3. Diboyong kerumah suami.

910 16 0
                                    

"Buk....."

Rama membanting ponsel dalam genggamannya begitu mereka sampai kamar, sedang Hasyna yang sedari tadi membuntuti laki-laki yang telah berstatus sebagai suaminya kaget bercampur takut dengan apa yang dilihatnya. Sedari tadi dimobilpun Rama sama sekali tidak mengajaknya berbicara dan bermuka masam tidak enak dipandang.

Hasyna benar benar takut, ia melihat suaminya seperti srigala kelaparan yang kapan saja siap untuk melahapnya habis habisan, gadis itu menunduk tidak tau harus berbuat apa sedangkan iapun tidak mengenal Rama sebelumnya.

Pertama kali bertemu dengan laki laki didepannya ini saat ikrar ijab Qabul mereka dirumah orang tua hasyna kemarin. Dan siang tadi ia baru saja diboyong ke rumah suaminya yang baru saja membanting ponsel tepat dihadapannya.

Selama diperjalanan yang memakan waktu hampir 4 jam itupun mereka hanya saling diam didalam mobil, tak ada sapa atau senyum yang terkucur dari bibir laki laki ini.
Sedangkan mommy telah pulang tidak lama begitu mengajaknya masuk karena jadwal penerbangan pesawat yang sudah dekat.

Nana menunduk,  ia benar-benar tidak berani melihat laki laki dengan tubuh atletis yang sedang kesetanan didepannya, matanya yang bening saat akad nikah kini berubah tajam dan sangat mematikan.

"Arghhhh,". Rama berteriak kaku seakan ingin meluapkan emosinya malam itu, laki laki dengan paras menawan dan kulit putih terlihat begitu frustasi mengacak rambut dikepalanya hingga ia menjatuhkan dirinya duduk diatas tempat tidur. Ia sama sekali tidak menghiraukan istrinya yang kebingungan dan merasa asing di rumahnya.

Hasyna menelan ludah, ia tidak tau apapun mengenai Rama yang sekarang menjadi suaminya. Ibu dan bapaknya yang meminta untuk menerima lamaran dari orang tua Rama dan tidak ingin mendengar penolakan, namun kenapa bapak dan ibu tega memilihkan laki laki yang penuh emosional ini untuknya.

Apalagi waktu kitbah berlangsung jelas-jelas orang tua Rama berkata bahwasannya mereka ingin meminta bantuan dan menitipkan putra sulungnya ini padanya.

Hasyna berfikir waktu itu calon suaminya sedang menderita sakit sehingga butuh dirawat, namun seperti yang ia lihat sekarang bahwa Rama sehat dan terlihat baik baik saja. Bahkan kini ia melihat laki laki itu mengeluarkan sikap temperamen hingga terlihat sangat menyeramkan dimalam pertama ia harus tinggal bersama dengan laki laki seperti ini.

"Pyarrrrrr,". Tangan besar Rama menyapu gelas kaca diatas Buffett tiga laci, sedang kini tatapannya beralih pada Hasyna yang bertambah takut, mata Rama begitu tajam penuh kebencian pada gadis yang sebenarnya juga tidak tau menahu mengenai pernikahan ini, sebenarnya mereka berdua sama-sama korban persahabatan orang tuanya, namun Rama menganggap Hasyna lah yang menyebabkan terjadinya pernikahan ini sedangkan sebenarnya Rama sendiri sudah memiliki kekasih yang bernama Clara, perempuan dengan wajah blasteran Jerman yang selama 3 tahun ini mengisi hari-harinya.

"Astaghfirullah,"

"Astaghfirullah,"

"Astaghfirullah,"

Gumamnya mencoba menenangkan diri melihat suami yang baru saja menikahinya berbuat hal yang tidak pernah ia duga, bahkan tak pernah terlintas sedikitpun ia akan mendapat jodoh seperti ini,

"Jika jodoh adalah cerminan diri, apa sebegitu buruknya aku hingga mendapat pantulan diriku yang seperti itu".

Hasyna menunduk tidak berani melihat suaminya, perasaannya bercampur aduk antara percaya dan tidak bahwa pernikahan seperti ini yang akan ia dapatkan, tubuhnya yang kecil sama sekali tidak berdaya jika Rama sewaktu waktu memukulnya.

"Kamu.....". Terdengar Rama membentak, Hasyna yang ketakutan perlahan mendongakkan wajah mencoba memberanikan diri untuk melihat suaminya.

"Bukkkk...". Tas jinjing yang dibawa Hasyna terjatuh. Ia benar benar kaget melihat Rama yang lekat menatapnya tanpa berkedip dengan tatapan tajam membunuh, bahkan laki laki itu sepertinya siap untuk melakukan apapun kepadanya. Rambut acak acakan dengan wajah memerah serta sorot mata tajam adalah perpaduan ekspresi menakutkan yang tidak ingin dilihat Hasyna malam ini.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang