[Gwangju Park Cemetery, Gyeonggi - 08.30 KST]
[Author POV]
Provinsi Gyeonggi pagi itu memutih setelah semalam langit diatas nya memuntahkan salju dengan cukup lebat ke bumi nya. Suhu udara di Seoul sekitar bulan Desember masih berada di angka dua derajat celcius dan akan mengalami puncak musim dingin yang berada di bulan Januari.
Kang Seulgi masih duduk bertengger dengan tenang di atas kap sebuah mobil Jeep Rubicone berwarna putih milik sahabat nya. Walaupun ia sudah memakai baju musim dingin dengan berlapis - lapis, tetapi udara dingin pagi itu benar - benar terasa menusuk kulit.
Tangan kanan nya memegang sebuah cangkir berisi kopi yang masih mengepulkan asap. Dia memang telah menyiapkan sebuah thermos yang berisi kopi panas ketika sang sahabat mengajaknya untuk berkeliling memeriksa sebuah komplek pemakaman kembali.
Tentara angkatan darat Korea Selatan itu masih tidak habis fikir dengan apa yang di lakukan sahabat nya. Sudah ratusan makam ia sambangi hanya untuk mencari sebuah batu nisan dengan nama seseorang yang menjadi cinta pertamanya.
Disisi lain, dia memaklumi kenapa Park Jinny bisa rela membuang - buang tenaga hanya untuk mencari sebuah batu nisan. Karina Yoo cinta pertamanya pergi secara mendadak tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Di hari - hari terakhir mereka bertugas kala di Lebanon, Park Jinny dan Karina memang sempat bertengkar hebat lantaran Winter dan Jinny terlihat saling berciuman. Itu berdasarkan penuturan dari sudut pandang Karina Yoo.
Sementara dari pengakuan Park Jinny, ia tidak pernah membenarkan dan mengakui tuduhan dari Karina yang dilayangkan kepadanya.
Saat itu sang pilot tengah membantu Winter ketika kedua matanya terkena kotoran debu yang berterbangan di sekitar markas utama. Posisi Jinny yang membelakangi Karina lah awal mula kesalahpahaman itu terjadi.
Entah mana cerita yang benar, Kang Seulgi juga masih dibuat penasaran. Tetapi melihat betapa hancurnya sang sahabat kala itu, serta usaha gigih yang dengan sabar menyusuri setiap komplek pemakaman di Seoul membuat tentara angkatan darat itu meyakini betapa besar cinta Park Jinny kepada cinta pertama nya itu.
Sang kapten segera melambaikan tangan ke arah Park Jinny yang masih berkacak pinggang berada di tengah deretan makam. Ia mengangkat segelas cangkir kopi, berharap sang sahabat bisa mengistirahatkan dan menghangatkan tubuh nya sesaat.
Park Jinny perlahan berjalan mendekat ke arah dimana Kang Seulgi dan mobilnya berada. Mantan pilot pesawat tempur itu terlihat kembali murung karena sudah di pastikan dia belum mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diinginkan.
"Minumlah dulu, Jin. Kamu sudah cukup bekerja keras pagi ini. Hangatkan tubuhmu sejenak, jangan sampai tubuhmu mati membeku." Kang Seulgi menuangkan kopi dari dalam thermos ke sebuah cangkir non reuseable.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES!! CAPTAIN.
FanfictionPark Jinny, pilot tempur US Air Force yang memilih pensiun dini untuk kembali ke negara asal orang tuanya setelah hampir tiga puluh lima tahun meninggalkan Seoul, Korea Selatan. Ia harus beradaptasi dengan atmosfer di tempat pekerjaan barunya sebaga...