56. acuh

714 22 2
                                    

"Aku diam bukan berarti tidak sakit, justru karena sakit yang berlebihlah yang membuatku lebih memilih untuk diam. Bukan karena tidak mampu berbicara namun rasanya juga percuma untuk berbicara karena belum tentu yang mendengar akan percaya dan merasa".

Langkah kaki gadis mungil itu perlahan menuruni anak tangga dengan kaki pincang yang masih sulit untuk dipakai berjalan, ia melempar senyum ketika selesai pada anak tangga terakhir yang membawanya menuju ruang tamu.

Rama juga sepasang suami istri yang sudah dikenalnya saat dirumah sakit beberapa minggu yang lalu kompak melihat kedatangannya dan membalas lemparan senyum yang tadi ia beri, dilihatnya Rama yang menggeser duduknya dan memberi kode agar gadis itu duduk disampingnya, gadis itu mengikuti permainan suaminya karena bagaimanapun ia tidak akan mungkin menunjukan kebobrokan rumah tangga didepan orang lain.

Hasyna berjalan pelan mendekati Rama yang sudah sedari tadi melempar senyum dan tatapan hangat, kali ini Hasyna pura pura acuh dan lebih cuek, gadis itu sama sekali tidak membalas tatapan hangat suaminya.

Tangan kanan Rama berangsur melingkar di pinggang gadis itu yang membuat Hasyna tidak nyaman dan menggeser duduknya, gadis itu sama sekali tidak menoleh atau melihat suami yang ada di sampingnya ia lebih fokus pada sepasang suami istri yang menjadi fokusnya sore itu, hatinya terenyuh melihat sepasang suami istri yang duduk di sofa tidak jauh dari keberadaannya. Dirasa ia melihat orang tuanya sendiri yang sekarang berada dikampung, sederhana dan penuh kasih sayang dalam rumah tangga mereka.

Mereka berempat terlibat dalam obrolan hangat, baik Hasyna maupun Rama menerima dengan hangat permintaan maaf dan rasa terimakasih bapak buruh dipasar ini karena dirinya sama sekali tidak meminta ganti rugi dan mempermasalahkan soal musibah yang menimpa mereka, begitupun dengan Rama. Laki laki itu akan menanggung biaya perbaikan mobil pick up yang dipakai kecelakaan bapak ini karena Rama tau jika mobil itu adalah mobil pemilik toko sayur dipasar dan bapak ini dimintai pertanggung jawaban untuk memperbaikinya.

Hati kecil Hasyna sangat salut dengan Rama yang hangat dan murah hati, tapi kali ini ia tidak ingin terbawa suasana dan kembali membuat hatinya cair kepada Rama yang masih tega bermain dengan perempuan lain dan menyakiti hati istrinya sendiri. Sudah berulang kali begini namun ketika hatinya luluh Rama pasti akan menyakitinya lagi, Hasyna masih enggan untuk melihat suaminya yang padahal sering kali melihatnya, ia ingin kembali membatu dan membuang cinta yang selama ini bersemi.

Sekarang ia hanya ingin kembali fokus pada pendidikannya dan berdamai dengan takdir meski sepahit apapun jalannya.

Takdirnya memang berliku, tapi sebaik baiknya takdir adalah apa yang dijalaninya saat ini.

Setelah mengantarkan tamunya hingga pintu utama Hasyna langsung meminta simbok membawa pisang dan nanas yang  dibawa suami istri tadi kedapur, dengan cepat Nana berjalan menjauhi Rama tanpa permisi. Ia tidak menggubris suaminya yang mencoba menghalaunya untuk tidak pergi.

Rama menarik tangan kanan Hasyna hingga gadis itu duduk disofa, niatnya kali ini ia ingin berbicara dari hati ke hati dan meluruskan kesalah pahaman yang terjadi diantara mereka, hatinya sudah cukup tersiksa dengan masalah demi masalah yang bertubi tubi menghampiri dalam rumah tangganya yang tidak lain bersumber dari perbuatannya.

"Hasyna". Panggil laki laki itu ketika melihat istrinya berdiri dan berjalan meninggalkan sofa, Hasyna benar benar tidak mau lagi diajak bernegosiasi, ia juga tidak mengucurkan senyum seperti biasanya. Rama menarik nafas dalam melihat gadis mungil pujaan hatinya mulai berjalan menaiki anak tangga dengan kakinya yang masih pincang, dirasa kepalanya pening seperti hendak meledak hanya karena perempuan satu ini. Laki laki itu berdiri dan mengejar istrinya ke tangga tidak mau membuang buang waktu lagi.

"Nona berhenti!!!!!". Rama kembali menarik tangan Hasyna tepat ditengah anak tangga, ia membuat gadis itu berhenti dan menolehnya. Tak ada wajah cemberut atau murung pada raut wajah Hasyna saat itu, yang ada hanya tatapan mata sayu penuh kekecewaan dan kepiluan yang ia tanggung sendiri.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang