"Hiks... Ada yang sakit nak? Maaf, maafin mommy hikss.. Mommy emang gak becus jaga anak cantik mommy ini!" Dengan terisak, Tari mengusap wajah Nesya.
Sambil memberikan banyak kecupan di wajah putrinya, tari masih terus menangis. Setelah 2 minggu sejak putrinya kecelakaan ia tiada henti menangis setiap hari. Melihat kedua anaknya yang mengalami kecelakaan ditambah putrinya yang sempat menghilang.
"Udah mom! Nesya udah gak papa!" Ucapnya menenangkan Mommy nya tersebut. Dengan lemah, Nesya menghapus air mata Tari.
Sekali lagi, Tari memeluk Nesya sambil kecium kepala gadis tersebut. Setelah itu, ia melepaskan pelukannya dan beralih memeluk tubuh sang suami.
Sedangkan dengan langkah perlahan, Refa mendekat ke arah brankar Nesya. Dirinya juga baru keluar dari rumah sakit kemarin malam. Awalnya, setelah mendapat kabar bahwa adiknya ditemukan. Ia ingin langsung ikut menjemput Nesya.
Namun, Daddy nya berkata bahwa sebaiknya ia menunggu di villa milik Farren yang ada di bandung bersama sang Mommy.
Dengan mata berkaca-kaca dan wajah menunduk, Refa mendekat. Dirinya terlalu malu. Banyak penyesalan di saat ia sadar.
'Andai saat itu ia tidak mengajak Nesya pergi'
'Andai saat itu ia tidak akan menggunakan mobilnya'
'Andai saat itu dirinya melindungi Nesya'
'Andai.. '
Banyak sekali kata 'Andai' yang ia pikirkan. Namun, apalah daya bahwa semua itu sudah terjadi. Refa hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.
Nesya yang melihat kakaknya terdiam menunduk dengan bahu bergetar, ia lantas menggerakkan tangannya meraih tangan Nesya.
Dirinya tahu bahwa sang kakak pasti menyalahkan dirinya sendiri terkait apa yang ia alami.
"Ini bukan salah kakak! Ini takdir kak! Walaupun kita mencoba menghindari, namun siapa yang tau takdir kita akan seperti apa" Ucap Nesya dengan pelan menyakinkan Refa.
"Tapi..." Lirih Refa dengan suara serak.
"Kalo kakak gak ajak kamu pergi ini semua gak bakal terjadi ke kamu dek! Maafin kakak! Kakak emang gak becus jadi seorang kakak yang baik hiks! Kakak bodoh! Kakak gak berguna hikss!" Ujar Refa sambil meraung hebat. Ia sangat menyesal!
Nesya menarik kakaknya agar bisa ia peluk. Ia ikut menangis saat Refa menyalahkan dirinya sendiri. Namun, ia sangat tau bahwa ini juga bukan salah kakaknya.
Sambil mengusap bahu Refa yang masih menangis keras, Nesya bergumam menenangkan Kakaknya.
"Kakak gak salah! Kakak adalah kakak terbaik Nesya, buktinya Nesya bahagia punya kakak kayak Kak Refa!" Bisik Nesya sambil mengusap rambut Refa yang masih terisak.
Tari ikut menangis melihat interaksi kedua anaknya tersebur. Di dalam pelukan sang suami ia mendekap erat tubuh Farren agar tangisnya tidak terlihat oleh sang anak.
Sedangkan Farren juga menahan tangisnya. Ia juga merasa bersalah, semua ini berawal dari dirinya. Jika ia bisa melindungi keluarga kecilnya pasti kejadian ini tidak akan terjadi.
Setelah beberapa menit suasana mengharukan tersebut berlangsung. Refa beranjak dan duduk di samping brankar Nesya sambil menggenggam tangan adiknya.
Nesya menguap.
Refa yang paham langsung mengelus kepala Nesya.
"Jangan digituin nanti Nesya tambah ngantuk" Ucapnya dengan mata sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nesya
Подростковая литератураNESYA ARDHANA DIRGA seorang perempuan cantik dan lugu itu ternyata tidak memiliki kehidupan yang mulus dan indah. Sampai akhirnya seorang pria yang memiliki wajah tampan bak dewa dengan tidak sengaja menariknya ke dalam kehidupan seorang ARGA GORDAN...