya dianggap pembantu oleh Rama.
"Apa kamarmu kurang luas, sampai dalam keadaan sakit pun kamu masih mau menuruni tangga untuk turun??". mendengar jawaban itu Nana sudah paham bahwa Rama juga melarangnya untuk turun.
"Kalau Nana haus, lapar??". Nana berusaha mencari pertanyaan lain agar bisa keluar dari kamar ini, paling tidak ia bisa menghirup udara segar di halaman rumah.
"pelayan akan mengantarkan makan dan minuman untukmu, jangan takut kelaparan di rumah ini Hasina!!". Rama terkekeh mendengar pertanyaan dari Hashina, gadis ini memang terlihat imut dengan matanya yang sayu, bibirnya yang kecil dan hidungnya yang mungil. Sebenarnya gemas juga Rama mendengar pertanyaan anak kecil macam apa yang diutarakan kepadanya, Nana seperti sedang membuat lelucon di depan Rama.
"Beristirahatlah!!!, Jangan banyak bicara. Jangan banyak protes!!!". Ucap Rama sebelum Akhirnya ia kembali menegakkan badan, Rama meminta Nana untuk segera berpindah menuju kasurnya.
"Dan satu lagi, kalau sampai berani kamu membuat tugas, bermain laptop, bermain ponsel atau membuka buku-buku pelajaranmu, mas tidak segan-segan untuk menguncimu di kamar mandi!!!". Rama kembali menegaskan, ia tahu betul jika tidak diancam Hasina tidak akan melakukan apa yang ia katakan,
KAMU SEDANG MEMBACA
bidadari_ku menangis
Romance*** Hashyna, gadis 18 tahun yang harus menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan seorang pewaris "Bhaskara group". Ia yang tidak tau menau tentang perjodohan ini akhirnya dibenci tuan muda lantaran dianggap sebagai pengganggu dalam kehid...