chapter 13

45.2K 3.1K 8
                                    

Nesya yang sudah pulih keadaannya pun memutuskan untuk kembali bersekolah. Ia saat ini tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai gadis tersebut turun kebawah dan langsung pergi ke luar tanpa menghiraukan keberadaan arya dan arnessa. Sedangkan sepasang suami istri yang melihat putrinya mengacuhkan mereka menatap sendu sang putri. Di dalam hati, mereka telah berjanji akan selalu memperhatikan nesya dan akan meluangkan waktunya untuk nesya.

Sedangkan nesya saat ini tengah melajukan mobilnya menuju ke sekolah. Sampai akhirnya mobil nesya sampai di parkiran sekolah. Gadisitu segera turun dan masuk menuju ke kelasnya. Saat nesya menuju ke kelasnya ia berpapasan dengan arga dkk.

"Hai nesya, gimana kabarnya?" Tanya deka sambil tersenyum genit.

"Emm baik kok kak" jawab nesya.

"Gausah pake kak kali. Kita kan seangkatan" ucap refa

"Emang kita seangkatan sih. Tapi, kalian lebih tua dari aku" ucap nesya.

"Halah cuma setahun doang kan?" Tanya deka.

"Bukan. Tapi dua tahun" jawab nesya polos. Deka dan refa terkejut mendengar ucapan nesya. Mereka kira nesya dan mereka terpaut satu tahun tapi ternyata dua tahun. Sedangkan arga, sebenarnya ia juga sama terkejutnya tapi arga dengan cepat menormalkan wajahnya kembali menjadi datar. Gengsi guys kalo ketahuan*

"Kalo lo beda dua tahun seharusnya sekarang lo masih kelas 10 dong. Tapi kok lo bisa seangkatan sama kita?" Tanya deka bingung.

"Ck, gitu aja kok gak tau sih kak" ucap nesya sambil mendengus. Deka bertambah bingung. Memang apa yang gak gue tau?-batin deka. Jangan tanya kenapa refa tidak bingung seperti deka. Karena ia sudah tau jika nesya yang beda dua tahun dengan mereka bisa seangkatan dengan mereka. Apalagi kalo bukan lewat jalur akselerasi? Iya nggak. Namun dasarnya deka yang lumayan lemot sehingga nggak paham sama sekali.

"Emang apaan?" Tanya deka.

"Akselerasi kak" jawab nesya santai. Deka masih diam tak berkutik.

Satu...

Dua...

Tiga...

"WOAHHHH..PINTER JUGA LO" teriak deka sambil bertepuk tangan seperti anak kecil. Dan karena teriakannya membuat perhatian semua orang terarahkan kepada mereka.

"helehh katanya pinter tapi kok kaya gitu aja nggak tau" cibir refa yang di balas dengusan oleh deka. Nesya yang melihat itu hanya terkekeh. Arga? Jangan ditanya, ia hanya menatap teman-temannya dengan muka datarnya.

"Ya udah aku masuk duluan ya kak" ucap nesya sambil tersenyum manis. Refa dan deka membalas dengan anggukan dan tersenyum. Lain halnya dengan arga, ia hanya mengangguk. Tetapi,

"Syukurlah kalo dia sudah baik-baik aja" -batin arga ketika melihat senyuman nesya.

♥♥♥♥♥

Bel istirahat baru saja berbunyi. Nesya meliat kesamping tempat duduknya dimana arga sedang tertidur. Dirinya pun ragu hendak membangunkan arga. Ia tadi disuruh memberi tahu arga kalo refa dan deka menunggu arga di gudang belakang.

Akhirnya nesya memutuskan untuk membangunkan arga. Ia mengguncang tubuh arga pelan.

"Kak!..bangun kak" panggil nesya pelan. Arga yang dipanggil pun segera bangun dan menatap nesya.

"Kakak ditunggu kak refa sama yang lain di gudang belakang sekolah" ucap nesya. Arga yang diberitahu hanya menganggukan kepalanya dan pergi keluar kelas begitu saja. Nesya yang melihat itu kesal bukan main.

"Dasar cowok aneh, Udah gue bangunin juga. eh, main nyelonong keluar gitu aja. Huftt..sabar nesya lo harus sabar" gumam nesya sambil memukul tas arga yang menjadi pelampiasan nesya. Tak lama nanda menghampiri nesya.

NesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang