Hari ini Rama sengaja meninggalkan kantor sebelum jam makan siang, ia berniat menjemput Azka adik iparnya dipondok yang tengah berlibur. Dengan ini ia berharap hati istrinya akan mencair dan tidak menghindarinya lagi, beruntung sekali ia bisa cepat cepat minta izin mertuanya untuk menjemput Azka di pondok dan akan meminta pak Anto untuk mengantarkannya kekampung besok.
Ini adalah pertemuannya yang kedua dengan Azka setelah ijab pernikahannya beberapa bulan lalu, anak laki laki yang baru berusia 12 tahun dan masih duduk di bangku SMP kelas 1. Adik dari istrinya ini diakuinya cukup tampan meski bisa dikatakan masih anak anak, postur tubuhnya tinggi dengan badan yang cenderung kurus dengan kulit putih, berbeda dengan istrinya yang bertubuh mungil dengan tinggi kurang dari 150 cm.
Selama diperjalanan Azka banyak bercerita mengenai kegiatannya dipondok hingga hobinya bermain bulu tangkis, anak ini pula ternyata sering menjuarai cabang olah raga bulu tangkis semenjak sekolah dasar. Lagi lagi berbeda dengan Hasyna, Azka lebih terbuka dan lebih gampang berbaur dengan siapa saja dibanding Hasyna yang pemalu dan penyendiri.
"Nanti malam ke mall yukk". Ajak Rama sambil melihat adik iparnya yang semakin akrab dengannya apalagi entah kebetulan atau apa dirinya juga tidak memiliki adik laki laki.
"Mau apa mas ke Mall?". Jawab bocah itu dengan wajah polos, sepertinya Azka juga berkepribadian sederhana sama seperti istrinya. Dan itu pula yang membuatnya kagum dengan pola didik mertuanya.
"Beli Raket, biar kamu semangat lagi latiannya!!!".
"Ah nggak usah mas, nanti malah ngrepotin mas. Di kamar pondok juga Azka masih ada raket dibeliin bapak waktu panen kemarin". Jawab anak itu sopan, wajahnya penuh senyum yang dilempar kearah kakak iparnya. Anak ini sama seperti kakaknya yang murah senyum.
"Ngga ngerepotin kok, sekalian ajak mbakmu jalan jalan". Ucap Rama yang diikuti senyum hangatnya, ia merasa sangat klop dengan Azka.
"Makasih ya mas". Ucapnya lirih dengan senyum mengembang,
"Itu mbakmu sudah nunggu!!". Ucap Rama memberi tau, ia melihat istrinya yang sedang menunggu jemputan di pinggir jalan,
Rama memelankan laju mobilnya dan menepi tepat di mana Hasyna berdiri, gadis itu mundur beberapa langkah saat mobil fortuner berhenti tepat didepannya karena mengira yang didalam pasti bukan supir jemputannya.
"Mbak Nana". Sapa Azka saat anak kecil itu membuka jendela mobil dan menyembulkan kepalanya disana, mengetahui adiknya yang menyapa sontak membuat Hasyna kaget, ia melongo melihat Rama yang tersenyum tipis dikursi kemudi.
"Dek azka,". Desisnya, ia melihat adiknya yang berusaha menggamit tangannya dan menciumnya.
"Dek Azka kok bisa sampai sini". Tanya Hasyna menelisik, ia tetap mengabaikan Rama yang juga berpura pura acuh dengan kebingungannya. Dalam benak Hasyna masih tidak habis fikir kenapa Rama bisa membawa Azka sampai kemari, bagaimana bila Azka sampai tau kondisi rumah tangga mereka yang sesungguhnya dan mengadu pada bapak dan ibuk.
"Tadi dijemput sama mas di pondok mbak, ".
PIPPPP....PIPPPPPP....PIIIPPPPPPPPP...PIPP
Suara mobil dibelakang membunyikan klakson karena mobil mereka berhenti cukup lama, menyadari itu Rama langsung memberi kode pada Hasyna untuk segera masuk mobil tanpa banyak bertanya terlebih dahulu apalagi jalanan cukup ramai sore ini. Nana membisu didalam mobil yang mulai berjalan pelan, gadis itu hanya mendengarkan adik dan suaminya berbincang hangat seperti sahabat, entah bagaimana caranya Rama bisa secepat itu akrab pada Azka padahal mereka hanya bertemu beberapa kali saja.
"Dek Azka lapar?". Tanya Rama begitu ia melihat tempat makan yang menjual ayam tepung yang ia dan Hasyna pernah kunjungi saat bertemu dengan Aldo, Azka mengangguk dan dibalas senyum hangat oleh Rama. Hasyna tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, berbicara dengan Rama sama saja seperti mengakhiri perang yang dimulainya sendiri, bingung juga dalam hatinya mengapa suaminya mengajak adiknya kekota tanpa memberi taunya terlebih dahulu, was wasnya jika tetiba pacar suaminya datang dan dilihat Azka akan berakibat luar biasa didalam pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bidadari_ku menangis
Romance*** Hashyna, gadis 18 tahun yang harus menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan seorang pewaris "Bhaskara group". Ia yang tidak tau menau tentang perjodohan ini akhirnya dibenci tuan muda lantaran dianggap sebagai pengganggu dalam kehid...