26. Huru-Hara

619 36 2
                                    

"Maksud lo apaan?!" gerak Gellen mencekram pergelangan Cia

"Lepasin tangan cewek gw!" bentak Sagara murka

"Gitu aja nangis" ujar Nara menatap malas

"Heh! Lo tuh yang cengeng!" ucap Putra emosi

"Dih siapa juga yang bilang cengeng pfftt..." jawab Nara menahan tawa

"Lo baru masuk sekolah udah cari masalah tau nggak!" geram Bisma

"Emang gitu ya?" tanya polos Nara lalu membuat wajahnya sesedih mungkin, mereka yang melihat ekspresi Nara menggigit bibir bawah nya menahan agar tidak mengarunginnya

"Heh!" ucap Gellen memasang wajah garang

"Hehe piss bang.." ujar Nara tersenyum dengan ngangkat dua jarinya ke atas

"Sini!" ucap Gellen membawa tubuh Nara kesamping ya lalu menghadapkan wajah Nara ke dadanya

"Apa?" bingung Nara atas sikap Gellen

"Wajah lo terlalu imut buat mereka yang laknat"

"Aaa.. romantis bet si Lo bang!" ujar Nara lalu melingkarkan tangannya ke perut Gellen

Para pengunjung kantin yang disuguhkan adegan roman didepannya berteriak histeris "Kok malah mesra mesraan!" kesal Putra tapi tak dapat dipungkiri mereka emang kiw kiw

"Iri bilang Puutt.." ejek Bisma

"Nama gw Putra! jangan lo panggil put put nanti jadi Puput!" ujar Putra membenarkan

"Elah emang gw pikirin!" jawab Bisma lalu mendapatkan tatapan sengit dari Putra

Prang

Brak

Dor

Dor

"Aaa...sembunyi!!" teriak para siswa siswi yang sudah berhamburan mencari tempat persembunyian

"Ayo!" ucap Gellen menarik tangan Nara entah kemana

"Weh kemana?!" bingung nya saat melihat sekelompok berbaju hitam yang sudah mengepung sekolahnya

"Kita cari tempat aman dulu" ucap Gellen terus membawa Nara

"Weh weh bentar! liat itu di lapangan!" Nara berhenti dan menunjuk suatu objek yang menonjol diantara mereka

"Tesa!" kaget Gellen saat melihat arah tunjuk Nara

"Tesa siapa?!" heran Nara saat melihat wajah panik Gellen

"Dia sahabat gw Ra.. gw harus apa dia lagi disandra!" jawab Gellen tak tenang

"Yaudah lo tenang!" Blbentak Nara yang lihat Gellen seperti orang gila

"Tenang gimana si Ra yang lo maksud! dia sahabat gw.." ujar Gellen dengan nada pasrah

"Lo bisa bela diri?"

"Bisa"

"Ok gw ngerti"

"Apannya?"

"Kita susun rencana"

"Lo bisa?" tanya ragu Gellen

"Lo ngeremehin gw?"

"Gw cuma takut kalo rencana kita gagal, Tesa bisa kenapa napa"

"Itu pikir belakangan, Lo ajak geng gior baut kerjasama, disini mereka unggul jumlah jadi kita perlu kerjasama dahulu"

"Ok terus?"

"Bla bla..."

"Lo beneran?"

"Ya iya lah!;lo nggak liat disini siapa yang kita bisa andalin? Palingan juga geng gior dong!"

Naraya [END] Terbit √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang