16 || Surat Perjanjian Perceraian

17.6K 991 5
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

'Monyet?'

'Setan?'

Sekarang mereka saling memandang dengan wajah panik, kenapa tiba-tiba mereka bisa ada di restoran yang sama? Bawa pacar sendiri lagi.

'Brengsek, ngapain tuh cewek ke sini? ini nggak bisa dibiarin, kalau sampai Listia ketemu sama Arsyi, bisa ambyar nih restoran."'

'Sial, kok Aishan bisa ada di sini sih? nggak nggak, jangan sampai Kak Haris ketemu sama Aishan, bisa-bisa Kak Haris bakalan ngeghosting dari kehidupan gue.'

"Arsyi, wajah kamu kok panik gitu, kamu lihatin apa, sayang?" tanya Haris yang sedari tadi merasa aneh dengan sikap Arsyi. Akhir-akhir ini Haris merasakan adanya perubahan dengan sikap Arsyi, apa ada sesuatu yang ia sembunyikan?

"Eumm, a-aku enggak kenapa-kenapa kok, Kak." ralat Arsyi.

"Beneran?"

"Beneran Kak, Kak Haris kok nggak yakin gitu sama aku?"

"Ya ... karena, semenjak kamu pulang dari pesantren, saya merasa aneh aja sama kamu. Apa ada yang kamu sembunyiin dari saya? katakan Arsyi?"

'Aduh ... Kak Haris udah curiga lagi, tapi gue nggak mungkin kasih tau yang sebenarnya' batin Arsyi, cemas.

"Kalau itu masalah, kamu boleh curhat sama saya, Inn Syaa Allah saya akan kasih solusi yang terbaik untuk kamu."

"Enggak Kak, nggak ada kok. Suwer."

Haris menghembuskan napas panjang, walau sebenarnya ia belum sepenuhnya percaya dengan omongan Arsyi, tapi ia berharap kalau Arsyi tidak akan pernah membohonginya. Mereka pun kembali melanjutkan makannya.

"Oh iya Arsyi, kira-kira kapan saya bisa ke rumah, buat ketemu sama papa kamu?"

Deg!

Di sisi lain, Aishan dan Listia juga tengah menikmati makanannya. Sekali-kali Aishan melirik ke arah Arsyi yang sedang ngobrol bersama pacarnya. Heran, kenapa mereka bisa serestoran?

"Sayanggg ... suapin dong! emang kamu lagi ngelirik siapa sih?" omel Listia yang memecahkan lamunan Aishan.

"Eum nggak sayang, sini aku suapin!" ralat Aishan.

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang