38. Bolos

567 37 2
                                    

"Ah sial! motor gw belum jadi lagi!" kesal Nara mengumpat motornya yang belum selesai perbaiki di bengkel

"Ck! naik apaan kalo gini!" ucap Nara merungut

"Hmm Gellen solusinya ini mah" ujar Nara mengambil hp disaku rok nya

"Gellen..." ucap Nara merengek

"Lo kenapa?" heran Gellen bingung

"Len lo bisa jemput gw nggak dirumah, gw nebeng Lo ya.." ucap Nara dengan nada memelas

"Ok kok gw jemput sekarang" jawab Gellen mematikan telpon

"Akhirnya ada tumpangan.." lega Nara mengusap dadanya

Beberapa menit akhirnya Gellen datang menjemputnya.

Brum..

Brum..

"Ayo naik" ujar Gellen

"Lama amat!" kesal Nara lama menunggu

"Cari bensin dulu tadi" jelas Gellen

"Dah ayo berangkat.." ucap Nara

Diperjalanan Nara terus melamun tidak seperti biasannya yang cerewet, setiap benda yang mereka lewati Nara akan menanyakan hal itu.

"Lo ada masalah!!?" teriak Gellen supaya terdengar

"Kita bolos yok!" ajak Nara berteriak

Citt...

Dugh!

"Bambang! kalo ngerem jangan mendadak!" amuk Nara karena kepalanya terjedot helm milik Gellen

"Tumben lo ngajakin bolos? biasanya juga anti yang namanya bolos bolosan" bingung Gellen menatap Nara dari depan

"Gw butuh ketenangan dulu" terang Nara menatap dalam Gellen

"Yaudah kalo gitu mending kita ke danau deket sini aja" ajak Gellen diangguki Nara dibelakang

Gellen kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ke danau di sebrang sana. "Turun" pinta Gellen

"Huft.." hela nafas panjang dari Nara

"Duduk di bawah pohon itu aja?" tunjuk Gellen ke pohon yang paling teduh dan rindang

"Wassalam!" kaget Nara

"Lo kenapa Ra?" bingung Gellen mengernyitkan keningnya

"Danau ini angker?!" tanya Nara menatap tajam Gellen

"Mwehehe denger denger nya si gitu" jawab Gellen menggaruk kepala belakangnya gatal

"Pantes aja!" kesal Nara lalu berjalan ke arah pohon yang di tunjuk Gellen

"Duduk dulu sabi kali ya" ujar Nara mendudukan bokong nya

"Emang beneran angker Ra?" tanya Gellen penasaran

"Emang angker si, soalnya gw liat mbak kunti duduk di kursi pinggir danau itu" jelas Nara menunjuk salah satu kursi

"Ya katanya kan butuh ketenangan yaudah tempat ini kan sepi jadi sabi kali buat tenang orang" jelas Gellen masuk akal

"Hmm lo bener" ujar Nara membetulkan

"Jadi lo nggak mau cerita sama gw Ra?" ucap Gellen bertanya

"Cerita apa?" bingung Nara

"Ah! bocah ini! ya permasalahan lo lah!" gemas Gellen meraup wajah Nara

"Gw mau dijodohin sama papa" ujar lirih Nara

"What!!!" kaget Gellen tak percaya

"Lo kalo gabut jangan gini dong Ra.. masa lo bilang mau dijodohin kan nggak masuk akal, minimal yang masuk dikit dong kalo ngarang cerita" ucap Gellen tertawa ringan

"Gw nggak ngarang cerita!" marah Nara menatap tajam Gellen

"Ha! berati beneran! kok bisa? terus Lo udah tau cowo yang mau dijodohin sama lo nggak? lo tau wajah nya? sekolah dimana? jawab Ra apa!?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut Gellen

"Lo kalo nanya ngotak dikit dong! satu satu" galak Nara

"Jadi gimana bisa ya gw nggak tau orang papa nggak ngomong apa apa sama gw, cuma ngasih tau nanti sepulang sekolah harus dandan yang cantik katanya gw mau dijodohin sama anak dari sahabat papa, pokok nya gw belum kenal sama dia, liat wajahnya aja belum pernah apalagi tentang sekolah dia dimana" jelas Nara kepada Gellen

"Wah parah! nanti kalo cowo yang dijodohin sama lo buruk rupa gimana?" tebak Gellen kurang ajar

"Weh mulut lo minta gw potong sama pisau ini hm?" tanya Nara mengintimidasi sambil menodongkan pisau mini

"Wah bercanda loh Ra.. serius amat! lagian kenapa sih lo selalu bawa pisau kek gini disaku?" bingung Gellen

"Buat jaga jaga aja" jawab Nara sambil menatap danau berwarna hijau yang dikelilingi pohon pohon besar di sekitarnya

"Emm kalo Lo udah ketemu sama cowok itu janlup ya kabarin gw" ucap Gellen menatap Nara

"Aman lah tu.."

"Weh Len yok kerumah lo! gw mau ketemu sama mamak lo itu" ajak Nara semangat

"Hmm tapi gw gimana?!" tunjuk Gellen kepada dirinya

"Lo kenapa?" bingung Nara

"Gw kan bolos Ra! kalo ketauan emak gw ya abis riwayat gw Ra.. mamak gw kalo ngamuk kayak raksasa, semua di lempari ke gw" jales Gellen takut

"Aaa.. kapan gw bisa ketemu sama nyokap lo Len?" rengek Nara memohon

"Ya kalau libur aja gimana? kita kan sebentar lagi ada libur panjang" usul Gellen

"Kenapa?"

"Ya kan abis semester kemaren! tapi belum diliburkan sekarang" gertak Gellen

"Lah gw kok nggak ada ikut semester?" tanya Nara bingung

"Ya kan Lo belum masuk sekolah!" gemas Gellen

"Ooh.." sahut nya ber oh ria

🐌🐌🐌

"Kita kapan pulang Len?" tanya Nara yang sudah letih

"Iya bentar lagi juga pulang.. kita nyesuain jam pulang juga lah nanti kalo gw pulang cepet nggak kaya biasanya terus Mak gw tanya gw masa bilang bolos" jelas gellen

"Emang nggak bisa bohong kali ini aja?" heran Nara

"Gw nggak mau bohong sama emak gw.." jawab Gellen

"Hmm yaudah kalo gitu" ucap Nara mengerti

"Eh udah jam pulang nih yok!" seru Gellen

"Yaudah ayo nanti gw telat mampus lah" risau Nara lalu bangkit dari duduk nya

Naraya [END] Terbit √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang