بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
TAU CERITA INI DARIMANA?
TIM BARU BACA
TIM BACA ULANG
ABSEN DULU DARI DAERAH MANA AJA?
[Teruntuk pembaca lama, jangan pernah ada yang spoiler bab selanjutnya atau ending cerita ini, kalau ada bakal aku hapus komennya]
Ini adalah tahap revisi, tujuan cerita ini tetap sama, namun nanti akan ada beberapa part yang berubah.
*****
"ASTAGHFIRULLAH HAL 'ADHIMM ... APA YANG KALIAN LAKUKAN?"
Deg!
Spontan dua insan itu langsung bangkit dari posisinya.
"Gus Aishan?" Lelaki 30-an itu menggeleng tak percaya, karena ternyata manusia yang sedang berbuat dosa itu adalah Gus nya sendiri, cucunya Kyai Hamzah.
"Apa yang Gus Aishan lakukan?! apa Gus tidak sadar kalau ini pesantren?! ini juga pesantren kakek Gus sendiri! kenapa Gus berani-beraninya melakukan dosa sekeji ini?! kenapa Gus Aishan tega berkhalwat dengan seorang wanita malam-malam begini?" murka Ustadz Anam seakan malu mengakui kalau Aishan adalah Gus nya.
Sementara Aishan sendiri tersedak geli, apa katanya tadi? berkhalwat? siapa yang berkhalwat?
"Heh, siapa yang berkhalwat? gue cuma nangkap maling, nih cewek maling, tau nggak Lo!" sarkas Aishan.
"Enak aja kalau ngomong lu! udah berapa kali gue bilang, gue bukan maling! tolol banget sih lo!" balas Arsyi, tak terima.
"Elo yang goblok!"
"Elo."
"Elo."
"Elo--"
"CUKUP!!" potong Ustadz Anam.
"Sekarang Gus Aishan ikut saya ke ndalem, ajak pacar Gus sekalian!"
"What! pacar? ngapain gue pacaran ama modelan beginian?" cibir Arsyi.
"Heh, gini-gini gue udah punya pacar!" sanggah Aishan.
"Gue juga, emang Lo doang?!"
"Sudah! kalian tidak perlu berakting lagi sekarang! saya akan tunggu kalian di rumah ndalem!"
Setelah mengatakan itu, Ustadz Anam langsung pergi dan meninggalkan Aishan dan Arsyi dalam kekacauan parah.
"Ini semua gara-gara lo ya," bentak Arsyi sambil mengangkat telunjuknya di depan Aishan. "Ngapain sih lo tarik-tarik gue segala, sekarang malah ribet jadinya 'kan?"
"Pake di tuduh kita berzina segala lagi, gimana kalau kita disuruh nikah?" sambungnya lagi membuat Aishan menatap ke arahnya.
"Banyakin istighfar kalau ngomong lu!" peringat Aishan.
***
"ANANDA AISHAN ATHARRAZKA BIN MALIK AKBAR, SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN PUTRI SAYA, ARSYILA ANTHARISA BINTI WILDAN SANJAYA DENGAN MAHAR 100 JUTA BESERTA SEPERANGKAT ALAT SHALAT, DI BAYAR TUNAI."
Sekarang giliran Aishan yang mengucapkan qabulnya.
"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA PUTRI ANDA ... euumm b-bentar-bentar! namanya siapa tadi?"
***
"Ini adalah surat perjanjian perceraian yang gue buat." ungkap Aishan.
"Perjanjian perceraian?"
"Hm, pernikahan kita hanya akan bertahan selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan itu kita akan resmi bercerai, tapi surat itu belum diresmikan, karna gue harus minta persetujuan dari lo dulu."
"Bentar, lo 'kan suami, jadi lo itu berhak dong buat nalak gue kapan aja. Trus lo ngapain buat surat beginian? repot tau nggak."
"Gue buat surat itu, karna gue cuma ingin menjaga kehormatan bokap gue sama bokap lo. Kita ini baru menikah, jadi nggak mungkin 'kan kalau kita cerai secepat itu. yang ada gue malah di cincang-cincang sama bokap gue."
"Iya sih, lo bener juga, ya udah deh, gue setuju."
.
.
.INI CUMA SPOILER DIKIT, PASTI KALIAN BINGUNG KOK SEORANG GUS NGOMONGNYA GITU?
BACA DULU KELANJUTANNYA SAMPAI HABIS BARU KELUARIN ARGUMEN KALIAN, OKEY!
UNTUK NAMA 'AISHAN', BACANYA 'AISAN' AJA BIAR KEBAWA DI LIDAH!
PANGGIL AKU ZIL! JANGAN THOR/MIN!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ais & Syi || SEGERA TERBIT
RomancePart masih lengkap + Segera terbit. 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑? ═══ ❀ ═══ "Apapun ceritanya, pokoknya kita harus cerai, titik!" "Heh! Lagian siapa juga yang mau sehidup...