28 || Terlambat

16K 939 40
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kelopak mata dari seorang gadis yang baru tersadar dari pingsannya mulai terangkat. Yang terlihat di matanya cuma langit kamar, akan tetapi itu bukan kamarnya sendiri. Tangan kanannya digerakkan untuk memegang kepalanya yang masih berdenyut.

"Engghh ... a-ku dimana?"

Gadis itu berusaha mengingat apa yang sudah menimpa dirinya tadi siang, seingatnya mobilnya tadi kempes, tapi tiba-tiba ada orang yang mendekapnya dari belakang lalu membungkam mulutnya dengan kain yang berbau alkohol, setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi. Berarti sekarang....

Dia diculik?

Bola matanya celingukan sana-sini, antara takut dan bingung, entah dimana dia sekarang, yang jelas ruangan itu terlihat seperti kamar, namun tidak ada petunjuk yang bisa membuat dirinya bisa menerka itu kamar siapa. Semuanya polos, tidak ada foto sama sekali.

"Ssss ... Aku ada dimana sekarang?"

"Lo ada di kamar gue, Qisti."

Deg!

Seorang pria berbadan tegap dan berkulit putih khas bule tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Va-Varrel? Lo?"

Qisti benar-benar kaget bukan kepalang, Varrel mendadak muncul dihadapannya, itu berarti yang telah menculiknya adalah Varrel. Terlebih lagi yang membuat Qisti ketakutan karena Varrel muncul tanpa pakaian yang menutupi dadanya, pria itu hanya menggunakan celana bokser selutut.

"Akhirnya lo sadar juga, Qisti. Gimana keadaan lo sekarang, hm?" Varrel mulai naik ke atas kasur, sekarang Varrel berada dekat tepat di depan Qisti. Badan gadis itu sudah gemetar sejak tadi, napasnya juga terasa sulit dihembuskan, apalagi saat tangan Varrel bergerak mengusap kepalanya yang masih tertutup hijab.

"Kenapa? takut ya?"

"Lo mau apain gue? lepasin gue! gue mau pulang."

"Ssssttt ... nanti aja ya, plus gue akan anterin lo sampe pintu rumah, tapi sekarang...." Varrel dengan lancangnya membelai pipi Qisti tanpa izin dari empunya. Qisti berusaha menepis, namun Varrel lebih dulu menahannya.

"Lo nggak bisa kemana-mana lagi sekarang! Lo udah jadi milik gue."

"Aku mohon tolong lepasin aku, Varrel! aku mohon...!" Saking takutnya, Qisti tidak bisa lagi menahan air matanya, nyawanya seakan ditarik paksa saat itu juga.

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang