The Betrayal

259 142 62
                                    

[Seoul National Cemetery, Seoul - 09.00 KST]

[Author POV]

[Author POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruugg ....

       Park Jinny menutup pintu mobilnya perlahan. Kedua mata monolidnya mengawasi sekeliling area dimana beberapa orang berpakaian militer tampak berdiri menjaga sebuah gerbang besar di komplek taman makam pahlawan nasional. 

        Seoul National Cemetery, itu adalah lokasi dimana kedua kakinya tengah berdiri saat ini. Mantan prajurit US Air Force itu tidak habis fikir mengapa sang ayah mengajaknya untuk bertemu di area komplek pemakaman itu.

       Sebuah taman makam pahlawan terbesar di kota Seoul terlihat masih lengang di pagi hari ini. Park Jinny tampak merapikan blazer berwarna hitam yang melekat di tubuh nya untuk beberapa saat. 

       Setelah mengambil ID card yang diberikan oleh Kang Philip kemarin sore, sang pilot segera berjalan mendekati pintu gerbang pemakaman yang tampak di jaga oleh dua prajurit tentara angkatan darat Korea Selatan.

       Park Jinny tampak memperlihatkan ID card yang diberikan asisten nya kepada petugas yang tengah berjaga. Setelah mengamati ID card itu beberapa saat, sang penjaga tampak mempersilahkan Park Jinny untuk memasuki komplek area pemakaman itu.

       Saat memasuki gerbang pemakaman, tidak lupa mantan prajurit US Air Force itu memberikan salute kepada hamparan batu nisan yang ada di hadapan nya. 

       Ribuan makam dari para veteran dan pejuang yang gugur dalam pergerakan kemerdekaan Korea, perang Korea dan perang Vietnam tampak asri di kala musim semi ini.

        Mantan pilot itu segera berjalan menyusuri salah satu jalan menuju area pemakaman yang berada di atas bukit. Beberapa laki - laki berpakaian jas hitam telah berbaris rapi menunggu kedatangan nya.

        Park Jinny segera berbelok menuju blok G dimana terlihat sang ayah tengah berdiri di depan salah satu makam pejuang. Park Jinny segera menghentikan langkah kakinya begitu ia sampai di sisi sang ayah.

"Berikan salam dan penghormatan terlebih dahulu kepada mendiang kakek mu, Jin Hee." perintah Park Jin Young dengan segera.

        Batu nisan bertuliskan nama 'Park Byung Kwon' terpahat dengan begitu sangat rapi. Tubuh sang kakek yang merupakan veteran masa perang kemerdekaan sekaligus mantan seorang menteri pertahanan ke tiga belas Korea Selatan terbaring di komplek makam pahlawan itu.

        Park Jinny tampak kembali menghela nafas panjang. Ia membungkukan badan nya dengan seketika untuk beberapa saat menghormati mendiang leluhurnya. 

         Setelah beberapa menit melakukan penghormatan, Park Jinny kembali berdiri tegak sembari mengamati makam mendiang sang kakek dengan cukup seksama.

"Kenapa appa meminta untuk bertemu dengan ku disini?" Park Jinny dengan nada suara dingin nya tampak tidak ingin menatap laki - laki yang akhir - akhir ini sering membuatnya kesal.

YES!! CAPTAIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang