"Bukan hanya suka, mas benar benar kehilangan separuh dari jiwa yang mas miliki". Balas Rama sambil mencium punggung tangan Hasyna yang sudah sejak tadi ia genggam dengan erat, tak terasa air mata mengalir dari sudut mata laki laki yang dulu sering memberinya tatapan tajam setiap kali ia melakukan hal yang membuat Rama tidak suka.
Melihat suaminya menitikan air mata membuat Hasyna buru buru menarik tangannya dan menghapus air mata yang memgaliri pipi Rama, laki laki itu tersenyum kecil bersama air mata yang masih mengalir dipipinya, ia tak kuasa menahan bahagia telah berhasil mengembalikan Hasyna dipelukannya lagi, perlahan air mata mengalir dari pipi keduanya yang berakhir dengan tawa kecil rasa bahagia karena berhasil mengusir ego dijiwa yang selama ini sangat sulit dilakukan.
"Nona janji jangan tinggalin mas ya?". Kucur Rama dengan rasa tulus, cintanya begitu besar sedalam perasaannya pada gadis berwajah teduh berhati bidadari ini.
Senyum tulus dipersembahkan oleh Hasyna, ia sendiri tidak menyangka jika akhir dari bahtera rumah tangga yang penuh drama adalah bahagia. Meski tak sejalan yang terpenting Rama dan dirinya tetap satu tuhan dan ia akan menuntun laki laki ini untuk mendekat pada pencipta. Hasyna mengganguk, ia tidak dapat berkata banyak selain mengiyakan ajakan Rama untuk berkomitmen menua bersama, tidak ada yang lebih baik dadipada bersatunya dua hati yang telah lama dipisah karena egonya sendiri.
"Terimakasih". Ucap Rama lagi, ia mengambil buket bunga yang berada tepat disamping tempat duduknya yang sudah dipersiapkan sebelum mereka datang ketempat ini.
"I love you nona....". Rama memberikan bunga itu pada Hasyna, bunga pertama yang dengan sengaja ia pesan untuk gadis cantik dipangkuannnya.
"Terimakasih mas". Balas Hasyna tulus sambil menerima bunga itu, hatinya begitu gembira menerima bunga indah dari suaminya. Hal yang sebenarnya ia inginkan sejak awal menikah namun baru ia dapatkan saat sudah 10 bulan mengarungi bahtera rumah tangga yang begitu menguras air mata dan emosi jiwa.
Rama menarik kembali tubuh Hasyna kepadalam pelukannya, malam ini ia ingin berlama lama memeluk dan menciumi Hasyna serta menumpahkan rasa rindu yang terpendam. Hasyna adalah cinta, keharuan dan kasih sayang yang ingin digenggam dengan erat tanpa ada alasan apapun untuk bisa melepaskannya. Gadis itu tidak menolak, tangannya yang memegang buket bunga berwarna merah yang cantik mulai menyenderkan kepala didada bidang berotot suaminya, perlahan Hasyna mencium aroma bunga yang wangi dan menghirupnya beberapa kali. Rama tersenyum, kali ini tangannya melingkar ditubuh Hasyna, gadis bertubuh mungil itupun lebih relaks daripada tadi saat detik detik ia menyatakan cinta.
"Nona suka?". Tanya Rama sambil menunduk melihat wajah istrinya yang tersenyum ayu sembari menghirup aroma bunga yang baru saja ia berikan. Meski berstatus sebagai suami ia merasa kalah telak dari Frans dan Aldi yang sering sekali mengirim bunga untuk gadis manis ini.
Nana mengangguk, mendongak membalas senyum suaminya yang dibalas kecupan kecil dibibir. Hasyna kembali nervous, entah mengapa jika bibir Rama menyentuh bibirnya ia merasa ada hal aneh yang tiba tiba menyelimuti tubuhnya. Bukan hanya itu saja, sejak tadi ia juga merasa seperti merinding dengan bulu bulu ditangan dan kakinya yang berdiri. Padahal hal semacam ini seharusnya menjadi hal yang lumrah apalagi mereka adalah pasangan suami istri.
Disadarinya Hasyna yang kembali nervous setelah di cium tadi membuat Rama mempererat pelukannya, dengan tangannya yang kekar ia menyangga tubuh kecil Hasyna dan menghadapkan tubuh itu berhadapan dengannya.
Hasyna yang merasa kaget mengapa Rama menyangga tubuhnya dan menghadapkan tubuh mungil untuk berhadapan dengan tubuh kekar itu sedikit kaget, apalagi didapatinya Rama yang sejak tadi memberinya tatapan hangat tiba tiba menunjukan ekspresi serius yang dahulu sering ia lihat. Nyali Hasyna sedikit menciut, meski malam ini Rama baru saja menyatakan cinta namun ingatannya tidak luput dari beberapa kejadian yang membuatnya melihat Rama dengan ekspresi serius seperti ini. Perlahan Hasyna memberanikan diri menatap suaminya dengan ragu ragu, tatapan Rama langsung berubah tajam menakutkan yang membuat Hasyna menarik kepalanya menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
bidadari_ku menangis
Romansa*** Hashyna, gadis 18 tahun yang harus menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan seorang pewaris "Bhaskara group". Ia yang tidak tau menau tentang perjodohan ini akhirnya dibenci tuan muda lantaran dianggap sebagai pengganggu dalam kehid...