12. Pulang

777 39 5
                                    

Tidak terasa besok adalah hari terakhirnya Naraya berada di sydney-Australia, ya Nara telah menjalani 10 tahun berada di negri yang sudah Nara anggap negri pemberi kebahagian untuknya.

Awalnya Nara sudah akan berangkat 1 Minggu yang lalu tapi keluarganya selalu melarang nya karena tak ingin berpisah dengan permata berharga mereka.

Nara yang tak tega melihat mereka yang merasa sedih menuruti kemauan dari sang bunda angkatnya untuk 1 Minggu lagi berada di sini, dan yah.. sekarang sudah hampir memasuki seminggu untuk nya.

"Bang.."

"Hm"

"Ais.. Abang mah jangan gitu!"

"Apa dek?"

"Besok mau anterin aku ke bandara ya"

"Bukan cuma Abang, tapi mereka juga ikut"

"Tapi terlalu ramai tau"

"Terus Adek mau mereka ngereog terutama bunda hm?"

"Ehehe engga juga si bang"

"Yaudah dengerin kata Abang"

"Iya iya abang ku sayang.. gemes deh pengen gigit"

🐌🐌🐌

"Abang...!" teriak seorang gadis mengejutkan mereka yang berada di ruang tengah

"Apa!" jawab mereka bersama sama

"Eh, kalem dong.." sahut gadis itu

"Kenapa sayang?" ujar wanita yang umurnya masih memasuki 28th itu

"Bunda ga ada niatan buat cari brondong gitu?" cicit Nara penasaran

"Heh ngomong apa kamu?"

"Ya itu yang bunda dengar tadi"

"Emang nya kamu mau punya ayah baru?"

"Emm.. enggak juga sih, jadi bunda ga ada niatan buat nikah lagi?"

"Enggak, Bunda udah cukup punya kalian"

"Aaa.. sweet banget si nda"

"Heleh"

"Eh yok bang jalan jalan ke luar" ajak Nara kepada para cowok yang sedang santai

"Gass" jawab Leo semangat di angguki yang lain

"Bunda juga mau ikut?" tawar Nara kepada Rina

"Enggak ah kalian aja, bunda mau rebahan" jawab Rina sambil tiduran di atas sofa yang empuk

"Yaudah kalo gitu, kita jalan dulu ya Bun" izin Nara kepada Rina

"Ya, tapi jangan malam malam loh ya di luar" teriak Rina kepada mereka yang sudah berjalan keluar rumah

"Ya..!" jawab Nara sambil berjalan santai

🐌🐌🐌

Sekarang mereka sedang duduk di pinggir danau yang tak jauh dari rumahnya, hening.

Tak ada yang memulai pembicaraan yang membuat suasana menjadi canggung.

"Kalian sedih nggak kalo aku pulang ke Indonesia?" tanya Nara memecahkan keheningan malam

"Ngapain ditanya!, Ya pasti sedih lah.. nanti siapa yang bakalan manja manja sama kita? Siapa yang bakalan minta adu kekuatan sama kita?, Siapa lagi kalo bukan Lo dek" ujar Diro panjang lebar

"Ya.. bener kata bang Diro, rumah pasti sepi kalo nggak ada kamu Zee" sambung Leo menahan tangis

"Aku pengen ga balik aja bang.. Disini Zee aman sama kalian semua, belum tentu juga kalo Zee pulang mereka bakalan ngelindungin zeze kayak kalian" ujar Nara sedih dengan mata memerah

"Kita ikut gimana sama Zee?" ucap Bimo menyarankan

"Engga!" jawab Nara cepat

"Kenapa?" tanya Oreo heran

"Mereka pasti curiga.. ini juga bukan urusan kalian jadi, biar Zee yang nyelesain, nanti kalo emang zeze udah nyerah kalian boleh bantu Zee" ucap Nara panjang kali tinggi

"Itu lebih baik" ujar Vero yang tadi menyimak

"Terus gimana sama mereka bertiga? Apa nggak bakalan ngereog kaya orang kerusupan" tanya Nara berfikir

"Bukan kaya lagi emang bakalan kerusupan dah tu anak tiga!" jawab Oreo geregetan

"Kalian jaga mereka ya.. lindungin mereka selagi aku nggak ada disisi mereka" ujar Nara menundukkan kepala

"Pasti!" Ucap mereka kompak nan tegas

"Selama aku nggak ada di sini markas aku serahin sama bang Vero" ucap Nara menatap Vero penuh harap

"Iya, Abang akan atur semuanya" ujar Vero meyakinkan adek angkatnya ini

"Satu pesan buat kalian.. jangan pernah berubah dan jangan pernah terpecah belah. Aku hanya ingin waktu aku kembali ke kalian, kalian selalu ada untuk ku" cicit Nara pelan yang masih bisa di dengar mereka

'Pasti Zee' jawab mereka di lubuk dalam hati mereka

"Eh udah ah sedih nya, besok kan aku udah berangkat jadi kita buat kenangan aja ayo" ajak Nara berseru dengan mata berbinar

🐌🐌🐌

"Hiks hiks.. Ade hati hati ya~" tangis Leo kepada Nara yang akan menaiki pesawat

"Huaa.. nanti jangan lupa kabarin abang ya dek kalo udah sampe" lanjut Oreo meraung raung tak malu dengan banyak orang berlalu lalang

"I-iya.. yaudah ah jangan nangis disini, ga malu apa dilihatin orang orang" ucap Nara menegur Oreo dan Leo yang terus menangis

"Kalian jangan lupa jaga bunda baik baik! Awas aja kalo bunda kenapa-napa pas aku ga disini" ancam Nara terhadap mereka

"Iya iya dek, aman lah itu" ujar Diro yakin

"Jaga kesehatan mu" ucap Vero

"Kalo ada apa hubungin kita" lanjut Bimo

"Jangan lupain kita ya dek" ujar Leo sedih

"Mana ada aihss" jawab Nara menabok Leo

"Kalo mereka apa apain kamu, tonjok masa depan nya aja, kalo cewe remes susunya oke dek" saran Oreo ngeres

"Dih, tapi oke juga kok,nanti kalo keadaan mendesak aku keluarin jurus nya, pasti berhasil bang!" ucap Nara bangga

"Bang.. Nara pamit ya.. kalian juga jaga kesehatan" ujar Nara melambaikan tangan saat mendengar pemberangkatan pesawat akan di terbangkan

"Ati ati adek ku.." ujar Bimo nahan tangis

"Ga usah nangis, kita doa kan yang terbaik buat Zee" ucap Vero bijak

Naraya [END] Terbit √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang