26. Dilabrak Clara.

683 11 0
                                    

Setelah mobil yang ia tumpangi bersama Rama melewati gerbang utama rumah, Nana mulai merapikan kerudungnya. Ia yang sedari tadi tertidur di dalam mobil terbangun karena Rama sengaja menepuk bahunya, ia melihat satpam rumah yang membukakan pintu gerbang untuknya.
Rama membunyikan klakson seolah menghargai security rumah, tak lupa Rama juga membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan, Rama yang sedari tadi memperhatikan istrinya yang pucat sedikit tersenyum lega karena melihat Hashina terlihat lebih baik daripada tadi pagi, selama di perjalanan gadis itu banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat, gadis bertubuh mungil disampingnya ini terlihat begitu lelah dan lemah.

Rama yang tadi pagi mendapat penolakan saat hendak membantu gadis itu kini tidak dapat berkata atau menanyai gadis itu lebih banyak lagi, ia tahu mood gadis ini juga sedang tidak baik-baik saja. Dirasanya tadi pagi gadis itu mendengar semua pembicaraannya dengan Clara dan merasa tersakiti oleh ucapannya lewat telepon itu hingga membuat kondisinya semakin tidak baik baik saja.

Mobil yang ditumpanginya berhenti, Rama sengaja menghentikan Nana di dekat pintu utama rumah dan tidak mengajak perempuan itu ke parkiran mobil karena tidak mau Nana berjalan lebih lama. Nana langsung turun dari mobil tanpa basa-basi meninggalkan Rama yang berharap gadis itu akan menoleh dan melambaikan tangan. laki-laki itu mendengus kesal tidak ada ucapan terima kasih atau senyum dari Nana pagi ini.

Sepertinya gadis itu akan kembali cuek dan tidak patuh kepadanya seperti dua minggu belakangan ini. Dari dalam mobil dilihatnya Nana yang berlari kecil masuk ke dalam rumah, entah apa yang ingin dikerjakan gadis itu namun ia mengira jika Nana akan kembali kepada rutinitas padatnya di kampus, apalagi besok adalah hari Senin dan ia harus berangkat ke kampus dan mengajar bimbel.

Nana yang baru saja masuk ke dalam kamar langsung membuka laptopnya setelah semalaman ia beristirahat dan tidak membuka ponsel sama sekali. Ternyata banyak notifikasi masuk yang baru sempat ia baca sekarang. Nana berdehem ringan menghembuskan nafas melihat notifikasi notifikasi yang masuk, tak terkecuali notifikasi dari Hanan yang memberitahunya bahwa hari Senin ia, Hanan dan tiga teman lainnya harus presentasi di kelas sementara materi dan keperluan lainnya belum disiapkan.
tak lupa Hanan juga membubuhkan emot tertawa pada pemberitahuan yang ia berikan kepada Nana, apalagi saat 3 teman yang lainnya juga memberi notifikasi yang sama mereka juga membubuhkan emoji tertawa terpingkal pingkal.

"Mendadak banget!!!". Jawab Nana pada Hanan dan ketiga teman yang lainnya, mereka sengaja membuat grup obrolan yang berisikan 5 orang yang akan presentasi hari Senin.

"Kayaknya Emang sengaja kita dikerjain deh". Balas teman yang lain sementara teman yang lainnya juga membubuhkan emoji seolah tidak mengerti apapun tentang kemauan dari dosen.
Mereka akhirnya sepakat untuk membagi tugas dan kali ini Nana kebagian untuk membuat presentasi PowerPoint, sebelum menyetujuinya Nana membalas pada obrolan grup itu dengan memberikan emoji pasrah dan dibalas dengan teman-temannya emoji tertawa.

Nana meletakkan ponselnya, ia yang sudah melihat jam dinding pukul 12.00 siang langsung turun ke dapur mencari bumbu-bumbu dapur untuk di foto sebagai bahan materi PowerPoint nya. Seketika Rasa pusing dan lemas yang sedari tadi ia rasakan musnah, ia tak mau membuang buang waktu berhubung kepalanya juga masih merasa pusing, dirinya juga enggan untuk tidur terlalu malam takut besok akan mengganggu kegiatan belajarnya jika ia kurang istirahat.

Saat keluar dari kamar, Nana yang hendak menuruni tangga bertemu dengan Rama yang keluar dari lift, ia yang seperti kemarin-kemarin menghindari Rama kini meneruskan aksinya itu dan melupakan kejadian semalam saat Rama hendak memeluk atau berulang kali mengelus puncak kepalanya, bahkan ia berusaha melupakan senyum dan tatapan hangat yang diberikan Rama kepadanya ditengah tengah pesta. Apalagi jika mengingat kejadian 2 minggu lalu saat Rama sengaja membuatnya cemburu dengan melumat bibir Clara di depannya ditambah pembicaraan yang ia dengar tadi pagi saat Rama membohongi Clara bahwa ia sedang bersama Angga di kamar hotel membuat hatinya begitu sakit.
Rama juga membenarkan bahwa istrinya ini hanyalah seorang pembantu di rumah ini dan Rama mengajaknya ke pesta karena desakan dari pak Danu dan ibu Siwi sehingga tidak dapat menolak dan terpaksa mengajaknya. Sungguh teriris hati gadis itu bila mengingat kejadian-kejadian pahit yang terjadi di antara mereka.

bidadari_ku menangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang