79. makan siang

478 28 6
                                    

Hari hari buruk sepertinya akan segera berlalu dan menjadi kenangan dalam sejarah hidupnya. Sekarang, bunga bunga dihatinya mulai bersemi lagi setelah badai besar di hidupnya berlalu.
Langkah tegas membawa tubuhnya yang atletis masuk kepintu utama rumah setelah memarkir mobil dan memberikan kuncinya pada salah satu satpam rumah, akhir akhir ini semenjak Hasyna sudah mulai bersosialisasi lagi dengan orang rumah termasuk dirinya laki laki berusia 28 tahun itu jadi sering pulang kantor lebih awal.

Jika beberapa minggu lalu ia harus menahan nervousnya untuk menemui Hasyna ditaman bonsai setelah lama saling diam semenjak kejadian yang hampir merenggut nyawa istrinya, kali ini ia lebih santai apalagi gadisnya sudah mau diajak mengobrol meski tidak seperti dulu.

Rama tersenyum kecil saat tubuhnya telah menempel pada kusen pintu dapur, dilihatnya Hasyna yang berdiri dijendela yang langsung mengarah pada halaman samping rumah yang dipenuhi bunga yang sengaja dirawat oleh tukang kebun. Melihat istrinya tidak mengurung diri dikamar akibat ketakutan dan rasa trauma membuat hidupnya jauh lebih baik, meski sesekali rasa khawatir muncul jika gadis itu benar benar minta berpisah setelah nanti hasil ceck up kesehatannya keluar dan ia dinyatakan sembuh. Terakhir kali dokter juga memberi taunya jika 2 minggu ini keadaan Hasyna semakin membaik.

"Mas, Nana mau pulang".
Rama tersenyum getir saat kata kata itu terngiang ngiang di benaknya, bagaimana tidak!, saat ia benar benar cinta, sayang dan takut kehilangan. Justru Hasyna telah habis kesabaran dan minta pulang kerumah orang tuanya. Apalagi semenjak dirinya berjanji akan mengantarkan gadis itu untuk menjenguk orang tuanya dikampung kesehatannya berangsur membaik dengan cepat seolah mendapat booster terbaik dihidupnya.

Feelingnya sudah tidak bisa dibantah lagi jika Hasyna pasti tidak mau diajak kembali kekota setelah mereka sampai kekampung nanti. Ia yakin betul dengan itu apalagi selama 8 bulan pernikahan ini ia sama sekali belum mampu membuat gadis 18 tahun itu benar benar bahagia, selama ini Hasyna hanya menjadi saksi penghianatan yang ia lakukan secara terang terangan didepan mata dan bodohnya lagi ia baru menyadarinya ketika nyawa istrinya hampir terpisah dari raga.

"Aden,...". Sapa simbok saat menyadari Rama tengah melamun ditengah pintu dapur, Rama yang kaget oleh sapaan simbok langsung tersenyum dengan ekspresi masam yang ia miliki sedangkan Hasyna yang mendengar sebutan itu langsung berbalik dan menoleh melihat suaminya yang tersenyum diambang pintu kepadanya. Gadis itu tersenyum tipis kemudian kembali melihat halaman samping yang ditamani bunga warna warni yang indah, tidak banyak yang dilakukan Hasyna selain menghabiskan waktu ditaman samping sambil melihat ikan ikan kecil yang berlarian, kekebun bonsai dan duduk disana seharian atau seperti sekarang yang sedang dilakukannya, melihat bunga bunga kertas berwarna warni yang tengah bermekaran.

Meski hatinya kacau dan dipenuhi rasa khawatir yang berlebih Rama tetap berusaha tenang dan menemani proses berobat Hasyna agar lekas pulih dari rasa trauma yang menghampirinya. Gadis kalem yang sekarang bertambah pendiam itu rasa rasanya hampir membuat kepalanya pecah dan merasa pening setiap hari.

Mendengar suara gadis itu adalah obat keresahan hati yang ingin ia dengar sepanjang hari.

Rama berjalan memasuki dapur, simbok yang tengah memasak makan siang untuknya tersenyum pada Rama yang melewatinya begitu saja kemudian menyampirkan jas yang ia kenakan dikantor tadi pada punggung kursi, langkah kakinya berjalan pelan menuju jendela dimana Hasyna berdiri memandang bunga bunga mekar yang sengaja ditanam untuk memperasri halaman rumahnya.

"Nona...". Panggil Rama setelah sampai disamping istrinya yang langsung menoleh dan tersenyum, wajah gadis itu tetap ayu meski tanpa make up dan tidak terawat, wajahnya juga tidak begitu pucat seperti waktu itu hanya saja berat bedannya sudah terlanjur turun banyak.

"Mas pulang awal?". Hasyna membalas panggilan suaminya tadi, gadis ini terlihat sangat ayu dimata Rama dengan senyum indah serta mata teduh yang ditambah penampilannya yang sederhana.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang