بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
***
41 Days Later
_________________Hari silih berganti, tak terasa 41 hari sudah Arsyi terbaring kaku dengan berbagai alat medis yang membantunya untuk bertahan hidup. Satu bulan lebih, Arsyi berjuang sendirian melewati masa kritisnya, namun sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda bahwa dirinya akan segera sadar.
Semua orang sangat menginginkan kesembuhannya, termasuk suaminya sendiri, Aishan. Tidak pernah sedetikpun Aishan lupa memanjatkan doa untuk kesadaran Arsyi, bahkan setiap satu kali sehari, Aishan selalu menyempatkan diri untuk menjenguk istrinya yang terbaring di ruang ICU, dia bermonolog sendiri, memberikan semangat untuk istrinya dan yang terpenting, Aishan tidak pernah lupa memberi bonus kecupan di wajah istrinya.
Seperti saat ini, di hari yang 41 Arsyi koma, Aishan tidak pernah bosan-bosannya datang untuk mensupport istrinya. Padahal jam kunjungan ke ruang ICU umumnya sangat terbatas, begitu pula dengan jumlah pengunjung yang diizinkan untuk menjenguk pasien karena ditakutkan terjadinya penularan infeksi. Dokter juga pernah memperingati Aishan untuk tidak keseringan menjenguk istrinya, tapi Aishan tetap saja ngotot masuk.
Aishan mulai melangkahkan kakinya ke dalam ruang yang penuh dengan peralatan medis itu, seperti yang diintruksikan oleh dokter, Aishan harus memakai baju hijau beserta masker, sampai di sana Aishan malah melepas maskernya karena dia memang tidak suka pakai masker. Udah nggak bisa ngomong, nggak bisa napas lagi, pikirnya.
"Assalamu'alaikum, istrinya Aishan." salam Aishan sambil menyunggingkan senyum untuk Arsyi.
"Udah 41 hari, Syi. Satu bulan lebih Lo udah tidur nggak bangun-bangun, emang seindah apasih mimpi lo, sampai Lo lupa kalau masih ada gue di sini, hm?"
Aishan meraih tangan Arsyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ais & Syi || SEGERA TERBIT
RomancePart masih lengkap + Segera terbit. 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑? ═══ ❀ ═══ "Apapun ceritanya, pokoknya kita harus cerai, titik!" "Heh! Lagian siapa juga yang mau sehidup...