44. Rambut yang basah.

913 18 2
                                    

Berulang kali Nana memperhatikan pantulan wajahnya dicermin, tangan mungilnya memegangi kompres berbentuk plaster yang memang khusus dipakai untuk mengompres bengkak yang tanpa seizinnya dipasang Rama dengan paksa.

Meski terasa menyebalkan karena menyita waktu yang seharusnya ingin digunakan untuk beristirahat setelah lelahnya ikut berkemah, walaupun begitu hatinya yang hancur waktu itu jadi bersemi kembali karena perlakuan hangat Rama dari siang hingga sore ini. Meskipun terkadang hatinya masih terasa nyeri jika mengingat Rama yang masih menyembunyikan status pernikahannya didepan Clara dan itu pula yang menyebabkan dirinya mengakui diri sebagai pembantu didepan siapapun mengikuti permainan yang dibuat oleh suaminya sendiri, dalam hati kecilnya tidak bisa dipungkiri jika benih benih cinta itu mulai muncul dengan sendirinya setelah melihat pribadi laki laki yang menikahinya sebulan lalu, meski terkesan galak dan egois kepadanya namun tak jarang laki laki itu cukup memperhatikannya apalagi banyak pekerja yang betah bekerja dengan suaminya yang seolah memberi pertanda jika Rama adalah tipe laki laki yang bersahaja pada siapa saja.

Nana beranjak bangkit dari kursi yang ia duduki barusan, tangannya meraih handuk bersih yang belum terpakai dilemari baju yang isinya hanya beberapa pakaian saja. Perlahan kakinya terayun menuju kamar mandi hendak membersihkan diri setelah sesore tadi diajak pergi suaminya yang padahal ia tidak ada keperluan apapun disana.

Tanpa diketahui Hasyna saat dirinya mandi Rama masuk kedalam kamar, laki laki itu duduk diujung tempat tidur yang masih rapi menunggui istrinya selesai mandi karena niat hati ingin memeriksa luka lebam dipipi kanan istrinya yang masih membiru, ia tidak akan membiarkan Hasyna menyembuhkan luka itu sendiri karena bagaimanapun ialah dalang dari rasa sakit yang dialami gadis cengeng yang sedang mandi itu.

Dibukanya buku Hasyna yang terbuka diatas meja dimana ia melihat tulisan istrinya yang rapi saat merangkum materi, ia pula melihat tulisan arab yang ditulis Hasyna sendiri dipojok kanan atas  pada setiap halaman buku saat gadis itu memulai bab baru. Rama menyernyitkan alisnya saat melihat selembaran kertas yang sengaja diselipkan dibuku itu, diujung kertas itu tertulis tanggal 4 hari yang lalu.

"Aku hanya ingin berdamai dengan diriku, selebihnya urusan cinta atau tidak biarlah takdir yang menjadi penentu".

Rama mengembalikan buku itu keatas meja tidak lupa ia juga menyelipkan kertas yang tadi telah ia baca agar gadisnya tidak curiga dan kembali duduk menunggui istrinya yang belum selesai mandi.

"Mas Rama!!!!....". Pekik Hasyna saat ia keluar dari kamar mandi dan mendapati suaminya sedang duduk diatas tempat tidur persis menghadap kearahnya, gadis itu langsung berbalik dan kembali masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya. "Mas keluar!!!!....". Teriak Nana dari dalam, meski berteriak suara gadis itu masih terdengar lembut dan manja ditelinga Rama yang sekarang ini sedang tersenyum girang melihat istrinya yang tadi keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk berbentuk kimono dengan rambut setengah basah yang sedang dikeringkan dengan handuk kecil. Baru kali ini ia melihat bagian kaki yang tadi sempat menyembul sebelum gadis itu menyadari keberadaannya disini.

"Buka pintunya nona!!!!!". Rama mulai menjahili istrinya yang berada dikamar mandi, ia berjalan mendekati pintu kamar mandi yang dikunci istrinya dari dalam.

"Mas, Nana belum pakai baju..". Jawab Nana dari dalam, Rama yang mendengarnya tersenyum kecil meladeni sifat kekanakan Hasyna yang tiba tiba muncul seperti ini. Baginya ini sangat lucu karena baru kali ini ia memiliki wanita yang sangat pemalu seperti Hasyna.

"Apa aku berdosa jika melihatmu tanpa baju????". Rama berusaha menumbangkan pertahanan Hasyna yang selama ini selalu melindungi dirinya dengan kerudung dan baju panjang yang senantiasa dipakai didepannya, tidak terdapat sahutan dari dalam dan Hasyna sendiri juga berfikir demikian karena Rama tidaklah berdosa melihat tubuhnya justru ia yang berdosa karena tidak melaksanakan kewajibannya sebagai istri dan tidak memberikan hak hak yang seharusnya didapat oleh suaminya.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang