35. Pelukan pertama

620 13 0
                                    

Hari ini hari sabtu, tangan mungil Hasyna mengambil bajunya dari lemari setelah siang tadi Clara dan Cassandra datang kerumah. Ia yang siang tadi selepas  makan dan minum obat langsung dimaki-maki oleh Cassandra dan dikatai tidak tahu malu hanya karena mereka menganggap dirinya adalah seorang pembantu dan tidak pantas makan di meja dapur.

Apalagi Clara juga menemukan dirinya yang berada di kamar atas tepat disamping kamar pacarnya, setelah memastikan kamar itu ditempati oleh Hasyna Clara langsung mengusir Hasyna dari kamarnya dan memintanya untuk pindah ke kamar pembantu sesuai profesinya di rumah ini. Hatinya sempat teriris namun berusaha untuk tidak memasukannya kehati, toh ia juga mendengar Rama sendiri yang mengatakan jika dirinya adalah seorang pembantu dan tidak lebih dari itu.

Dengan hati yang tersayat Hasyna mengangkat tas jinjing berisi beberapa lembar bajunya yang tadi sudah ia rapikan, kali ini ia akan pindah ke kamar pembantu yang dekat dengan dapur. Ia juga sudah berkata kepada simbok bahwa ia akan pindah ke kamar pembantu lantaran tidak ingin memperpanjang urusan dan memperkeruh keadaan, simbok juga membantunya untuk membersihkan kamar yang semula ditempati oleh pembantu lain dan diberikan kepadanya untuk ditinggali.

Nana berjalan melewati dapur menuju kamar pembantu yang ada di belakang sana, herannya Hasyna yang baru pertama kali melihat kamar pembantu dirumah ini. Tidak sempit dan penuh barang layaknya gudang seperti yang ia lihat di tv tv justru kamar pembantu disini lebih bagus daripada kamar kost nya dulu, satu ruang diisi dengan 2 sampai 3 pembantu dengan masing masing kasur untuk 1 orang yang berukuran 1 kali 2 meter. Dalam satu ruang juga terdapat kamar mandi dalam serta ac, tv juga meja dan lemari pakaian.  Didekat sini juga terdapat dapur khusus pekerja dirumah ini yang juga terdapat kompor dan kulkas yang memang disediakan untuk mereka. Dikamar belakang ini dikhusukan untuk pekerja wanita sedangkan untuk pekerja laki laki ada kamar sendiri didekat pos satpam.

"Ckckckckck". Hasyna berdecak kagum dengan fasilitas dirumah ini, benar saja pekerja disini betah dan terlihat bahagia karena Rama juga mensejahterakan pekerjanya.

"Mbak Nana ini kamar yang tadi sudah dibersihkan". Simbok memberi taunya, wanita tua itu membukakan pintu kamar yang kali ini akan ditempati Hasyna.

"Terimakasih ya mbok, simbok bisa kembali ke dapur. Biar Nana beres beres sendiri".

"Mbak Nana perlu bantuan?. Biar simbok atau pelayan yang lain bisa bantu??".

"Ngga usah mbok, terimakasi. Barang bawaan Nana cuma sedikit kok mbok, palingan tiga kali jalan udah beres".

"Mbak Nana jangan capek capek ya, nanti kalau kecapaian mbak Nana bisa demam lagi". Simbok memperingatkan dan Nana membalasnya dengan senyum tipis, simbok tau betul dengan perasaan yang tengah didera gadis didepannya hanya saja ia tau istri dari bosnya ini sangat pintar menyembunyikan kesedihannya sendiri.

Setelah beberapa kali bolak balik dari kamarnya ke kamar pembatu yang ada dibelakang akhirnya Nana telah berhasil memindahkan barang barang dikamarnya, ia juga telah rampung menata kamarnya dengan Rapi. Kamar pembantu yang ia tempati ini justru lebih bagus dari kamar kostnya juga lebih luas dari kamar dirumah orang tuanya dikampung.
Peluh keringat sedari tadi bercucuran, lidahnya masih terasa pait sedangkan tenggorokannya terasa kering. Langkah kaki Nana berayun menuju dapur pekerja rumah yang tidak jauh dari kamarnya. Didapur ini semua pekerja bebas masak masakan yang mereka sukai, Nana menenteng 2 botol minumnya, beberapa pekerja yang tengah beristirahat sambil makan langsung berdiri begitu melihat kedatangan Nana, mereka sungkan melihat istri bosnya yang tiba tiba saja datang.

"Selamat sore nona... ". Sapa mereka begitu Nana telah dekat, Nana langsung melempar senyum dan mendekati mereka serta meminta pekerja itu untuk kembali beristirahat.

"Tidak usah sungkan, saya hanya ingin mengambil air minum". Ucap Nana menenangkan mereka, pekerja yang awalnya tidak enak hati masih belum berani duduk.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang