66. Tangis Hasyna.

499 8 3
                                    

Hasyna duduk bersandar pada kepala dipan tepat disamping suaminya yang masih sibuk mangutak atik laptopnya, ia sama sekali tidak mengerti apa yang ada difikiran suaminya sehingga sampai sebegitunya mencari sesuatu yang bisa langsung ditanyakan padanya. Tangan Rama bergerak menggapai telapak tangan istrinya yang terselip didalam selimut, Hasyna masih diam saja saat dirasa tangan suaminya mulai menggenggam tangannya, rasanya masih hampa seperti kemarin kemarin meski tangisnya pagi ini mendapat perlakuan istimewa dari Rama. Ia masih belum bisa meresapi sikap hangat suaminya sampai detik ini.

"Nona....". Rama memanggil gadisnya setelah genggaman tangannya masih belum bisa mendapat respon apapun dari gadis itu, sedari tadi ia juga telah melirik gadisnya yang melamun,

"Iya mas...". Sahut Hasyna sambil menoleh, Rama tersenyum memandangi wajah ayu istrinya meskipun matanya masih terlihat sembab, gadis ini tidaklah jelek justru ia terlihat sangat cantik dengan penampilannya yang sederhana. Alangkah berdosanya ia karena selama ini telah mengabaikan hati kecil nan rapuh Hasyna. Sekarang ia tau mengapa selama ini Hasyna bisa betah sekali berada dikamar dan enggan untuk turun, selain takut padanya gadis ini lebih banyak melamun dan menangis dalam kesendiriannya.

"Makan...!!!!". Rama melihat piring nasi yang masih terdapat makanan diatasnya, setelah menangis dipelukannya tadi gadis itu enggan untuk menghabiskan makanan yang tadi sempat ia makan dan memilih diam disampingnya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Nana kenyang mas". Jawabnya lirih, matanya masih terlihat sayu penuh luka yang selama ini masih ia rasakan sendiri, meski tak ada yang membuatnya merasa bahagia dirumah ini namun bahagia itu akan datang dari dirinya sendiri yang akan ikhlas menjalani perpisahan yang nantinya akan terjadi. Bertahan dalam kondisi pernikahan dimana salah satu pemerannya berhasil memasukan orang ketiga diantara mereka memanglah tidak mudah untuk dilalui, terlebih dirinya hanyalah gadis kampung yang miskin dan tidak ada apa apanya jika dibandingkan perempuan berwajah bule itu.

"Ternyata menangis bisa membuatmu kenyang nona". Rama meledek istrinya, dengan cepat ia mencium pipi istrinya beberapa kali hingga semburat merah malu malu terpancar diwajah ayu Hasyna, Rama tertawa kecil melihat istrinya yang berusaha menyembunyikan senyumnya sedang sampai saat ini tangan milik gadis bertubuh mungil disampingnya masih ia genggam, sekarang pula baru dimengertinya mengapa gadis ini sangat suka dan betah menyendiri dikamar, ada beberapa alasan yang masuk dalam pikirannya salah satunya adalah "menangis untuk melegakan beban yang mengganjal difikiran". Entah seberapa banyak air mata terkuras dikamar ini, tapi bisa ia perkirakan jika hati gadis ini sangatlah tertekan dihari hari yang ia lewati selama menjadi istrinya. Mungkin kata "remuk" sudah akrab untuk tersemat didalam hatinya.

"Nona belum ngantuk?". Rama membelai lembut kepala istrinya yang terbungkus kerudung, gadis itu menggeleng dengan wajah imutnya yang seperti anak kecil, dapat ia ketahui jika semalaman Hasyna tidak bisa memejamkan matanya karena ia yang terlalu manja.

"Kok mas tiba tiba ngantuk lagi ya?". Ucap Rama sambil menutup beberapa file dan aplikasi yang ia buka. Dengan lembut Nana menempelkan punggung tangannya dimana keringat halus keluar dibeberapa bagian membasahi kening suaminya, tidak lama tangannya beralih mengusap punggung suaminya yang terasa sedikit basah.

"Nana ambilin mas kaos ya, ini basah". Ucap gadis itu sambil menyibak selimut yang sedari tadi menutupi kaki hingga bagian pinggangnya, Rama menggeleng dan menarik tangannya untuk kembali.

"Tidak perlu, disini saja. Mas hanya ingin bersama nona saat ini". Ucap laki laki itu dengan suara lembut, tatapan ketulusan serta hangatnya perasaan Rama padanya pagi ini benar benar dirasakan Hasyna, ia membalas tatapan lembut suaminya dengan senyum kecil malu malu, baru kali ini ia merasa istimewa didepan suaminya yang biasanya terasa bagai sampah tidak berguna, apalagi selama ini ia hanya berperan sebagai lelucon dalam pernikahan yang diselubungi perselingkuhan.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang