61. Adik ipar.

714 17 2
                                    

Malam ini mall cukup ramai dengan pengunjung yang berlalu lalang, Rama yang tadi sempat menyeringai menang banyak dari Hasyna berjalan menggandeng tangan adik iparnya memasuki toko olahraga, Hasyna ngintil dibelakang suami juga adiknya yang terlihat cukup akrab, Hatinya kesal lantaran Rama sudah berani mencuri kesempatan hingga memeluk dan menciumnya beberapa kali setelah beberapa hari yang ini mereka saling diam, fikirannya pula semakin tidak karuan ketika melihat Azka sedekat ini dengan laki laki itu. Bagaimana jika perpisahan itu terjadi????. Hal itu menjadi dasar dirinya beberapa kali termenung saat melihat keakraban adik dan suaminya yang padahal mereka hanya bertemu beberapa kali dan belum kenal lama.

"Dek Azka....". Panggil Nana pada adiknya saat melihat Azka keluar dari dalam toko membawa raket yang harganya hampir seharga sepeda listrik keluaran terbaru, gadis itu berbisik ditelinga adiknya yang awalnya tersenyum bahagia saat keluar dari toko.

"Kamu kenapa minta ini, balikin ke mas Rama!!!". Hasyna meminta adiknya untuk mengembalikan raket itu karena tidak enak harganya yang terlalu mahal, selama ini Hasyna sendiri juga tidak mau menerima apapun dari Rama dan masih mengingat dengan jelas omongan Clara waktu itu, belum lagi Rama pernah mengakuinya sebagai pembantu saat menelpon Clara dihotel.

Wajah bahagia Azka luntur seketika mendengar ucapan Hasyna yang memintanya untuk mengembalikan raket yang baru saja dibelikan kakak ipar untuknya. Azka tau betul maksud kakaknya yang tidak enak hati karena harga raket ini terlalu mahal untuk anak usianya apalagi mereka berasal dari keluarga sederhana.

"Ngga usah urusin mbakmu!!!". Ucap Rama yang entah kapan laki laki itu datang dan mendengar pembicaraan Azka dan Hasyna, tangan kekarnya menarik lembut lengan Azka dan mengalungkan tas Raket yang ia bawa dari dalam toko ke bahu adik iparnya. Kesal juga Rama pada Hasyna yang meminta bocah ini mengembalikan raket yang baru saja dibeli padahal Azka sudah terlihat sangat bahagia tadi. Sesaat Rama melirik istrinya dengan mata tajamnya yang dibalas Hasyna dengan bibirnya yang manyun menunjukan kekesalannya malam ini pada suaminya yang seharian selalu membuatnya senam jantung.

Hasyna menarik nafas berat setelah melihat adiknya tersenyum didepan Rama, laki laki itu meminta Azka untuk berjalan terlebih dahulu dan menarik tangan istrinya lembut yang membuat Hasyna berjalan beriringan dengannya.

"Mas terimakasih". Ucap Hasyna setelah beberapa saat mereka saling diam, Rama masih menggandeng tangan istrinya layaknya sejoli yang sedang berkencan sedangkan Azka berjalan didepan menyusuri mall yang cukup ramai karena malam ini ada pameran olat olahraga disini.

"Buat apa?...". Rama menoleh melihat istrinya yang menunduk dan tidak berani mengibaskan tangannya untuk melepaskan diri dari genggamannya seperti biasa, gadis itu sudah lebih anteng bersamanya tidak seperti kemarin kemarin yang selalu menghindar dan bersikap acuh.

"Udah beliin dek Azka raket, tapi itu kemahalan buat anak SMP mas". Jawab Hasyna lembut, sikap dewasanya kembali hadir setelah rewelnya gadis ini sebelum berangkat tadi.

"Kenapa sih kok kamu ngga pernah mau nerima apapun dari mas?". tanya Rama yang membuat Hasyna menelan ludahnya, sesaat gadis itu terdiam berusaha mencari jawaban agar tidak menyinggung perasaan suaminya, mendengar pertanyaan ini membuatnya pula teringat ucapan pacar suaminya beberapa waktu lalu yang mengatainya miskin harusnya bekerja bukan memacari laki laki kaya kemudian minta ini itu segalanya. Ia hanya ingin membuktikan jika ketersediaannya menikah dengan Rama bukanlah berlandaskan uang melainkan berdasar pada kepatuhan.

Hatinya meringis menahan sakit yang berusaha ia sembuhkan sendiri, padahal dalam pernikahan ini dirinya sama sekali tidak tau menau perihal dengan siapa ia akan dinikahkan karena iapun tidak diberi kesempatan untuk memilih, jikapun tau kalau akhirnya akan seperti ini pasti dirinya akan berusaha menolak untuk tidak menikah dengan laki laki yang masih menggandeng tangannya.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang