40. surat ijin

602 15 3
                                    

Berulang kali Hasyna menyalahlan dirinya sendiri karena selalu terbawa perasaan jika Rama memperlakukannya dengan baik seperti pagi tadi, harusnya ia tetap pada pendiriannya untuk menjaga diri dari Rama karena menyadari jika laki laki itu tidak benar benar mencintainya dan masih ada perempuan lain yang mengisi kesehariannya. Gadis itu merasa menjadi manusia paling bodoh karena hatinya sangat mudah sekali diketuk oleh laki laki semacam Rama yang tidak lain adalah buaya, semanis apapun Rama padanya tidak akan membuat ia memiliki Rama seutuhnya.

Hasyna meremas uang 3 ratus ribu yang ada ditangannya, uang itu adalah uangnya yang sempat dipinjam Nurul teman kostnya dulu yang sore tadi dikembalikan saat berada dikampus sebelum pak Anto datang menjemputnya. Beruntung sekali Nurul mengembalikan uang itu disaat yang tepat karena uangnya sudah sangat menipis dan tanggal gajian masih satu minggu lagi.

Sampai sekarang hatinya masih tidak karu karuan lantaran apa yang terjadi kepadanya tadi pagi, sempat tidak menyangka Rama akan sebaik itu padanya.  Namun lagi lagi ia harus menepis perasaannya yang mulai tumbuh dan harus berusaha bersikap seolah tidak apa apa ketika melihat suaminya bersama Clara.

Langkah kaki gadis berusia 18 tahun itu berjalan kesana kemari mengelilingi kamarnya yang cukup luas, berulang kali ia mengecek ponselnya dan memastikan ada notifikasi masuk. Siang tadi dirinya baru tahu jika lusa adalah ulang tahun Rama yang ke-28 itu sebabnya suaminya hendak berlibur bersama Clara selama 2 hari disingapore. Saat dikampus juga ia sempat berbincang dengan Hanan, sahabatnya itu hendak ikut bakti sosial besok selama 4 hari 3 malam bersama teman teman organisasi masjid didekat kosannya dulu mumpung kampus sedang libur 5 hari, Hasyna menarik nafas panjang menunggu notifikasi dari Hanan perihal kuota peserta karena dirinya ingin ikut serta dalam acara baksos yang akan berangkat esok, ia tidak ingin melihat suaminya berangkat ke singapore bersama dengan perempuan lain, baginya itu sungguh hal yang menyakitkan meski terdengar sepele ditelinga orang lain.

Ponselnya bergetar menunjukan notifikasi pesan singkat yang masuk dari Hanan, notifikasi yang ia tunggu tunggu sejak sore tadi.

"Masih ada kuota". Nana membaca pesan itu lirih, ia tersenyum menemukan jalan keluar untuk menghindari pertemuannya dengan Rama beberapa hari kedepan. Ia menelepon sahabatnya.

"Assalamualaikum Hanan, terimakasih ya". Sapanya memulai pembicaraan via aplikasi hijau yang ia mulai. Sejenak gadis itu terdiam mendengarkan Hanan yang berbicara diujung sana, laki laki itu memberitahunya perihal surat ijin yang harus ditandatangi oleh wali. Nana mengerucutkan bibirnya bingung siapa yang mau menandatangani surat ijin itu.

"Yaudah Nan, soft filenya kamu kirim ke aku. Nanti aku print sendiri. Besok aku bawa pas kumpul". Ucap Nana sambil menghela nafas panjang, ia segera memakai kerudungnya dan keluar dari kamar setelah menerima soft file surat ijin yang harus ditanda tangani suaminya.
Gadis itu memacu motornya ke warnet terdekat untuk mencetak surat ijin yang ia perlukan besok, sampai detik ini Hasyna masih belum berani memakai banyak fasilitas dirumah ini hingga malam malam begini ia harus kewarnet padahal tau jika dirumah juga ada printer.

Setelah file itu berhasil ia cetak dalam bentuk print out sekarang Nana tengah menunggu kepulangan suaminya. Berulang kali ia turun kelantai dasar dan berjalan keruang kerja Rama yang tidak terdapat siapapun disana, hendak menelepon suaminya juga mustahil karena ia tidak memiliki nomor telepon laki laki bertubuh atletis itu.

Sementara diliriknya jam dinding yang sudah menunjukan pukul sebelas malam. Nana berdiri di ujung tangga dekat dengan kamar Rama yang masih kosong, ia terlihat gusar memikirkan kapan suaminya itu pulang. Jika ia nekat tanda tangan sendiri meniru tanda tangan Rama ia takut jika terjadi sesuatu dengannya pasti laki laki itu akan marah besar. Dibenaknya terlintas nama Angga, asisten juga sahabat suaminya yang ia kenal setelah menikah dengan Rama, Angga adalah satu satunya sahabat dari suaminya yang ia tahu dan nomornyapun ia miliki.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang