The Unreachable

289 127 39
                                    

[Ji Chang Wook's Mansion, Mapo - 09.00 KST]

[Author POV]

[Author POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duuuk ... duk ... duuuuk ... duuuukk ....

"Appa!!! Buka pintunya!!"

Duuuk ... duk ... duuuuk ... duuuukk ....

"Appppaaaaa!!!! Buka pintunya!!!!"

Braaaak ... braaaak ... braaaakk!!!

       Ji Yeong Ju dengan sekuat tenaga berusaha memukul - mukul pintu kamar yang sejak semalam ia terkurung disana. 

       Ia dibawa oleh segerombolan orang yang menariknya dengan paksa ke dalam mobil SUV ketika menunggu kedatangan Park Jinny yang diutus ibunya untuk datang menjemput setelah mengikuti les tambahan.

      Yang lebih membuatnya emosi adalah dalang di balik penculikan nya merupakan ayah biologis nya sendiri. Satu bulan belakangan ia dan ibunya sudah merasa lega karena sang ayah tidak pernah muncul kembali di hadapan mereka.

      Tetapi mengetahui sang ayah menyuruh orang - orang berbadan besar itu untuk membawa nya dengan paksa ke hadapan Chang Wook membuat gadis itu murka, bahkan sejak kedatangan nya di mansion mewah itu.

       Di sisi lain, handphone yang selalu ia bawa juga turut diambil paksa oleh orang - orang berbadan besar yang membawanya sehingga ia tidak bisa menghubungi siapapun untuk meminta bantuan.

       Rupanya Ji Chang Wook telah benar - benar mengantisipasi hal itu dengan matang. Ia tahu karakter putrinya yang akan langsung menghubungi saudara sepupunya jika Zuu mengetahui akan dibawa ke rumah nya.

       Sejak semalam, Zuu tidak lelah menggedor pintu kamarnya dengan sangat keras. Dia hanya berhenti ketika tertidur di lantai dengan kondisi badan nya yang sudah sangat lelah.

       Hingga pagi ini setelah ia terbangun, ia kembali melakukan aksi yang cukup membuat kedua telinga Ji Chang Wook merasa sakit mendengar gedoran - gedoran keras dari pintu itu.

       Ji Chang Wook yang baru terbangun tampak menutupi kedua telinga mendengar teriakan - teriakan putri nya. Dia hanya menghela nafas panjang mengetahui putrinya bukan seseorang yang mudah menyerah begitu saja dengan keadaan.

"Aaaiisshh ... kenapa aku mempunyai putri yang sudah sebelas duabelas seperti berandalan huh? Semalaman aku tidak bisa tidur dan sekarang harus bangun kembali karena mendengar teriakan - teriakan nya yang tanpa lelah. Bibi!! Apakah Yeong Ju sudah di beri sarapan?" teriak Ji Chang Wook kepada salah seorang staf asisten rumah tangga nya.

"Ini baru akan kami antarkan, tuan." jawab salah satu staf yang sudah datang dengan sebuah nampan di tangan.

"Segeralah antar, mungkin dia sudah kelaparan. Aku sudah benar - benar dibuat pusing mendengar teriakan - teriakan nya." perintah Ji Chang Wook dengan segera.

YES!! CAPTAIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang