01. Mulai Kasar Tak Selembut Dahulu

2K 68 8
                                    

"Bum!"

Bunyi tubuh seorang gadis kecil menghantam dinding dengan keras nya.

"APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP ISTRIKU NARAYA!!" Geo berteriak dengan marahnya, mata merah menyala dengan urat yang terlihat sangat jelas

"N-nara tak tau pa, mama sudah begitu saat Nara turun dari kamar" ucap nya dengan gemetar sambil menatap takut karena terkejut terhadap papa nya yang menghantamkan tubuhnya Kedinding dengan keras

"LALU BAGAIMANA BISA ISTRIKU MENINGGAL DENGAN PISAU TERTANCAP DI PERUTNYA HA!!" teriaknya lagi lebih kencang dengan meneteskan air matanya pedih, tak terima dengan kenyataan yang telah terjadi.

"Nara tak tau pa.." jawab nya dengan nada lemas akibat rasa sakit yang menjalar di tubuhnya

Geo menghampiri Nara yang tergeletak tak berdaya, ia membanting nya ke lantai dan dinding secara bergantian dan terus menerus.

"Arghh..! pa sakit hiks.." raungan yang tertahan dengan tangis yang tak kunjung berhenti

"KAU PEMBUNUH! KAU PEMBUNUH ISTRIKU ANAK SIALAN!!" ucap nya dengan melempar tubuh Nara ke meja makan yang terdapat di dapur

Nara pun terpelanting dengan kuat dan menghantam meja nya hingga retak.

"T-tidak pa a-aku tidak membunuh m-mama.." lirih Nara terbata-bata dengan darah yang terus mengalir deras dari kepala bagian belakang dan kaki nya.

"APA KAU BILANG HA! JIKA TIDAK KAU!, SIAPA LAGI DASAR ANAK SIALAN!!" teriak Geo langsung menghampiri Nara lalu mencekik leher Nara hingga ia sesak napas

"PA!! SUDAH DULU MENYIKSA ANAK MU ITU! DIA MASIH KECIL, BISA MATI DIA!!" teriak Devano dari arah dapur yang masih berdiri di samping mayat mama nya

"Aarrgghh.." raung Nara setelah Geo melepaskan cekikannya

Pandangan Nara mulai buram dan ia bisa melihat mereka yang hanya memandang nya tanpa menolong satu orang pun, termasuk abang abangnya.

Nara pun kehilangan kesadaran karena kehabisan darah yang banyak.

🐌🐌🐌

Nara terbangun dan melihat sekelilingnya, ternyata ia masih di rumah, lalu ia menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjangnya.

Ia tak dibawa ke rumah sakit oleh mereka, untung saja ia tak sampai kehilangan ingatan. Nara menoleh ke samping kiri dimana jam berada yang telah menunjukan pukul 06.25.

Waktu dimana keluarga sedang sarapan. Nara pun beranjak dari ranjang, lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Arrghh.. sakit sekali..." desisan kecil yang keluar dari mulut nya Nara ketika ia ingin berjalan ke kamar mandi, ternyata kakinya terdapat luka luka memar dan banyak goresan.

"Pelan.. jangan sampai jatuh" ucap nya ber monolog

Nara pun sampai pada pintu kamar mandi walau tertatih-tatih, kemudian mandi dengan air hangat sambil membersihkan luka semalam.

Ia yang teringat kejadian semalam pun menangis histeris dan berteriak sekencang mungkin di dalam kamar mandi, karena memang kamar nya kedap suara.

Naraya [END] Terbit √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang