[ASAN Medical Centre, Seoul - 21.00 KST]
[Park Jinny POV]
Sluuuurppp ....
Secangkir kopi panas menemaniku di saat suhu udara malam ini terasa semakin dingin. Dita Karang masih sibuk menyelimuti tubuh Zuu yang baru saja terlelap, tidak selang lama setelah Lea eonni dan Minji memutuskan untuk pulang.
Sementara aku memutuskan untuk turut bermalam di rumah sakit, agar bisa menjaga dua wanita yang aku sayangi. Sejujurnya aku tidak terlalu yakin saat meminta izin kepada Dita untuk turut bersama menjaga Zuu di Rumah Sakit.
Izin yang di berikan olehnya laksana guyuran air yang membuat kelegaan di hatiku seketika. Aku masih merasa bersalah telah mengabaikan putri Dita selama beberapa hari terakhir hingga menyebabkan peristiwa keji ini bisa sampai terjadi.
Setelah mengganti lampu tidur yang terpasang di area oksigen panel, Dita segera berjalan menuju ke arah ku. Wajah yang tanpa riasan serta penampilan dengan baju kasual tidak pernah mengurangi kecantikan nya sama sekali. Betapa beruntung nya jika aku bisa memiliki nya suatu saat.
Tetapi ucapan ketika ia menegaskan hubungan kami hanya sebatas rekan kerja kembali membuat keyakinan ku terkadang goyah.
Dita Karang datang dengan membawa selimut tebal yang dibawanya dari rumah. Ia mengambil duduk di sebelahku sembari mengurai rambut panjang nya yang tercepol.
Wajah ayunya sama sekali tidak menyiratkan usianya yang hampir mendekati empat puluh tahun. Bukan kah usia hanya perkara angka? Jadi bukan sesuatu yang harus aku permasalahkan bukan? Aku kembali dibuat jatuh cinta, dan sepertinya selama nya akan jatuh cinta.
"Tidurlah Dita, bukan kah tubuhmu sudah dibuat sangat lelah hari ini?" aku menatap nya, hanya bisa memuji kecantikan nya kembali di dalam batinku.
"Seharusnya kamu yang beristirahat, capt. Bukan kah besok kamu ada jadwal penerbangan?" Dita Karang menatap ku dengan air wajah tenang nya.
"Jangan pedulikan aku. Aku sudah terbiasa hanya tidur selama sejam dua jam." aku kembali menyeruput kopi yang tinggal setengah cangkir.
"Dan itu sungguh pola tidur yang sangat tidak sehat sama sekali. Aku melarangmu untuk menjadikan itu sebagai hal yang biasa atau bahkan kebiasaan." Dita Karang dengan sungguh - sungguh memperingatkan ku.
Tik ... tok ... tik ... tok ....
Suara jam dinding yang tergantung terdengar semakin nyaring. Keheningan kembali melanda kami berdua. Rasa canggung di saat berduaan seperti ini kembali terasa karena sesungguh nya perang dingin kami belum benar - benar usai.
"Dita."
"Jinny."
Kami saling memanggil, kemudian saling pandang. Aku kembali mengalihkan pandangan ke televisi yang masih menyiarkan sebuah berita. Sementara Dita kembali menyisir gerai rambut panjang nya ke sisi kiri bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES!! CAPTAIN.
FanfictionPark Jinny, pilot tempur US Air Force yang memilih pensiun dini untuk kembali ke negara asal orang tuanya setelah hampir tiga puluh lima tahun meninggalkan Seoul, Korea Selatan. Ia harus beradaptasi dengan atmosfer di tempat pekerjaan barunya sebaga...