45 || Panti Asuhan

19.6K 1.3K 515
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Panti Asuhan Mulia Bakti.

Sebuah sedan putih berhenti di pekarangan tempat dimana terdapat puluhan anak-anak sedang bermain dengan keceriaannya. Tempat dimana anak-anak yang sudah kehilangan orang tuanya diasuh dan dididik di tempat ini.

Pemilik mobil putih itupun keluar secara bersamaan, seorang pria berambut lurus dan rapi dengan kemeja putih tulang dikombinasikan dengan celana jeans hitam dan sepatu sport putih, penampilan yang cukup simpel tapi keren, karena wajahnya yang cukup tampan. Tangan kekar itupun  tergerak menurunkan kacamata hitam yang sedari tadi dipakainya. Itu adalah Aishan.

Matanya mengitari beberapa bangunan didepannya dengan mulutnya yang masih mengunyah-ngunyah permen karet sejak perjalanan tadi.

"Kita ngapain kesini?"

Pertanyaan itu melambung kepada seorang wanita yang sudah berdiri tepat di sampingnya. Gadis bergamis abaya hitam dipadukan dengan pashmina caramel itu tidak menjawab, terlihat ia sedang merogoh ponsel dalam tas selempang kecil yang ia pakai. Itu tak lain adalah Arsyi, gadis 19 tahun yang sudah berstatus sebagai istrinya Aishan.

"Lo mau adopsi anak?"

Sudah dua pertanyaan Aishan belum terjawab, Arsyi malah melangkahkan kakinya menuju ke dalam area panti asuhan itu. Aishan hanya ikut saja, padahal dirinya masih penasaran atas tujuan apa dan kenapa tiba-tiba saja Arsyi mengajaknya ke panti asuhan.

"Kalau lo mau punya anak? Ngapain adopsi? Kita 'kan bisa bikin sendiri." cerocos Aishan yang langsung ditatap nyalang oleh istrinya.

"Bisa diem nggak?" tegas Arsyi.

Aishan cuma berdecak kesal dan terus membuntuti langkah istrinya.

"KAK ARSYI!"

Seruan dari seorang anak kecil perempuan yang sedang berlari ke arah mereka, membuat langkah mereka sama-sama terhenti. Wajah Arsyi juga terlihat kegirangan saat melihat anak itu, iapun berjongkok dan merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan dari anak itu.

"Kayla!" Arsyi dan anak itupun berpelukan erat dengan tangis haru seperti sudah lama tidak bertemu.

"Kayla, kakak kangen banget sama kamu."

"Kayla juga kangen banget sama Kak Arsyi."

Aishan, pria itu cuma menggaruk kepalanya dengan telunjuk.

Gadis kecil yang kelihatannya seumuran dengan Afra itu melepas pelukannya sejenak, lalu menatap penuh wajah cantik Arsyi. "Kenapa Kak Arsyi nggak pernah kesini? Kenapa Kak Arsyi baru datang sekarang?" tanya anak itu.

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang