Dengan secangkir kopi yang baru saja dibuat dengan perasaan bahagia Hasyna berjalan dari dapur menuju ruang kerja suaminya yang juga berada dilantai dasar, sesekali ia tersenyum hangat jika mengingat kejadian sebelum ini dikamar saat Rama menungguinya mandi, laki laki itu sekarang berubah menjadi Rama yang hangat untuknya meski terkesan menyebalkan dan suka memaksa apa yang akan dilakukan untuknya.
Aroma kopi dicangkirnya memanglah harum pantaslah jika Rama menyukainya dan hampir setiap hari akan menyeduh kopi ini, langkah kaki Hasyna berhenti didepan pintu ruang kerja suaminya yang tertutup. Dengan tangan kiri ia memegang cangkir kopi sedangkan tangan kanannya digunakan untuk membuka pintu, saat sudah berada didalam tak didapatinya suaminya yang ada hanya Angga yang sedang mengutak atik laptop dengan serius dan Hasyna sendiri tidak tau sejak kapan Angga datang karena tadi Rama masih mengganggunya dikamar.
"Mas Angga, kapan dateng?". Sapa Nana terlebih dahulu, dirasa hubungan Angga dan Rama memanglah sangat dekat hingga Angga bisa keluar masuk kerumah ini kapan saja. Angga menoleh Hasyna yang meletakkan kopi diatas meja kerja Rama dengan hati hati.
"Baru aja, suami lu ada di taman samping. Mending kopinya anter kesana deh!!!". Ucap Angga memberitahu karena baru saja sahabatnya keluar dan menitipinya pesan jika Hasyna datang untuk menyusulnya ke taman.
"Oo..". Jawab Nana mengerti, tangan mungil gadis itu kembali mengambil kopi yang tadi telah ia letalkan diatas meja.
"Mas Angga mau minum apa?". Tanya Nana berusaha menghargai tamu meski Angga adalah sahabat dekat suaminya yang sering keluar masuk rumah.
"Ngga usah Na, gue bentar doank kesini buat nyelesein ini aja".
"Nana keluar dulu ya mas". Pamit Nana dan beranjak pergi dari sana hendak menemui suaminya ditaman samping rumah yang selama dirumah ini hanya sekali dirinya datang kesana karena membantu menyiram bunga.
Dengan cangkir kopi yang masih panas ditangan Nana berhenti melangkah ketika didapatinya Rama yang sedang memegang gunting kecil untuk memotong daun daun menguning dari tanaman yang ditanamnya, kebanyakan tanaman disini adalah bonsai yang umurnya sudah tahunan yang tidak sembarang pekerja boleh menyiram atau sekedar ikut ikutan memotong dahan.
Sejenak Hasyna mematung dengan tatapan hangat kepada suaminya, pria bertubuh atletis itu tidak menyadari jika istrinya tengah memperhatikannya dengan seksama dan perasaan penuh cinta yang perlahan tumbuh menyemai dilubuk hati terdalamnya.
"apa aku salah jika aku mencintai suamiku sendiri". Batin Hasyna teriris karena bunga dihatinya terlanjur tumbuh sesubur ini padahal berulang kali berusaha mencegah dan menolak namun dirinyalah yang kalah, Rama pemenangnya karena mampu membuat hatinya luluh dan menjatuhkan pilihan berlabuh kepada suaminya sendiri meski dirinya tau laki laki yang sekarang dicintainya sudah memiliki perempuan lain, dirinyapun sadar jika didalam hati suaminya telah tersimpan nama perempuan yang jauh lebih segalanya ketimbang dirinya yang miskin, kampungan juga bergelar "pembantu" dirumah suaminya. Namun mau apa dikata jika hatinya tidak bisa berbohong lagi dan ia benar benar mencintai laki laki yang tengah berdiri didekat pohon bonsai yang sudah mengakar sebesar kelapa orang dewasa.
Langkah kakinya terayun pelan mendekati suaminya yang sepertinya juga mendengar suara langkah kaki yang mendekat, Rama menoleh kebelakang dan tersenyum hangat melihat bidadarinya yang datang dengan secangkir kopi panas ditangan, meski belum berada dikopinya bau parfum vanila Hasyna sudah merebak menusuk indra penciumannya. "Mas...". Panggil Hasyna lembut saat jarak mereka sudah dekat, Rama yang tadi sempat menoleh dan memberinya senyum hangat kini menaruh gunting yang sedari tadi ia pegang untuk memotong daun daun yang menguning.
"Nona mencariku diruang kerja?". Tanya Rama sambil mengambil gelas kopi yang ada di tangan istrinya, laki laki itu sedikit membungkuk agar bisa melihat wajah istrinya yang ayu juga meneduhkan, diyakininya jika siapapun pasti akan betah berlama lama menatap wajah Hasyna yang teduh dengan bola mata sayu yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
bidadari_ku menangis
Romance*** Hashyna, gadis 18 tahun yang harus menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan seorang pewaris "Bhaskara group". Ia yang tidak tau menau tentang perjodohan ini akhirnya dibenci tuan muda lantaran dianggap sebagai pengganggu dalam kehid...