43 || Al-Mulk

18.8K 1.2K 195
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aishan menatap intens istrinya yang kini menunduk sedih. "Syi...."

"Iya?"

"Boleh aku tanya satu hal?"

Arsyi mengangguk boleh.

"Apa ... Kamu masih mencintai Haris?"

Arsyi menunduk dalam, bayangan masa lalunya bersama Haris mulai melintas lagi di pikirannya, kebersamaannya bersama Haris, perhatian Haris terhadapnya, dan saat-saat dimana Haris berjanji akan menjadikan dirinya sebagai wanita kedua yang ia cintai setelah Ibunya.

Namun urung, semuanya sudah digantikan oleh Qisti. Setetes air mata pun berlinang di pipi Arsyi, hal yang paling tidak bisa dilupakan olehnya, yaitu saat dimana Haris melamar wanita lain didepan matanya sendiri. Sakit? Tentu saja, bahkan sampai sekarang luka itu belum lekas sembuh.

Aishan, pria itu masih membungkam mulutnya ketika melihat raut wajah Arsyi yang tertunduk sedih. Apa pertanyaannya tadi sudah menyakiti perasaannya? Tapi jika iya, maka itu tandanya Arsyi masih mencintai Haris. Apa sesulit itu bagi Arsyi untuk melepaskan kekasihnya dulu? pikir Aishan.

"Syi...."

Lamunan Arsyi seketika menghilang, dia juga cepat-cepat menyeka air matanya.

"Maaf ... harusnya gue nggak nanyain hal itu, ternyata Lo masih--"

"Tidak." potong Arsyi, "Aku tidak mencintainya lagi."

Deg!

"Lagian ...  untuk apa aku mengharapkan pria yang sudah bahagia dengan istrinya? aku juga tidak berniat mengambil kembali hatinya Kak Haris, aku tau, Kak Haris pasti udah lupain aku, dan satu-satunya wanita yang ada di hatinya sekarang adalah Qisti. Aku yakin, Qisti pasti bisa bahagiain Kak Haris, dan tugas aku sekarang adalah mengikhlaskan...."

"Bahagia itu tidak mesti dengan kita bisa memilikinya, tapi bisa juga dengan melihatnya bahagia walaupun dia bukan milik kita." lirih Arsyi, tulus dan ikhlas.

"Jadi ... Lo udah beneran ikhlasin Haris?" tanya Aishan, memastikan.

"Iya, meskipun sakit. Lagipula sekarang kita udah jadi keluarga, aku nikah sama kamu, dan Kak Haris nikah sama sepupu kamu." Arsyi terkekeh kecil, "Takdir lucu juga ya?"

"Iya, kita sama-sama pernah merasakan kehilangan, gue kehilangan Listia, dan Lo juga kehilangan Haris. Kita seimbang, kita pernah merasakan sakit yang sama."

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang