21. Peresmian gedung baru.

695 16 0
                                    

Hari Minggu tiba, Hasyna yang telah menyanggupi ajakan Hanan untuk mengisi acara di salah satu peresmian gedung baru di kampusnya sudah bersiap sedari pagi untuk datang ke sana. Gadis yang telah rapi dengan sedikit polesan make up tipis yang jarang sekali ia kenakan menambah kecantikannya pagi ini, ditambah parfum wangi vanilla kesukaannya membuat gadis bertubuh mungil itu lebih percaya diri.

Langkah kakinya telah menyicil anak tangga untuk turun menuju lantai dasar yang lumayan memakan tenaga berhubung kamarnya berada di lantai tiga.

Pakaian yang digunakanpun tidak seperti pakaian yang biasa di kenakan saat ke kampus, kali ini penampilannya terlihat sedikit formal nan modis namun tidak melewati batas. Ia tetap terlihat kalem dengan rok span yang biasa dipakai oleh guru-guru dengan kemeja bentuk oval di bawahnya yang dilengkapi dengan blazer serta kerudung pashmina yang ia julurkan ke dada.
Pagi ini penampilannya terkesan lebih feminim, mungil dan juga cantik, tak salah ia diberi nama Hashyna oleh kedua orang tuanya karena gadis itu memang cantik dan berahklak baik.

Dirangkulnya tas ransel satu-satunya yang ia punya, meski tidak membawa banyak buku tapi tetap saja dirinya harus membawa mukena, air minum dan beberapa perlengkapan lainnya karena berniat setelah pulang mengisi acara pembukaan gedung baru kampus ia tidak akan langsung pulang karena ingin ke perpustakaan daerah mencari buku yang diperlukan untuk membuat tugas-tugasnya. Maklum, boro boro untuk membeli buku untuk makan saja harus super hemat.

Setelah sampai di anak tangga terakhir ia langsung berbelok menuju dapur hendak mengisi botol air minum yang kosong sejak semalam, semenjak kejadian jumat pagi saat melihat Rama sengaja ingin membuatnya cemburu dengan berciuman di meja makan bersama Clara, ia sudah tidak mau lagi bertemu dengan laki laki itu. Bahkan sepulang dari kampus hari jumat kemarin ia yang sedang berada di dapur langsung keluar begitu melihat Rama yang tiba tiba masuk ke dapur.

Dipastikannya Rama juga sempat melihatnya berada di dapur, diduganya saat itu Rama sedang ingin membuat kopi di mesin kopi yang telah disediakan di rumah ini. Mau bagaimanapun rasa sakit hatinya belum sembuh pasca kejadian jumat itu, ia tak ingin bertemu Rama apalagi mengenal lebih dekat laki-laki itu. Baginya harga dirinya sudah cukup diinjak injak Rama dengan kelakuan yang telah  berikan selama beberapa hari ini berumah tangga.

Kemarin sabtupun begitu, ia sengaja seharian tidak keluar kamar. Sebelumnya ia telah membeli roti 2 ribuan di warung depan komplek dan mengisi penuh 2 botol air minumnya agar ia tak perlu keluar kamar. Malas rasanya jika tiba tiba saja ia harus berpaprasan dengan laki laki tidak beretika seperti Rama.

Baginya mulai Jumat kemarin ia sudah menganggap Rama mati di hidupnya, tak ada lagi harapan untuk bertahan dengan laki-laki itu. Sementara disisi lain ia juga tidak bisa dengan mudah meminta Rama untuk meninggalkannya, saat ia pergi dan tidak tinggal di rumah ini saja Rama dengan tegas menolak dan memarahinya hingga melakukan penjemputan paksa.

Sepasang mata Nana sempat menangkap 2 laki laki yang tengah duduk dan menikmati sarapan mereka dimeja makan, ia yang berada diluar ruang yang hanya bersekat kaca dan partisi dengan mudah melihat bahwa Rama dan Anggalah yang berada disana.

Nana yang telah bersiap dengan wangi vanila dan sedikit polesan make up tepat melihat ke arah ruang makan itu, begitupun Angga dan Rama yang mengetahui keberadaan Nana dengan wangi vanilla yang menyerebak langsung menoleh. Pandangan mereka bertiga sempat bertemu namun Nana langsung berlari menjauhi tempat itu, ia tidak mau Rama atau Angga memanggilnya dan mengajaknya berbicara. Begitu juga tadi malam, Angga memberinya pesan singkat yang berisi bahwa Rama menyuruhnya untuk ikut pergi kemarin malam minggu namun dengan tegas gadis itu menolak karena hendak menyelesaikan tugas-tugasnya dan juga membuat materi untuk hari Senin, Rabu dan Kamis. Ia juga tidak berbohong meskipun tugas-tugas itu telah selesai sejak Sabtu sore namun dirinya juga perlu belajar untuk mendalami materi-materi yang akan disampaikan dosen minggu depan. Lagi pula tubuhnya juga butuh istirahat setelah senin sampai jum'at ia ajak kerja sama pontang panting demi hidup yang lebih baik suatu saat nanti.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang