[Nonhyeon District, Seoul - 23.00 KST]
[Author POV]
"Aigoo ...."
Dita Karang kembali dibuat terkejut ketika dua orang yang di cemaskan sedari tadi sudah berdiri di ambang pintu. Luka lebam yang bersarang di kedua wajah cantik nya serta balutan yang melingkar di dahi Park Jinny membuat Dita kembali dibuat khawatir.
Park Jinny dan Ji Yeong Ju hanya saling berpandangan sembari menghela nafas panjang. Mereka berdua telah bersepakat untuk tidak menceritakan peristiwa penyerangan yang baru saja mereka alami kepada Dita Karang.
"Apa yang terjadi dengan kalian?" Dita Karang semakin memburu rasa penasaran nya.
"Bolehkah kami masuk terlebih dahulu, Dita?" Park Jinny menatap wajah cemas Dita Karang.
"Aaiisshh apa yang kamu lakukan, Dita." bisiknya. "Ayoo kalian segeralah masuk." Dita Karang merangkul bahu putrinya agar segera masuk ke dalam rumah.
Setelah menutup pintu, Park Jinny dengan langkah gontai segera menyusul sahabat kecil yang tengah membuka jaket kulit yang menempel di tubuh nya. Mereka berdua dengan kompak nya bersandar di sofa dengan tenang agar detak jantung mereka kembali teratur.
Dita Karang dan Hwang ahjumma datang dengan masing - masing di tangan membawa sebuah waskom berisi air hangat. Raut wajah khawatir dari Dita dan asisten rumah tangga nya kini tidak bisa di sembunyikan lagi.
"Bibi, anda tolong bersihkan luka Yeong Ju terlebih dahulu." perintah Dita Karang.
"Yee, nyonya." Hwang ahjumma segera mengambil duduk di dekat Ji Yeong Ju. Sementara Dita Karang mengambil duduk di sebelah Park Jinny.
"Apa yang terjadi? Kenapa wajah kalian babak belur seperti ini?" Dita Karang menatap Park Jinny dan Ji Yeong Ju bergantian.
"Kami kecelakaan." Park Jinny dan Ji Yeong Ju dengan kompaknya menjawab.
Dita Karang hanya kembali menghela nafas panjang. Ibu muda itu kembali mencium adanya tanda - tanda persekongkolan antara sang pilot dan putrinya.
"Apakah kalian kembali sedang bersekongkol? Aku bisa membedakan mana luka karena kecelakaan, mana luka karena tindak kekerasan." Dita Karang berdecak heran.
Ji Yeong Ju hanya menatap Park Jinny yang masih memijit - mijit badan nya yang terasa sakit di mana - mana. Gadis berponi itu segera menyenggol lengan sang pilot hingga keduanya kembali saling menatap.
"Kami memang mengalami kecelakaan, Dita. Jika tindak kekerasan maka aku tidak akan membiarkan putrimu untuk turut serta." Park Jinny terpaksa kembali berbohong.
"Aku harap kamu tidak mengajari putriku untuk menjadi pembohong, Jinny." gumam Dita Karang sembari menempelkan washlap untuk mengompres dengan keras ke pipi sang pilot.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES!! CAPTAIN.
FanfictionPark Jinny, pilot tempur US Air Force yang memilih pensiun dini untuk kembali ke negara asal orang tuanya setelah hampir tiga puluh lima tahun meninggalkan Seoul, Korea Selatan. Ia harus beradaptasi dengan atmosfer di tempat pekerjaan barunya sebaga...