46 || Hari Indah Di Pantai

18K 1.1K 204
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Aishan!"

Yang dipanggil langsung celingukan mencari sumber suara, mata Aishan menyipit saat melihat seorang wanita berjubah putih dari kejauhan yang hendak berjalan ke arahnya. Senyum indah mulai memancar kembali di wajahnya, hatinya bergetar, sudut matanya terlihat berembun dan mulutnya sudah tidak sabar menyebut nama itu lagi.

"Tia...?"

Tangis haru Aishan pecah detik itu juga, Listia Anastasia, Aishan tidak salah lihat 'kan? Wanita itu Listia, cinta pertamanya.

"Tia...." Aishan dengan sigap memeluk wanita itu, pelukan yang sangat Aishan rindukan selama ini. "Kamu kemana aja, sayang? Aku merindukan kamu, aku nggak bisa jauh dari kamu, aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Tia." ungkap Aishan yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Sekarang kamu harus janji sama aku, kamu jangan pergi lagi, kamu jangan tinggalin aku, kamu harus janji, Tia!"

"Nggak bisa, Aishan."

Wanita itu melepas pelukannya sesaat, lalu menatap penuh manik mata Aishan. "Aku nggak akan pernah kembali lagi buat kamu. Aku sudah mempunyai kehidupan baru dan sekarang kehidupan kita berbeda, kita tidak akan pernah bisa bersama lagi seperti dulu, lagipula ... sekarang kamu juga sudah punya Arsyi--"

"Enggak. Arsyi nggak cinta sama aku, dia bohong, dia sudah mempermainkan perasaan aku, dia sudah melukai perasaan aku, Tia. Aku nggak terima, hati aku sakit, Tia, sakit...."

"Kamu salah, Arsyi tidak membohongi kamu, dia itu cuma membohongi perasaannya sendiri, sebenarnya dia cinta sama kamu, cuma dia belum mau jujur tentang perasaannya. Kamu juga seperti itu 'kan...?"

"Katakan! Kamu mencintai Arsyi atau tidak?"

"Tid--"

"Jangan bohong!" tegas wanita itu.

"I-iya, a-aku mencintai Arsyi, aku sangat mencintai Arsyi, Tia. Maaf, aku sudah ingkar janji sama kamu."

Wanita itu terkekeh kecil. "Kamu memang orang yang selalu ingkar janji, Aishan. Kamu selalu lupa menepati semua janji kamu. Tapi mulai dari sekarang ... aku tidak mau melihat kamu mengingkari janji kamu lagi. Kamu harus janji sama aku bahwa kamu tidak akan pernah melepaskan Arsyi, kamu harus janji bahwa kamu akan selalu membahagiakan istri kamu. Kamu harus janji, Ais! Aku mohon tolong jangan ingkari janji terakhir aku buat kamu!"

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang