36 || Surat Dari Listia

19.7K 1.2K 300
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


"Salah dengan manusia, minta maaflah kepada manusia. Jika manusia itu memaafkanmu, maka Allah juga akan mengampuni dosamu. "

***

Arsyi mulai membuka matanya perlahan, terlihat semua anggota keluarga sudah berada dihadapannya dengan tatapan yang begitu mencemaskan keadaan dirinya. Papa Wildan, Ayah Malik, Bunda Ayra serta Qisti merasa khawatir, apalagi tadi Arsyi dibawa pulang dalam keadaan pingsan oleh Qisti.

"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar, Nak.... " ucap Papa Wildan.

"P-papa...." Arsyi langsung disambut hangat dalam pelukan Papanya. Terlihat dirinya meneteskan air mata lagi, setelah melalui kejadian seperti kemaren, pelukan seorang Ayah lah yang mampu membuat Arsyi sedikit tenang.

"Maafin Papa ya Nak ... Maafin Papa karena Papa nggak bisa jagain kamu, sekarang kamu tenang ya, kamu nggak boleh banyak pikiran, kejadian kemaren itu bukan salah kamu, jadi kamu nggak usah merasa bersalah atas kejadian ini. Sekarang kamu jangan nangis lagi ya Nak!"

"Tapi Aishan...." Suara Arsyi kembali tercekat.

"Arsyi...." sela Qisti. "Aku kenal Aishan itu seperti apa, dia pasti tau siapa yang benar dan siapa yang salah, tapi sekarang dia cuma butuh pelampiasan dan aku yakin Aishan tidak benar-benar marah sama kamu, dia cuma depresi atas kepergian Listia."

"Yang dikatakan Qisti benar, Nak. Bunda kenal pasti anak Bunda itu seperti apa, dia orangnya memang seperti itu, jika sudah dalam keadaan seperti ini, Aishan sering menyalahkan orang-orang yang coba mengganggu ketenangannya. Dulu Abyan yang selalu menjadi korbannya, padahal Abyan itu sama sekali tidak terlibat dalam masalahnya. Kadang-kadang ... Afra pun ikut disalahkan...." ujar Bunda Ayra.

"Aishan memang suka menyalahkan orang lain, tapi bukan berarti Aishan benar-benar membenci orang itu...." sambung Ayah Malik.

"Kamu tenang saja, Nak. Nanti Ayah akan bujuk Aishan untuk minta maaf sama kamu."

Entah kenapa rasanya Arsyi sudah nyaman memiliki mertua seperti orang tuanya Aishan, mereka sangat baik bahkan sudah menganggap dirinya seperti anak mereka sendiri, sekarang Arsyi malah merasa bersalah, karena dirinya dan Aishan sudah menyembunyikan sebuah rahasia dari mereka.

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang