limapuluhsatu

12 1 0
                                    

Sementara itu, orang yang dicari-cari oleh mereka.

"Enak banget!"ujar Jeno sambil mengunyah tiada henti.

Jaemin ngangguk sambil terus mengambil lauk ke piringnya.

Karina tersenyum "syukur deh kalo sesuai selera kalian".

Jeno celingukan, menyadari bahwa rumah Karina sangatlah sepi walau memang tidak terlalu besar "lo tinggal sendirian?"tanya Jeno.

Karina mengangguk "iya gue tinggal sendirian"jawabnya.

Jaemin pun jadi ikut bertanya"orang tua lo emang kemana?Gak bahaya tah anak gadis tinggal sendirian ditengah hutan".

Karina menghentikan pergerakkannya"gue gak punya orang tua,gue emang udah lama ada disini"jawab Karina, tiba-tiba suasana menjadi canggung.

"Ka-kalo gitu lo mau ikut kita jalan-jalan ke Jogja gak?"tawar Jeno.

Jaemin yang mendengar itu sontak langsung menepuk paha Jeno,lalu berbisik"heh!Lu seenaknya ngajak cewek jalan sama kita!Mau dipenggal lo sama Giselle!?".

Jeno seketika tersadar"eh lupain aja,tadi gue ngelantur kemana-mana"klarifikasinya.

Jaemin anteng menyantap makanannya.Seperdetik kemudian dia menyadari suara Giselle yang tengah mengoceh tentang mereka.

Jaemin bangkit sambil menepuk pundak Jeno"Jen!Itu suara Giselle!".

Jeno yang sedang khusyuk makan, menaikkan sebelah alisnya "lo ngomong apa?Gue gak denger apa-apa,cuma suara ayam berkokok"jawab Jeno.

Kini Jaemin yang gantian bingung "maksud lo apa?Gue dari tadi gak ada denger suara ayam! Yang ada suara Giselle.Udah gue ke depan dulu"Jaemin langsung berdiri menghampiri pintu,Jeno pun menyusul meninggalkan Karina yang menatapnya tajam,walau dalam hatinya masih bingung oleh tingkah Karina.

"Gue bilang!Tu anak emang minta gue unyeng-unyeng!Fak u Jaeminn"teriak Giselle, melepas segala kekesalannya akibat Jaemin dan Jeno.

Winie buru -buru menutup mulut Giselle"lo! Inget ini masih tengah hutan!Jangan ngomong kayak begitu, nanti penunggunya marah!"omel Winie.

Giselle buru-buru menutup mulutnya"ampun mbah,saya gak sengaja ngomong kasar"ucap Giselle entah pada siapa.

"Hoy kalian!"teriak Jaemin melambai-lambaikan tangannya.

"Kek kenal tuh"ujar Somi.Mereka serentak menengok ke arah suara itu berasal.

"Kalian ngapain kesini?"tanya Jeno yang ikut menghampiri mereka .

Winie menjambak rambut Jeno "elu dicariin malah ngaso dibawah pohon!Mau kena Lo haahh"makin kuat jambakkan pada rambut Jeno.

Asahi ikut nimbrung "elu ngapain dah dipohon beringin?Gak takut apa?"tanyanya.

Mendengar itu, tentu Jaemin dan Jeno bingung sendiri"maksud lo gimana nih?Jelas tadi kita--"saat menengok kebelakang, alangkah terkejutnya Jaemin dan Jeno melihat pohon beringin yang tampak tua dikelilingi oleh ranting dan daun.

"Anjir,rumahnya kemana?"ujar Jeno.

"Lo ngapa?"tanya Giselle yang melihat mereka berdua pucat pasi dengan kaki gemetar.

Jaemin menggenggam tangan Giselle"kit-kita balik sekarang.Udah gak bener inih"Jaemin menarik Giselle yang kebingungan, disusul yang lainnya.

.
.
.

"Den Jeno kemana aja?Bapak kira den kesesat dihutan.Bapak hampir aja nelpon orang tua den"panik pak Toni menghampiri Jeno.

"Salah pak,harusnya kantor polisi.Dari pada mama papa, polisi lebih cepet.Entah mereka peduli atau enggak"ucap Jeno berjalan ke mobilnya.

Pak Toni menatap khawatir, langkahnya pun mengikuti Jeno.

Kalo kalian pikir mereka bakal kejebak dihutan karna bensin yang habis.Kalian salah,soalnya Jeno memesan via COD bensinnya.Kenapa gak dari tadi?Jawabannya ya karna dia lupa.

"Sip bensinnya udah penuh nih,ayo kita jalan"ujar Jaemin yang mengisi bensinnya.

"Yaudah go!"ucap Haecan dan pada akhirnya mereka berangkat tanpa tau ada yang mengikuti.

FORMER CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang