53 || Sudah Terjadi

17.4K 1.2K 423
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Mas ... please! Boleh, ya?"

"Nggak boleh, sayang! Kamu itu lagi hamil, nggak baik naik motor, nanti kalau kamu kenapa-kenapa, gimana?"

"Tapi aku lagi ngidam nih, Mas. Dedek bayinya kepengen naik motor, lagian aku perginya juga bareng Arsyi,"

"Justru itu Mas nggak ngijinin kamu, sayang. Kalian itu sama-sama perempuan."

"Ya, tapi 'kan Mas Haris harus tau, kalau Arsyi itu jago lho bawa motor." rengek Qisti yang terus memaksa.

"Iyaa, Mas tau."

Yailah, mana mungkin Haris tidak tau, Arsyi itu 'kan mantannya.

Qisti terus memaksa agar Haris mau menuruti permintaannya yang kali ini. "Mas
... Lagian aku udah capek-capek dandan lho, bentar lagi Arsyi juga sampai, kalau nggak nanti bayinya nangis, gimana?"

"Bayinya belum lahir, sayang. Mana bisa dia nangis, lagian yang nangisnya juga pasti kamu."

"Ya itu Mas tau, Mas nggak suka 'kan lihat aku nangis, makannya Mas harus izinin aku pergi."

"Nggak." putus Haris.

"Please...!"

"Nggak boleh, sayang. Mas nggak mau kamu dan bayi kita kenapa-kenapa."

"Mas Haris jahat!" pungkas Qisti dengan rasa kecewanya.

"Sudahlah, Nak. Izinin aja istri kamu pergi, Bunda yakin nanti dia bisa jaga diri sendiri kok, lagian 'kan ada Arsyi yang bisa jagain dia nanti." bujuk Bunda Ayra yang mendadak muncul sambil membawa secangkir kopi untuk Haris.

"Tuh 'kan! Bunda aja nggak khawatir, Mas Haris nggak usah lebay deh, dipikir aku ini anak kecil apa?!"

Haris membuang napas kasar, bukannya tidak mau mengizinkan istrinya jalan-jalan pakai motor, tapi mengingat usia kandungan Qisti yang sudah memasuki 3 bulan, takutnya Qisti malah kenapa-kenapa dan membahayakan kandungannya.

"Mas...!" rengek Qisti dengan mata memelasnya.

"Nggak apa-apa, Haris! Izinin aja Qisti pergi, permintaan bumil itu tidak boleh ditahan lho, waktu Bunda hamil dulu, Bunda juga sangat sedih kalau Ayah Malik nggak ijinin Bunda buat ini itu, sama seperti yang Qisti rasain sekarang, pasti dia juga sedih kalau kamu nggak ngijinin dia pergi."

Mendengar penuturan dari Bunda Ayra, Haris mempertimbangkannya sejenak. Tiba-tiba bunyi klakson terdengar dari luar, ternyata Arsyi sudah sampai, siap dengan motor Scoopy yang ia bawa.

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang