35. Bangun nya Shark

563 34 10
                                    

"Kyaa... Bar lo!! asyem tenan! nak moro ojo tiba tiba ngono loh ah! jantung ku wes Jedar jeder!" marah Nara kepada Bara

(Kyaa... Bar lo!! asyem banget! kalo datang jangan tiba tiba gitu loh ah! jantung gw udah jedar jeder!)

"Gw cuma dehem aja kaget" ucap Bara ikut duduk disamping Nara

"Ck! rak usah cedak cedak lah ambu mu trasi!" Kesal Nara menggebu nggebu lalu berdiri menjauh

(Ck! nggak usah deket deket ah! bau lo trasi!)

"Hmm trasi ya.." ucap bara ikut berdiri lalu menarik Nara dan memojokkan ke pohon rindang tadi

Nara yang reflek memegang kedua pundak bara "Lo mau ngapain!!" panik Nara

"Kenapa katanya bau terasi" ujar Bara mendekatkan wajahnya

'Ha! emang dia paham yang gw omongin?!' batin Nara bertanya tanya

Nara yang melamun tak sadar bahwa Bara sudah sangat dekat dengan nya bahkan nafasnya terasa di wajah Nara.

"Lepasin gw! atau nggak gw tumbuk lo!" ucap Nara mengancam

"Tumbuk aja kalo bisa" sahut Bara meremehkan gadis didepannya

dugh

bruk

"arghh!"

"Shh..." ngilu Bara memegangi burungnya

"Pftt, bhahahaha" tawa Nara bahagia

"Hahaha kasian cok burungnya pecah bhahaha" ucap Nara tak bisa menghentikan tawanya

"Ah aduh perut gw keram!, Hahaha" ucap Nara memegangi perutnya

"Tanggung jawab!" tegas Bara menatap Nara

"Idih.. emang gw hamilin lo!" ucap Nara menatap sengit Bara

"Lo harus tidurin shark gw!" ujar Bara dengan suara bariton nya

"Idih..  gw bukan pawang nya hiu! kalo mau tidurin ya sewa pawang hiu sendiri lah!" kesal Nara disuruh tidurin hiu bara

"Ini gara gara lo! jadi lo harus tidurin dia!" geram Bara tak tahan

"Dih emang gw pikirin!"

"Dugh!" tendang Nara ke burung Bara lagi lalu kabur meninggalkan nya

"Argh! sakit banget!!!" ucap Bara meremas burung kesayangan nya kesakitan

🐌🐌🐌

kring...!!

Alarm pulang berbunyi para murid bersorak gembira keluar dari kelas nya masing masing.

"Akhirnya.." ucap Nara pelan lalu mengendong tas nya

"Pulang naik apa nanti ya" ujar Nara bingung

"Gw berangkat bareng Reno jadi pulang juga harus sama dia dong" ucap Nara lalu menuju ke parkiran

"Abang..!" teriak Nara memanggil Reno

"Kenapa?" tanya Reno heran

"Boleh bareng lagi nggak pulang nya?" ucap Nara menatap Reno

"Lo bareng Riko" jelas Reno memandang Riko

"Lah kok bareng bang Riko sih!" ucap Nara tak terima

"Gw bareng Ciara" jawab Reno lalu pergi menaiki motornya

"Abang!! ah nggak bisa gitu dong!" kesal Nara menatap jengkel Riko

"Ayo cepet!" sentak Riko

"Dih kalo nggak mendesak juga gw nggak mau!" ujar Nara menaiki motor Riko

"Lo pikir gw mau boncengin jalang kayak Lo!" sarkas Riko

Nara yang mendengar perkataan Riko menahan amarah yang sudah meluap luap, karena tak bisa meluapkan emosinya Nara akhirnya menangis dalam diam.

'dia nangis? apa gw salah ya bilang gitu' batin Riko bertanya, mata Riko menatap Nara dari spion yang terus saja menangis

Motor Riko berhenti disebuah taman. "Turun" ujar Riko menatap Nara

"Kenapa disini" tanya Nara dengan suara serak lalu turun dari motor

"Ikut gw" ucap Riko menarik tangan Nara lembut

"Tumben ga kasar" gumam Nara heran

"Duduk!" ujar Riko ingin pergi meninggalkan Nara

Nara yang mengetahui Riko ingin pergi pun mencekalnya cepat. "Lo nggak ninggalin gw disini kan" tanya Nara dengan mata berkaca kaca, Riko hanya menggelengkan kepala lalu melepaskan cekalan Nara

"Huft.." hela hafas panjang dari Nara

Nara menatap sekeliling nya dan menemukan satu gadis kecil yang ingin mendekati datang tak terlalu luas di samping taman.

Nara yang panik lalu berlari sekencang mungkin untuk mencegah gadis itu mendekat danau tapi Nara terlambat.

byur

"Tidak!" teriak Nara lalu menceburkan diri nya ke danau mencari gadis kecil itu

"Eugh!" muncul Nara dipermukaan air dengan kedua tangan mengangkat anak kecil itu

"Kamu gapapa dek?" tanya Nara khawatir setelah meletakan gadis itu di darat

"Hos hos.. a-aku nggak apa kak" jawab gadis kecil itu dengan nafas memburu

"Orang tua kamu mana?" tanya Nara melihat sekeliling yang sepi

"Ada di sebrang sana kak" tunjuk gadis itu

"Ayo kakak anter" ucap Nara menggendong gadis itu

"Mama!!" panggil nya kepada salah satu orang disana

"Ha! astagfirullah adek! kamu kok basah gini!!?" panik ibu mengambil alih gadis itu dari gendongan nya

"Tadi aku kecebur di danau itu ma" tunjuk anak itu ke danau

"Ya Allah kok bisa!" khawatir ibu kepada anak nya

"Tadi ada ikan aku mau tangkap tapi malah kecebur, kakak ini yang tolongin" jelas anak kecil menunjuk Nara

"Aduh kak makasih banyak ya.. berkat Kakak anak saya selamat, makasih banget" ucap ibu memeluk Nara sambil tersenyum

"Sama sama ibu, kalo begitu saya permisi dulu" jawab Nara dinagguki yang lain

"Kamu kenapa bisa basah kek gitu?" tanya Riko pura pura tak tahu padahal ia melihat semuanya dari kejauhan

"Tadi nolongin anak kecil tenggelam" jawab nara menatap Riko sekilas lalu mengalihkan pandangan nya

"Pake jaket gw, lekuk tubuh mu kentara" ujar Riko memakaikan Nara jaket yang berlogo elang geng gior

"Hmm makasih" ucap Nara cangung

"Ini tadi gw beliin es krim tapi karena kondisi lo kek gini mending kita pulang aja" ajak Riko di angguki Nara

Diperjalanan menuju rumah Riko terus melamun memikirkan Nara yang mau menolong anak kecil itu.

'ternyata Nara tak seburuk yang ku kira' batin Riko

"Bang! abang!" teriak Nara kesal karena Riko melewatkan rumah mereka

"Ha? apa?" tanya Riko bingung

"Rumah kita kelewatan!" kesal Nara

"Ah iya, kita puter balik aja" ujar Riko

Nara mencoba agar tak menabok Riko dari belakang "Udah sampe, gw masuk dulu nanti jaket lo gw balikin tapi gw cuci dulu" ucap Nara berlari memasuki rumah

"Wajah Lo lucu kalo lagi kedinginan"

Naraya [END] Terbit √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang