بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Jodoh takkan kemana, jadi kemanapun seorang insan pergi pasti ketemu jodohnya.
—Ais & Syi—
*****
Dini hari.
Di mana semua santri sedang beristirahat untuk menjalani rutinitas besok, namun ada seorang santriwati yang sedang misuh-misuh membereskan barang-barangnya. Sudah dipastikan bahwa malam ini ia akan kabur dari tempat yang tidak selaras dengan hidupnya.
"Maafin Arsyi ya, Pah, Arsyi terpaksa, tempat ini nggak cocok buat Arsyi." gumamnya sembari membayangkan wajah Papanya, entah bagaimana reaksinya nanti jika mengetahui kalau putrinya kabur dari pesantren.
Jam sudah menunjukkan pukul 02:50, Arsyi mengendap perlahan-lahan supaya teman asramanya tidak terjaga. Belum sampai depan pintu, Arsyi memukul pelan keningnya, "Aduhh ... Foto Mama....".
Terpaksa Arsyi mundur kembali untuk mengambil foto Mamanya yang ia letakkan di atas lemari. Saat memegang foto itu, rasanya agak berat kalau ia harus kabur dari pesantren.
"Mah ... maafin Arsyi ya udah kecewain Mama, sekarang kita pulang ya, soalnya ... Arsyi nggak betah tinggal di sini, maaf kalau Arsyi nggak bisa mewujudkan keinginan Mama,"
Arsyi adalah salah satu anak yang cuma bisa mengobrol dengan Mamanya lewat foto saja. Sedih? tentu saja, apalagi di saat seperti ini. Pasti Mamanya akan sangat kecewa dengan keputusannya saat ini.
Sekilas Arsyi melirik ke arah dua orang yang sudah bersedia menjadi sahabatnya selama ini.
"Intan, Fiya. Gue pulang ya, makasih udah mau bersahabat sama orang seperti gue, you are my best friend."
Perlahan Arsyi membuka pintu dan setelah keluar ia menutupnya kembali. Helaan napas berat keluar dari bibir tipisnya. Semoga saja rencana konyolnya malam ini berjalan lancar. Arsyi pergi dengan satu tas ransel saja, untuk barang yang lain sudah diniatkan sedekah buat teman seasramanya.
"Kaya maling aja gue." kekehnya seakan tak sabar sampai ke istananya lagi.
"Kalo aja ada mesin teleportasi, udah gue gunain biar cepat sampai di kamar,"
"Ep, kalau gue ketangkep basah gimana? Enggak nggak nggak ... Arsyi! lo harus fokus sama misi lo sekarang!"
Di sisi lain, seorang pria sedang celingukan mencari makanan untuk mengganjal perutnya. Belum satu hari penuh Aishan berada di pesantren, rasanya sudah satu abad saja. Apalagi di tengah malam seperti ini, baru saja Aishan terlelap tidur setelah berperang dengan nyamuk sialan, sekarang malah perutnya bunyi-bunyi seperti alarm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ais & Syi || SEGERA TERBIT
RomancePart masih lengkap + Segera terbit. 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑? ═══ ❀ ═══ "Apapun ceritanya, pokoknya kita harus cerai, titik!" "Heh! Lagian siapa juga yang mau sehidup...