28. Hantu Kecil

592 38 2
                                    

Plak

Seseorang menepuk pundak Nara "kakak!" seru seseorang dibelakang nya

"Ha! apaan masa iya hantu si cok" ucap Nara tak percaya lalu membalikkan tubuhnya

"Lo siapa!?" kaget Nara

"Aku penunggu sini kak" ucap anak kecil dengan senyum manis

"Ha Lo manusia kan dek?" tanya Nara bingung

"Aku antuu~" jawab gadis kecil didepannya

"Heh, bohong kan kamu.. anak kecil nggak boleh bohong" nasehat Nara lalu menyentil hidung gadis itu

"Tuh kan kakak sentil hidung kamu aja bisa nyentuh" senyum Nara menatap anak kecil itu

"Ih Kakak mah nda pelcaya" kesal anak itu dengan nada celat nya

"Dah jangan bohong dek nanti tuhan mu marah" ujar Nara lalu pergi dari gudang tidak lupa dengan membawa sebuah kotak usang

Saat hampir sampai di ruang tengah Nara memberhentikan langkahnya "kamu ngapain ikutin Kakak?" heran Nara kepada gadis cilik itu

"Aku disuruh mama Kakak buat temani kakak" jawab nya polos

"Halah ngaco kamu ya.. udah sana pulang nanti dicariin bonyok adek gimana" ucap Nara menatap gadis didepannya intens

"Kakak aku ini antu, mana bica dicaliin" elak nya

"Hhh bodo amat deh dek, kalo kamu mau ikut ya gpp juga si, palingan juga nggak di bolehin keluarga Kakak" ucap Nara lalu melanjutkan langkah nya

"Idihh Kakak soto"

"Apaan tuh?" bingung Nara

"Kakak kok nolak banget cih" ujar nya sambil mengikuti langkah Nara

"Heleh, mendingan Kakak dari pada kamu yang nggak bisa ngomong 'R' " ejek Nara menatap remeh gadis itu

"Mana ada! Aku bica ngomong 'L' kok!" kesal nya menghadang langkah Nara

"Macak cih" ledek Nara lebih parah

"Ihh kecel deh cama kakak!"

"Ututu lucuknya hehe" ucap Nara mencubit pipi chubby gadis itu

"Lo pulang pulang kok jadi gila?" ujar Riko menatap sinis Nara yang berbicara sendiri

"Maksud lo apa!" bentak Nara tak terima

"Menurut lo apa? Ngomong sendiri kaya orang gila" ujar Riko tajam

"Mata Lo katarak ha! Gw lagi ngomong sama anak kecil!" sarkas Nara menatap sengit Riko

"Mata lo dah buram atau gimana?" tanya Riko malas

"Jelas jelas nggak ada anak kecil dibilang ngomong sama anak kecil, halu jadi Kakak ya haha kasian pengen punya adek?" ejek Riko remeh

"Dih sifat Lo mencerminkan orang gila malah" ujar Nara menatap jengah manusia didepannya

"Ada apa lagi ribut ribut" tanya Geo yang tiba tiba muncul

"Nih anak udah gila pa" tunjuk Riko

"Nggak usah nunjuk nunjuk!" tegas Nara

"Gila kenapa?" heran Reno yang baru muncul disusul Cia dibelakangnya

"Ngomong sendiri katanya ada anak kecil padahal kan nggak ada anak kecil disini" jelas Riko menatap Nara heran sama halnya dengan mereka

"Heleh mata lo tuh yang bermasalah! Btw gw mau minta izin buat nginepin anak ini dirumah" ucap Nara menunjuk suatu objek tapi yang mereka nampak Nara hanya menunjuk udara

"Angin?" tanya Reno bingung

"Apaan Angin orang jelas jelas manusia juga!" kesal Nara

"Kalo mau ngeprank jangan bareng bareng gw bingung" ucap Nara masih belum sadar

"Bawa ke dokter gimana pa?" tanya Reno pusing

"Nanti juga sembuh sembuh sendiri" ujar Riko menyahut

"Kalian nggak ada nampak gadis kecil disamping gw beneran?" bingung Nara menatap gadis itu yang sedari tadi cekikikan tidak jelas

"Kakak mending istirahat aja, kakak kecapean ya?" saran Cia sok baik

"Ha? Ah iya mungkin gw kecapean" tanggap Nara lalu menuju kekamar nya tapi langkahnya terhenti saat mendengar perkataan Geo

"Itu apa?" tanya Geo penasaran

"Ini wasiat dari mama" jawabnya lalu melanjutkan perjalanannya jangan lupa gadis kecil yang masih membuntutinya

Naraya [END] Terbit √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang