55 || Calon Papa

19.3K 1.4K 717
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

APA KABAR SEMUA, UDAH PADA PENASARAN YA? FOLLOW DULU YUK!
Gerrysalutt_

APA KABAR SEMUA, UDAH PADA PENASARAN YA? FOLLOW DULU YUK! Gerrysalutt_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


Ceklek!

Arsyi membuka kembali pintu rumahnya, seketika matanya menyipit karena ternyata rumahnya kosong seperti tak berpenghuni.

"Ais kemana?" gumamnya sembari menelusuri satu rumah untuk mencari suaminya.

Tidak ada siapapun, kecuali kucing mereka yang sudah tertidur pulas di atas meja makan.

Akhirnya Arsyi memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Saat masuk, mata Arsyi langsung terbelalak dan tubuhnya membeku di tempat, mulutnya seakan terasa kaku untuk berucap, sulit sekali menerima kenyataan yang sudah ditangkap oleh manik matanya saat ini.

"AISHAN!"

Hancur, air mata itu sudah tidak bisa dibendung lagi ketika melihat banyak sekali botol minuman keras yang tercecer di lantai. Sementara suaminya sudah lemah terhuyung di sofa efek dari alkohol yang ia minum.

Bau alkohol menyengat ke seluruh kamar, Arsyi sangat membenci bau itu, kenapa Aishan harus seperti ini? Kenapa lagi-lagi Aishan harus membuat dirinya menangis seperti ini?

"Aishan sadar! Apa yang kamu lakukan?! Kamu udah bikin aku marah! Aku benci, Ais, aku benci kamu mabuk kaya gini!" marah Arsyi sembari menggoyangkan kasar tubuh suaminya.

"Ka-mu kemana aja, sa-yang? hm, kenapa baru pu-lang sekarang?"

Kalimat yang Aishan ucapkan masih terpatah-patah, sepertinya dia masih pusing karena efek minuman itu, matanya begitu merah seperti iblis, namun dalam keadaannya yang sudah seperti itu, Aishan masih bisa mengenali istrinya, dia menangkup wajah Arsyi dengan air matanya yang kini sudah berlinang.

Arsyi sedih, pasti Aishan melakukan ini karena sudah capek mencari-cari keberadaan dirinya, Arsyi tahu itu. Lagipula dirinya juga baru pulang jam dua belas malam. Mungkin Aishan mabuk-mabukkan sebagai pelariannya saja, dia pasti takut kalau dirinya tidak akan pulang lagi untuknya.

"Jangan per-gi lagi!"

Arsyi menyeka air matanya, lalu dengan sigap memeluk erat tubuh suaminya. "Aku nggak kemana-mana, aku cuma mau tenangin diri aku aja. Kamu nggak usah khawatir, aku baik-baik saja, Ais...."

"Ma-af...." lirih Aishan.

"Aku cuma bisa bi-kin kamu nangis, a-ku minta maaf, sa-yang."

"Nggak apa-apa, aku nggak marah sama kamu, aku juga minta maaf karena udah bikin kamu khawatir sampai mabuk-mabukan kaya gini, sekarang kamu istirahat, ya...."

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang