chapter 4

60.8K 3.9K 173
                                    

"Kak Arga" gumamku sambil mengatur nafasku yang tersengal

"Woii!!" teriak arga yang langsung menghampiriku dan diikuti oleh refa dan deka. Ya orang itu adalah arga dkk

♥♥♥♥♥

"Nes, lo gak papa?" Tanya Deka sambil menarik diriku untuk kebelakang. Aku hanya membalas dengan gelengan kepala tanda diriku tidak apa-apa sambil memegang bahuku sebelah kanan.

"Dasar PENGECUT lo semua, beraninya lawan cewek doang!" Ujar Refa sambil menekan kata pengecut

"Wuish.. emang cewek itu siapa lo?" Ucap salah satu cowok tersebut "owh atau cewek itu jalang baru lo ya" lanjutnya yang langsung di ketawakan oleh teman-temannya.

"Bacot lo" ucap Arga sambil menendang perut salah satu cowok yang mengejek tadi. Akhirnya terjadilah baku hantam. Refa dan Deka ikut serta dalam perkelahian tersebut. Saat ini Nesya hanya melihat dari belakang bagaimana Arga menghajar tiga orang sekaligus. Sebenarnya bahu kanan Nesya masih terasa sakit tapi melihat seorang cowok hendak memukul arga menggunakan balok kayu dan secara spontan Nesya berteriak.

" KAK ARGA! AWAS BELAKANG!" ujar nesya sambil berteriak namun sayang Arga tidak mendengar sama sekali. Akhirnya, Nesya berlari dan menendang orang tersebut dari samping.

Bugh

Balok kayu terlempar jauh, saat ini Nesya berada di belakang Arga. Arga yang melihat Nesya dibelakangnya  sedikit terkejut. Tetapi, mereka mulai menghajar beberapa orang lagi. Setelah memakan waktu cukup lama akhirnya orang-orang tersebut kabur. Tetapi, sebelum orang-orang tersebut kabur, salah satu dari mereka berkata.

"Inget ya lo, antrex bakal balas dendam sama feros" ucap salah satu anggota antrex. Setelah mereka pergi, Nesya beristirahat di warung yang tadi sempat menjadi tempat tongkrongan orang-orang tadi.

"Nes, lo gak papa?" Tanya Deka.

"Gak, aku gak papa" ucapnya sambil memegang bahu sebelah kanan.

"Bahu lo kenapa?" Ucap Arga dingin.

"Owh gak papa, tadi cuma kena pukul" ucap Nesya sambil tersenyum.

"Nih punya lo kan?" Ucap Refa sambil menyerahkan tas kresek putih yang berisi manila.

"Huhh..untung aja gak hilang atau rusak" gumamku sambil menghela nafas "makasih kak" sambungku

"Nes, kok lo bisa berantem sama geng ANTREX sih?" Tanya deka heran
"Sialan lo antrex" batinku

"Oh, itu kak tadi kan habis dari warung itu. Terus mau pulang, eh gak taunya mereka malah godain aku. Trus malah pegang-pegang tangan aku lagi. Ya udah aku hajar aja heheh. Tapi ngomong-ngomong makasih ya kak udah bantuin aku" jelasku sambil terkekeh di akhir.

"Lo ternyata bisa berantem juga ya" ucap refa

"Hahah..biasa kali kak" ucapku

"Hah, biasa gimana maksudnya?" Tanya deka bingung "udah biasa dihajar gitu?" Sambungnya

"E..eh.. i..itu iya aku bisa bela diri" ucap gadis tersebut dengan gugup.

"Udah malam ini kak, aku pulang dulu ya" pamit Nesya sambil berdiri. Saat hendak berjalan pulang sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Gue anterin" ucap Arga dingin

"Gak us-" ucap Nesya yang hendak menolak ajakan Arga tetapi sudah di potong olehnya.

"Bacot, buruan naik" ucapnya sambil menatap Nesya tajam. Entah angin mana, akhirnya Nesya hanya mengangguk dan menaiki motornya.

"Wuiss..Arga gercep amat. Ati-ati ga jangan khilaf, kita mau kumpul nih" ucap Deka sambi tertawa gak jelas.

NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang