Pagi menampakan cahayanya membuat Nara membuka matanya secara paksa. "Eughh.." lengguhan panjang terdengar mengisi keheningan kamar
"Er..?" panggil Nara saat tak melihat tunangannya disamping nya
"Er kamu dimana? E-er kamu pergi..?" lirih Nara tiba tiba mengingat masa lalunya yang ditinggal oleh keluarganya
"Hiks hiks.. A-abang hiks Aya k-kangen hiks arrghhh!!" jerit Nara saat kepalanya seperti dihantamkan tembok kencang sangking sakitnya ia tak mampu mengendalikan kesadarannya sendiri
Bruk!
Nara pingsan beralaskan lantai yang dingin.
"Aya!! I'm comeback!" teriak Biankan masuk kedalam kamar namun ia dikagetkan dengan Nara sudah tergeletak tak berdaya"Aaa..!!! Aya! Bang Vero!!! Tolongin!!" jerit menggelegar diseluruh ruangan membuat Vero tergejolak kaget mendengar panggilan dari Bianka
Vero dkk berjalan cepat menuju ruangan Nara. "Aya bangun ya bagun woy!!" Bianka menggoyang nggoyangkan tubuh Nara agar bangun namun tak bisa sambil menangis sesenggukan
"Aya!" kaget mereka diambang pintu masuk lalu berlari menghampiri Nara
Vero dengan sigap mengendong Nara menuju ranjangnya dengan perlahan. Vero duduk di pinggir ranjang dengan raut khawatir tak jauh berbeda dengan mereka semua termasuk Vier.
"Bangun Ay, Abang ada disini" ucap lembut Vero langsung disambut terbukanya mata dari Nara secara perlahan
"Hiks hiks b-bang vero mana?" tangis Nara kembali membuat mereka menatap harap pada Vero
"Veya.." panggil Vero lembut disisi Nara langsung membuat Nara memberhentikan tangisannya ditengah rel kereta api seketika. Wkwk
"B-bang Ve..!" kaget Nara mengalihkan pandangan nya kesamping. Betapa terkejutnya dia saat melihat Vero berada sampingnya dengan senyum lembut dan tulus
"Peluk hmm?" Vero bertanya saat melihat raut wajah mengisyaratkan bahwa ia membutuhkan
Tanpa pikir panjang nara memeluk erat Abang tersayangnya seakan tak ingin ia pergi. Vero sedikit tercekik dengan pelukan Nara yang bertenaga, namun iya menikmatinya.
"Veya kangen sama abang.." gumam Nara tepat ditelinga Vero hingga membuatnya geli
Vero semakin mempererat pelukannya sama hal nya Nara. "Abang khawatir kalo Veya sakit" lirih Vero membuat Nara semakin menagis tersedu sedu
"Sekarang lepas, Abang pegel" pinta Vero lembut agar tak menyinggung hati adik nya tersayang
Nara melepaskan pelukannya lalu memandang Vero dalam, Vero yang tau arti pandangannya langsung mengangguk setuju. Ia menatap mereka yang masih disekitaran pintu masuk agar keluar.
"Bye Yaya.. cepat sembuh alesya ada disini!!" ucap Lesya selamat tinggal kepada Nara membuat Nara tersenyum manis
Diruang tamu yang terdapat sofa banyak sudah terisi penuh dengan anak anak remaja yang tengah berkumpul membahas rencana untuk menemukan pelaku dari pembunuhan mama Naraya.
