Playfull Day

279 141 9
                                    

[Incheon International Airport, Incheon - 08.30 KST]

[Author POV]

         Pagi hari di Incheon International Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Pagi hari di Incheon International Airport. Park Jinny dan Lea Mizuki yang masih menjadi pasangan pilot selama tiga bulan terakhir tampak menyusuri garbarata setelah menyelesaikan penerbangan dari New York menuju Seoul.

        Keduanya tampak berjalan dengan tenang sembari memperhatikan layar handphone masing - masing. Lea Mizuki yang sudah merindukan tempat tidurnya karena menjalani penerbangan panjang di saat musim dingin berlangsung adalah hal yang cukup menyiksanya.

        Kedua pasang mata mereka tertegun tatkala melihat seorang Lalisa Manoban berjalan di seberang mereka dengan sedikit terburu. 

       Park Jinny yang melihat rombongan cabin crew team nya sudah berjalan terlebih dahulu di depan segera dibuat mengerti. Apalagi yang dilakukan pilot asal Thailand itu kalau bukan untuk mengejar Dita Karang yang masih mendiamkan nya.

"Kenapa dia terburu - buru sekali? Apakah wajah dia baik - baik saja sekarang?" Lea Mizuki mengamati pergerakan Lalisa Manoban yang semakin cepat.

        Wajah pilot asal Thailand yang mendapatkan bogem mentah dari seorang Park Jinny dua hari yang lalu cukup membekas lama di wajah tampan nya. Kejadian yang terjadi di dining room hotel Hilton kala itu cukup membuat heboh group chat chockpit dan cabin crew.

        Pesawat mereka mempunyai jadwal keberangkatan dari New York hanya berbeda satu hari. Hanya saja pesawat yang di bawa oleh Lea Mizuki dan Park Jinny melakukan perjalanan direct dari New York ke Seoul, sementara pesawat yang dibawa Lalisa harus transit di Doha terlebih dahulu. Itulah kenapa pesawat mereka bisa sampai secara bersamaan di Seoul pada hari ini.

"Aku tahu kenapa dia terburu - buru eonni." Park Jinny memasukan kedua tangan nya di saku mantel tebal yang masih melekat di tubuh nya.

"Apakah kamu akan membiarkan nya?" Lea Mizuki melirik ke arah sahabat nya.

"Aku tidak masalah. Aku juga belum menjadi pemilik Dita sepenuh nya. Jadi siapapun masih berhak untuk mengejar dan mendekatinya." Park Jinny berusaha berpikiran secara logis.

"Aiiisshh ... mana bisa begitu. Jika dia bisa membuat Dita berpaling darimu, apakah kamu akan rela melepasnya hhmm?" Lea Mizuki kembali terkekeh.

"Jika Dita berpaling, berarti dia bukan takdirku. Hidup sesimpel itu bukan?" Park Jinny mengangkat bahunya.

"Lantas kenapa Dita sedari tadi mendiamkan mu? Apakah kalian masih bertengkar sejak malam itu?" Lea kembali penasaran karena sang manajer cabin crew lebih memilih diam daripada cerewet seperti biasanya.

"Hhmm ... entahlah. Mungkin dia masih marah kepadaku. Anggap saja seperti itu." 

       Park Jinny belum tertarik untuk membahas malam yang begitu menyebalkan kala itu. Bukan perkara Dita yang menamparnya, melainkan kelakuan pemaksa Lisa yang bisa melukai tangan Dita.

YES!! CAPTAIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang