بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
***
Seorang gadis bergamis abaya hitam, serta hijab coksu segiempat sedang menuju ke sebuah apartemen. Kini dia sudah berada tepat di depan pintu nomor 307. Setelah apa yang sudah terjadi dengan hubungannya bersama Haris, jelas Arsyi tidak akan membiarkan semuanya sirna begitu saja.
Hembusan napas panjang keluar dari bibir tipisnya. Sedikit keberanian ia keluarkan untuk mengetuk pintu itu.
Tok tok tok!
"Assalamu'alaikum,"
Tidak perlu waktu lama, pintunya pun terbuka dan memperlihatkan seorang pria berkaos oblong putih yang berdiri tegak sembari menjawab salamnya. Begitu melihat siapa yang datang, Haris langsung menurunkan pandangannya.
"Kak Haris," lirih Arsyi dengan matanya mulai berkaca-kaca kembali.
"Untuk apa kamu kesini?" Satu kalimat yang begitu menyakiti perasaan Arsyi. Ini bukan yang pertama kalinya Arsyi datang ke sini, dan setiap ia datang ke apartemen ini, Haris pasti akan menyambutnya dengan sambutan hangat, tapi kali ini, tatapannya saja begitu dingin seolah tidak pernah ada hubungan apa-apa di antara mereka.
"Kak Haris...." tangis Arsyi dan merangkul pinggang Haris.
"Lepas Arsyi! jangan peluk saya seperti ini! saya tidak ingin menyakiti perasaan suami kamu, lepasin saya, Arsyi!" titah Haris sambil berusaha melepas tangan Arsyi yang masih mengalungi pinggangnya.
"Kak Haris aku mohon, aku mohon dengerin penjelasan aku dulu, ini semua nggak seperti yang kakak lihat, aku mohon Kak, dengerin aku duluuu...."
"Percuma, Arsyi. Apapun yang ingin kamu jelaskan itu tidak akan pernah bisa mengubah keadaan, karena kenyataannya sekarang kamu sudah menjadi istri orang lain. Dan saya--"
"Kak Haris tetap milik aku." potong Arsyi. "Dan aku tetap akan menjadi milik kakak selamanya."
"Tidak, Arsyi. Saya bukan siapa-siapa lagi di hidup kamu. Hubungan kita sudah selesai, sekarang mendingan kamu pulang! tidak baik bagi seorang wanita yang sudah bersuami bertemu laki-laki yang bukan mahramnya, itu sama saja kamu nusyuz sama suami kamu, dan ingat, Arsyi! setelah menikah, surga seorang istri ada di telapak kaki suaminya."
"Enggak, Kak. Kakak dengerin dulu penjelasan aku! Aku menikah sama dia itu karena terpaksa,"
"Waktu itu aku memang berniat kabur dari pesantren, tapi malam itu Aishan datang menghalangi aku, hingga akhirnya kami dituduh berzina sama Ustadz di sana." jelas Arsyi. Haris masih terdiam menyimak penjelasan Arsyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ais & Syi || SEGERA TERBIT
RomancePart masih lengkap + Segera terbit. 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑? ═══ ❀ ═══ "Apapun ceritanya, pokoknya kita harus cerai, titik!" "Heh! Lagian siapa juga yang mau sehidup...