"Ini dimakan, jangan mubazir ya anak anak!" ucap Rina dan Amanda bersama sama sambil menyajikan makanan dan minuman bermacam macam untuk dinikmati lalu mereka meninggalkan mereka
"Jadi rencana pertama kita akan selidiki orang rumah, terutama tikus kecil yang menggangu adik kesayangan kita. Kedua, kita amati setiap pergerakan mereka. Ikuti dan awasi, selagi ada celah kita jebak dia. Ketiga, lacak cctv yang tertera di rumah ini.." ucap Vero dilanjut hingga panjang lebar membuat lidah nya terasa kelu tak pernah berbicara sepanjang ini
Mereka yang paham susunan rencana dari Vero pun mengangguk setuju disertai senyum smirk khas mereka sendiri sendiri. "Kapan kita memulai misi?" tanya Dirro menatap mereka semua datar
"Ada yang cepat ngapain yang lambat, betul kan" jawab Alesya tersenyum manis namun mengundang kengerian bagi mereka
"Benar kata Alesya, kita laksanakan misi ini besok" tegas Bimo dengan wajah dingin nya
"1 Minggu kita selesaikan misi ini" senyum iblis milik Vero ia keluarkan, sedikit tertantang jika diberi waktu pikirnya
"Kalo bisa 4 hari kenapa tidak?" ucap Lesya kembali membuat hawa dingin menusuk kulitnya
"A-apa benar kan? Lebih cepat lebih baik kata-" ucap lesya terpotong
"Jangan Ngadi Ngadi! 1 Minggu gw rasa kurang hanya memecahkan misi ini Lesya!" tekan Nasya dibarengi tatapan tajam milik Bianka membuat nya kesusahan menelan saliva nya sendiri
"Aelah! Jangan natap gw kayak gitu bisa nggak!" sentak Alesya tak suka
"Kalo lagi serius jangan dibercandain Sya" Ingat Reo membuat alesya mengangguk paham
"Udah mending makan aja dulu biar rileks, jangan tegang tegang gini, nggak enak tau" sahut Leo mencomot Snack yang paling mencolok
"Eh mau gw ambil itu! Ngapain Lo comot!" geram Reo mendekat kan badannya terhadap Leo
"Eh apaan?! Gw duluan yang ngambil!" bantah Leo mencoba menjauhkan wajah Reo dari tangannya yang sedang memegang snack incaran miliknya
"Ck! Kalian ini kenapa? Masih banyak! Mata lo buta atau rabun heh? Minta beli kaca mata? Ok gw beliin! Se truk!" Marah Bianka membuat mereka bungkam, Bianka tidak suka jika ada keributan selagi masih ada yang serius
"Maaf Anka, tapi si Reo yang mulai" sesal Leo tetap saja menyalahkan
"Diem!" tekan Bianka menatap mereka tajam
"Cctv aman, barang bukti aman berarti kita tinggal nangkap pelaku bukan.." ucap Lesya dengan senyum liciknya
"Terus kalo udah ada bukti ngapain kita harus selesaiin waktu sampe satu minggu? Tinggal tangkep beres!" geram Leo sempat bingung
"Hmm iya juga, Aya udah kasih hasil bukti yang kuat ke kita, tinggal hukuman aja lah tugas nya" Bianka membenarkan
"Oke yaudah besok kita jalan kan rencana penangkapan, dilanjut hukuman dan acara pernikahan mereka berdua harus selesai" ucap Bimo disetujui yang lain
🐌🐌🐌
"woyy!!" kaget Oreo kepada Cia yang sedang santai dirumah Geo
"Bangs-" reflek Cia kaget tertahan tak sadar akan keberadaan mereka
"Nah kan apa gw bilang! Cia itu ppb" ucap Leo dibenarkan dengan semangat oleh Oreo
"Lo ikut kita!" tarik paksa Vero langsung menyeret Cia tanpa memperdulikan jeritan memekik telinga
Vero memasukan Cia kedalam mobil. "Woy lepasin gw bangsat! Lepas!!" teriak nya ingin keluar dari mobil yang sudah terkunci
"Diem!!" geram Vero ingin menendang mulut Cia sedari tadi tak bisa diam
"Lo mau bawa gw kemana anjing!! Goblok!" umpat nya terus menerus, ia tak peduli dengan drama nya sedari dulu terbongkar hari ini, ia pikir juga rencana sudah gagal total
"Bawa ruang penyiksaan" ucap sinis Vero, sedangkan anak anak lain menyusul dibelakang mobil yang tengah ia kendarai
🐌🐌🐌
Beberapa jam berkendara akhirnya mereka sampai ditempat markas, dengan segera mereka menyeret tubuh Cia kasar, lagi pula dia sudah pingsan dikarenakan mulutnya di tampol menggunakan sepatu keras milik Vero, ia sudah tak bisa menahan kekesalannya terhadap suara teriakan yang terus saja terdengar.
"Woy!!" panggil Bimo seorang anak buahnya segera datang
"Tugas gw kali ini apa? Perkosa atau menyiksa?" tanya Hego yang doyan wanita malam
"Masukin aja, kalo nggak mau paksa" ucap Vero langsung pergi meninggalkan ruang lembab itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Naraya [END] Terbit √
Teen FictionSeorang gadis yang di asing kan selama 10th di negara orang tanpa keluarga nya, ia dihukum atas kesalahan yang tidak pernah ia perbuat sendiri. Ia menemukan keluarga dan membuatnya menjadi seseorang yang kuat, tekat nya membalas dendam sudah ada sej...