Park Jinny, pilot tempur US Air Force yang memilih pensiun dini untuk kembali ke negara asal orang tuanya setelah hampir tiga puluh lima tahun meninggalkan Seoul, Korea Selatan.
Ia harus beradaptasi dengan atmosfer di tempat pekerjaan barunya sebaga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Company merupakan satu dari sepuluh perusahaan besar di Korea Selatan yang kini tengah mendapatkan momen untuk mengepakan sayap lebar nya di tengah sifat konsumtif manusia yang semakin hari semakin meninggi.
Perusahaan yang sudah berdiri sejak dua puluh lima tahun yang lalu membuka bisnis di berbagai bidang industri salah satunya adalah bidang energi, industri telekomunikasi dan industri aviasi.
Tiga hari berselang, suasana kantor pusat Park Company pagi itu sudah terlihat ramai dengan aktivitas lalu lalang staf, tamu dan pengunjung.
Park Jin Young sang CEO terlihat baru saja memasuki ruang kerjanya yang berada di lantai lima puluh gedung penacakar langit berlantai seratus itu.
Dia segera duduk di kursi kebesaran nya di dampingi sang sekretaris Kim Nam Gil yang berdiri di sebelah nya. Sejak kepulangan nya dari rumah sakit dan beberapa bulan mengambil cuti untuk masa pemulihan, kini lelaki paruh baya itu kembali menjalani aktivitas nya sebagai CEO.
Kim Nam Gil terlihat menyerahkan beberapa berkas laporan yang harus segera ia review. Lelaki paruh baya itu mendengar jika adik iparnya yang mempunyai perusahaan di Italia mengirimkan sebuah lembar proposal kerjasama dengan perusahaan nya.
Setelah melakukan review permohonan kerja sama investasi beberapa saat, laki - laki paruh baya itu tampak mengangguk - anggukan kepala perlahan. Dia segera menutup berkas itu dan sedikit menghela nafas panjang.
"Nam Gil, apakah dia serius ingin mengirimkan putra nya untuk turut menghandle proyek ini?" Park Jin Young menatap sekretaris nya dengan serius.
"Beliau sendiri yang mengatakan melalui telefon pimpinan." jelas Kim Nam Gil.
"Kamu tahu sendiri kualitas keponakan ku itu seperti apa bukan? Dia adalah laki - laki yang tidak kredibel jika harus mengurus proyek sebesar ini. Mengurus dirinya sendiri dan kehidupan nya saja tidak mampu bagaimana dia akan mengurus proyek dengan nominal milyaran won?" Park Jin Young terkekeh dengan permintaan aneh adik iparnya.
"Apakah pimpinan tidak ingin mengandalkan nona besar untuk turut serta dalam proyek ini? Saya rasa, jika nona besar di libatkan dia akan bisa menghandle nya lebih baik lagi." Kim Nam Gil memberikan sebuah saran.
"Jin Hee dan saudara sepupunya itu belum pernah bertemu. Aku tidak yakin putriku bisa bersabar menghadapi lelaki malas itu." Park Jin Young meragukan usulan sang sekretaris.
"Setidak nya nona besar mempunyai analisis dan insting yang kuat jika ada hal - hal yang akan merugikan aset nya. Jika ada indikasi untuk melakukan hal yang tidak benar, setidaknya nona besar pun bisa menangani nya. Sebagai seorang mantan prajurit, saya sangat yakin nona besar akan mampu pimpinan." Kim Nam Gil kembali mengemukakan pendapat.