02 || Menjadi Santri

29.8K 1.3K 32
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Begitu banyak kampus di dalam dan di luar negeri, tapi kenapa Papa malah desak aku untuk menjadi santri?

—Arsyila Antharisa—

—Arsyila Antharisa—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Papa akan senang sekali kalau kamu betah tinggal disini." ujar seorang lelaki 40-an yang baru saja mendaftar putri kesayangannya di pesantren Al-Kahfi.

"Aduh pah... udah berapa kali Arsyi bilangin, Arsyi tuh nggak mau tinggal di sini. Tempat ini tuh boosann... banget, trus kampungan lagi, pasti orang-orang yang tinggal disini juga pada kampungan semua, masa Arsyi harus temenan sama mereka sih pah!"

Nah, yang banyak ngomel-ngomel itu namanya Arsyila Antharisa, putri tunggal dari seorang pengusaha sukses yang memimpin perusahaan Sanjaya grup di kota Jakarta dan masih banyak lagi harta kekayaan yang tentu membuat orang-orang menjuluki putri nya sebagai anak Sultan. Gadis pencinta shopping itu memang sangat susah di atur, ia selalu manangkalkan jurus puppy eyes dengan bola mata coklatnya untuk menjinakkan sumber nafkah hidupnya.

Lebih-lebih lagi kalau ia senyam-senyum dengan menampilkan sederetan giginya yang putih bersih serta bonus gingsul di antaranya. Siapapun pria pasti akan jungkir balik bila sudah kena jurus kedipan mata sayunya.

"Arsyi... Kamu itu anak papa satu-satunya, papa cuma mau kamu mendapatkan pendidikan berkualitas." putus Papa Wildan.

"Pah, pendidikan yang berkualitas itu bukan di sini, tapi di Hadvard University, Cornell University, University New York, lah ini? Ini namanya bukan belajar pah, tapi buang-buang waktu." keluh Arsyi.

Papa Wildan hanya bisa mengelus dada menghadapi putri semata wayangnya itu.

"Nak ... dulu papa juga menghabiskan waktu pendidikan di pesantren, dan lihat kehidupan kita sekarang! Apa kita pernah nggak ada makanan? Apa papa pernah nggak ngasih uang buat kamu? Apa kita pernah ngutang sama orang lain?,dan apa kamu pernah tidur di lantai?"

Ais & Syi || SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang